Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Putri Bungsu Mona Ratuliu Terkena Dermatitis Atopik, Apa Itu?

Kisah ini dibagikan Mona dalam akun Instagram pribadinya, @monaratuliu. Mona menuliskan keterangan bahwa daerah sekitar wajah dari putrinya, memerah dan berisi air.

“Bukan karena keseringan dicium, bukan juga karena kena ASI kok. Kalau ada yang bayinya kulitnya mirip Numa begini, ini namanya, dermatitis atopik."

"Biasa dikenal juga dengan eksim. Pemicu munculnya ruam merah ini biasanya karena alergi,” tulis Mona, Selasa (25/8/2020).

“Alergi ini biasanya karena keturunan. Nggak kaget sih kulit Numa begini. Kalau lihat foto ke dua, itu foto @ulahsinala waktu bayi."

"Lebih parah dari Numa. Bahkan kalau Nala ada satu waktu kulitnya sampai bernanah,” tulisnya lagi.

Menurut Mona, tak ada obat untuk mengatasi dermatitis atopik ini. Untuk itu, Mona memilih untuk mencari tahu pemicu alergi yang menyebabkan alergi pada si kecil.

“Masalahnya tiap anak alerginya bisa berbeda, jadi nggak bisa nyontek tetangga sebelah,” tulis dia.

“Tapi tetep jalanin SOP standar buat alergi sih, jauhin barang-barang yang jadi pemicu tersimpannya debu."

"Cari sabun dan lotion yang paling cocok sama kulitnya si kecil. Bundanya kalau kasih ASI sementara hindari seafood, telur, dan produk yang mengandung susu dan keju,” tulis dia pula.

Sementara, untuk merek sabun dan lotion yang kini ia gunakan untuk Numa, Mona tak mau memberikan referensi.

“Karena tiap anak bisa beda kondisinya. Cocok-cocokan. Nala dan Numa aja beda,” ujar dia.

“Sebenarnya ada salep untuk meredakan kemerahan dan gatalnya, tapi itu pun sekali lagi nggak berani kasih rekomendasi karena musti resep dokter."

"Ada risiko dari penggunaan salep dalam jangka panjang soalnya,” imbuh dia.

Dermatitis atopik

Senada dengan yang diungkapkan Mona,dermatitis atopik atau yang biasa dikenal dengan eksim susu bisa terjadi karena faktor keturunan yang diwarisi bayi dari orangtuanya.

“Kelainan kulit juga dapat terjadi karena alergi, misalnya alergi terhadapat makanan atau terhadap debu, serbuk sari, dan bulu binatang.”

Demikian penjelasan dokter spesialis kulit, dr. Anna Juniawati SpKK.

Selain itu eksim susu juga bisa dipicu oleh adanya bahan iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis, dan cuaca panas atau dingin yang ekstrem.

Lebih jauh Anna menjelaskan ciri-ciri dari kondisi ini. Menurut dia, ada beberapa ciri yang terlihat bila bayi yang menderita ruam jenis dermatitis atopik.

1. Adanya radang kulit berulang yang disertai gatal.

2. Kelainan kulit berupa bintil-bintil kemerahan, gatal, yang kemudian bila berlangsung lama (kronik).

Dalam kondisi tersebut, kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal dan menjadi kehitaman.

3. Ruam dan kemerahan yang terjadi di area kedua pipi, lekuk siku, dan lekuk lutut.

Cara menanganinya

Bila bayi menderita masalah kulit semacam ini, beberapa cara bisa kita lakukan, seperti menghindarkan si kecil dari pemicu alergi yang bisa membuat dermatitis atopiknya kambuh.

Selanjutnya, kita juga harus mengatur suhu dari air yang akan digunakan untuk memandikan si kecil.

"Boleh mandikan dengan air hangat, yang arahnya ke dingin, bukan panas, karena air hangat akan menyebabkan kulit semakin kering,” ujar Anna.

Hal lain yang juga bisa dilakukan orangtua adalah dengan mengatur suhu ruangan pada suhu yang nyaman untuk bayi.

Bila menggunakan pendingin ruangan, pastikan suhunya tak terlalu dingin.

“Di ruangan dengan AC akan memicu kulit lebih kering, jadi triknya kalau memang ruangannya harus menggunakan AC, usahakan suhunya jangan di bawah 20 derajat."

"Jadi range suhu di 20-25 derajat,” kata Anna.

Berikutnya, orangtua dianjurkan memberikan pelembap kulit yang aman untuk bayi dengan dermatitis atopik.

“Menjaga kulit tetap lembap dengan mengoleskan pelembap segera setelah mandi."

"Pelembap yang digunakan pun harus yang mengandung bahan yang mengidentik dengan lipid penyusun skin barrier, seperti ceramide, cholesterol, dan fatty acid,” kata Anna.

“Kandungannya dapat menyusun kembali struktur pelindung sementara pada kulit dan dapat merangsang tingkat produksi ceramide dengan sendirinya,” imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/25/191810620/putri-bungsu-mona-ratuliu-terkena-dermatitis-atopik-apa-itu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke