Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar Ungkap Bagaimana Pandemi Mengubah Kepribadian Kita

KOMPAS.com - Pandemi mengubah hidup kita secara keseluruhan hanya dalam waktu beberapa bulan.

Beberapa orang menyadari, mereka belum pernah merasakan perubahan drastis seperti saat ini. Mulai dari kewajiban memakai masker, menjaga jarak fisik dari orang lain, dan menghindari tempat-tempat ramai.

Karena kehidupan kita berubah, apakah kepribadian kita juga mengalami perubahan?

Menurut Jen Hartstein, Yahoo Life Mental Health Contributor, karakteristik unik pada setiap individu cenderung konsisten.

Namun, perubahan dalam hidup berpotensi memberikan dampak signifikan pada kepribadian kita, yang menurut Hartstein terlihat dalam fenomena psikologis yang disebut Efek Michelangelo.

"Efek Michelangelo adalah gagasan bahwa kepribadian kita berubah di saat kita mendapat dukungan dari orang lain, atau ada perubahan hidup," kata Hartstein kepada Yahoo Life.

"Seperti Michelangelo, kepribadian kita diukir dari pengalaman kita."

Hartstein menjelaskan, pandemi menghentikan kita dari gaya hidup sehari-hari yang sibuk.

"Dalam kehidupan sehari-hari tanpa pandemi, kita terus bergerak dan tidak pernah sempat untuk berhenti dan melihat hidup kita."

Bagi banyak orang, lanjut Hartstein, pandemi adalah masa di mana kita keluar dari rutinitas padat dan mencari tahu tiga hal.

Tiga hal itu adalah keinginan di dalam hidup kita, cara mendapatkan keinginan tersebut, serta apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkannya.

Setiap orang yang berada bersama kita selama pandemi dapat menjadi penyebab perubahan kepribadian kita.


Seperti dijelaskan Hartstein, jika seseorang menghabiskan waktu di rumah dengan orang-orang yang positif dan memberi dukungan, hal itu bisa mengubah kepribadian kita menjadi lebih baik.

Sebagian dari kita berada di rumah dengan orang-orang yang kita cintai, dan sebagian lainnya tinggal sendirian.

"Kita bisa merasakan Efek Michelangelo karena hidup kita melambat."

Ia mengingatkan agar kita merenung dan mencari tahu apa harapan dan tujuan kita selanjutnya, kemudian menemukan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Tapi, setiap orang mempunyai pengalaman berbeda di saat pandemi, dan banyak yang merasa takut, cemas, dan sedih.

"Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana pandemi mengubah kepribadian kita, karena pandemi merupakan peristiwa besar dan menimbulkan trauma bagi banyak orang," ujar Hartstein.

Hartstein mencontohkan situasi kita saat ini dengan tentara yang kembali dari medan perang dan mengalami gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD).

"Sebagian peristiwa besar dalam hidup berdampak pada kita sebagai individu, dan memengaruhi kepribadian kita secara negatif," katanya.

Kita harus waspada terhadap perubahan kepribadian, seperti lebih mudah tersinggung, menarik diri dari kehidupan sosial atau merasa cemas, Hartstein mengingatkan.

"Trauma menumpuk di pikiran kita dan mengubah cara kita menghadapi dunia."

"Jika kita melihat salah satu kepribadian itu mulai memengaruhi hidup kita, carilah bantuan," tutur Hartstein.

Setelah memerhatikan adanya perubahan kepribadian di dalam diri kita, pikirkan apakah perubahan tersebut membawa dampak positif pada hidup kita atau tidak.

"Pandemi memberikan banyak hal negatif, dan kehidupan yang melambat memaksa kita untuk merenungkan hidup kita."

Menurut Hartstein, memikirkan kembali seperti apa hidup yang kita jalani selama ini, kita bisa mengubah kepribadian ke arah yang lebih baik dan itu memudahkan kita menggapai tujuan yang diharapkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/28/192241820/pakar-ungkap-bagaimana-pandemi-mengubah-kepribadian-kita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke