Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepatu Desert Boots Clarks Kembali Mendapat Tampilan Baru

KOMPAS.com - Pernahkah kamu mendengar tentang sepatu Desert Boots? Di jaman ketika sneakers menjadi raja seperti saat ini, Desert Boots barangkali terkesan kuno.

Tapi jangan salah, walau sudah ada sejak 70 tahun lalu, Desert Boots ternyata bisa menyesuaikan diri dengan jaman tanpa harus banyak berubah.

Berbagai kolaborasi dan rilis ulang sepatu ini membuatnya tetap pantas dipakai di jaman modern. Ini terlihat dari tampilan versi terbaru yang disebut Desert Boot 221 yang diluncurkan untuk memperingati lahirnya Desert Boots.

Seperti pendahulunya, Desert Boot 221 dirancang untuk memberi kenyamanan sekaligus tampilan gaya. Seri 221 ini menggunakan insole OrthoLite yang terbuat dari bahan daur ulang, yang diletakkan di atas outsole khas dari crepe atau karet mentah.

Adapun sepatu Desert Boot diciptakan oleh Nathan Clark, cicit dari salah satu pendiri Clarks, James Clark. Nathan dikirim ke Burma (sekarang Myanmar) sebagai tentara pada tahun 1941 karena dua alasan: untuk membela negaranya dan mencari ide alas kaki yang menarik.

Saat itulah dia melihat para tentara memakai sejenis sepatu boots berbahan suede dengan sol karet yang kuat, awet, namun cukup nyaman untuk dipakai sepanjang hari sebagai bagian dari seragam mereka.

Nathan segera mengetahui bahwa sepatu itu dapat menahan cuaca yang keras dan kondisi gurun yang panas karena memang dipakai juga di daerah gurun di Timur Tengah oleh para tentara tersebut.

Ia pun lalu berusaha untuk membuat versinya sendiri, yang kini dikenal sebagai Clarks Desert Boots.

Ada "rasa Inggris" yang unik tentang sepatu ini yang membuat orang-orang menyukainya, termasuk para anggota The Beatles, Bob Dylan, dan Steve McQueen. Bahkan para gangster di Jamaika dan raper di New York pernah menjadikannya sebagai aksesoris wajib.

Dalam perkembangannya Desert Boots pernah berkolaborasi dengan banyak brand, termasuk dengan Bathing Ape, END, dan Supreme.

Sedangkan model Desert Boot 221 diberi serangkaian pembaruan. Bagian atasnya menggunakan suede putih terang dari penyamak terkenal Charles F. Stead. Bahan itu bebas chrome dan juga tahan terhadap noda dan air, membuatnya ideal untuk berbagai cuaca.

“Keputusan untuk menggunakan bahan bebas chrome didasari pertimbangan estetika dan lingkungan,” kata Matteo Bellentani, pimpinan produksi. "Keberlanjutan, daya tahan, dan pendekatan ramah terhadap lingkungan adalah tujuan utama kami."

Sementara insole OrthoLite-nya dilapisi oleh lining kulit tipis, membuatnya berbeda. "Memang mahal, tapi kami yakin lining kulit memberikan manfaat dan Anda benar-benar dapat melihat dan merasakan perbedaannya," ujar Bellentani.

Untuk memberi sentuhan pribadi, setiap pasang hadir dengan tujuh pilihan fobs dan tali dalam berbagai warna - dari kuning, hijau pastel, hingga biru langit dan merah muda.

“Sepatu Desert Boots sebenarnya sangat simpel. Ia seperti celana jins — semakin keren jika sering dipakai. Ia juga tidak lekang oleh jaman. Kamu bahkan bisa memakainya selama 30 tahun,” kata Bellentani.

Rilis Desert Boots 221 ini adalah salah satu usaha Clarks untuk tetap eksis, sebagai perusahaan keluarga berusia 200 tahun, di tengah gaya streetwear yang sedang digemari.

Ini adalah pilihan tepat karena Desert Boots adalah sepatu ikonik yang tidak perlu diubah bentuknya secara drastis, tetapi selalu siap dan mudah untuk diciptakan kembali menyesuaikan jaman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/26/203024820/sepatu-desert-boots-clarks-kembali-mendapat-tampilan-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke