Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polusi Visual Sedang Viral, Ketahui Dulu Pengertiannya

KOMPAS.com - Selebgram Revina VT menjadi perbincangan hangat di media sosial dalam beberapa hari terakhir, karena isi tweet-nya yang menyindir penampilan seorang perempuan di pusat kebugaran.

Penampilan tersebut dianggapnya kurang enak dipandang, sehingga Revina menyebutnya sebagai "polusi mata".

"Lo pernah ga sih liat orang ngegym, terus pede bener pake sport bra + celana pendek yang pantatnya keliatan separo tapi polusi visual aja buat mata lo. Perih bener," tulis Revina dalam salah satu tweet.

Terlepas dari isi konten dan perdebatan tersebut, ternyata yang dimaksud "polusi visual" mengacu pada masalah dalam sebuah lanskap.

Laman ecofrenzy.com menjelaskan bahwa polusi visual adalah segala sesuatu yang dinilai tidak menarik secara visual dalam sebuah lanskap dan cenderung sangat subjektif.

Namun, beberapa sumber menjelaskan bahwa istilah polusi visual cenderung mengacu pada masalah estetika yang mengganggu upaya seseorang untuk melihat suatu pemandangan di sebuah kawasan.

Beberapa contoh sumber polusi visual, antara lain pemandangan, sampah, coretan atau ukiran di pohon, bebatuan atau pemandangan alam lainnya, bangunan terbengkalai, kabel listrik yang tidak tertata, baliho dan iklan, dan lain-lain.

Dampak polusi visual

Laman yang sama menyebut polusi visual bisa memberikan beberapa dampak, antara lain menurunkan kualitas hidup, meningkatkan stres dan berdampak pada nilai bangunan (jika polusi visual berkaitan dengan bangunan).

Mongabay Indonesia juga pernah mengulas isu polusi visual dalam sebuah tulisan. Setidaknya, ada enam implikasi negatif yang mereka soroti sebagai dampak dari polusi visual, di antaranya:

1. Penurunan estetika

Reklame yang bertebaran, tumpukan sampah, hingga coretan-coretan liar di bisa semakin menurunkan keindahan di lingkungan tempat tinggal kita. Pada akhirnya, pesona tempat tersebut menjadi berkurang.

2. Hilangnya ciri khas sebuah kawasan

Setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri. Namun, dengan banyaknya aspek polusi visual, keindahan tersebut akhirnya tidak terlihat.

3. Meningkatkan budaya konsumtif

Reklame dianggap sebagai salah satu polusi visual yang memenuhi lingkungan di sekitar kita. Sebagian besar reklame berisi iklan konsumtif. Maka, pada akhirnya, kondisi ini dapat mendorong sebagian warga untuk bergaya hidup lebih konsumtif.

Padahal, kajian Worldwatch Institute mengungkapkan bahwa gaya hidup konsumtif juga berdampak pada peningkatan degradasi lingkungan dan pemanasan global.

4. Memicu timbulnya gangguan medis dan psikis

Sejumlah kajian menunjukkan, polusi visual pada tingkatan tertentu dapat memicu stres, sakit kepala, hingga perilaku agresif.

Sebuah jurnal yang ditulis oleh Ron Chepesiuk di 2009 menyitir penjelasan profesor neurologi George Brainard tentang polusi visual dari cahaya berlebihan di malam hari.

Brainard menjelaskan bahwa penelitian laboratorium terkontrol menunjukkan paparan cahaya malam hari dapat mengganggu fisiologi sirkadian dan neuroendokrin. Hal ini dapat mempercepat pertumbuhan tumor.

5. Mengganggu konsentrasi berkendara

Polusi visual dapat pula mengganggu konsentrasi berkendara sehingga membahayakan keselamatan para pengendara dan pengguna jalan lainnya. Ancaman keselamatan juga bisa muncul dari insiden robohnya billboard atau baliho yang dipasang di pinggir-pinggir jalan.

6. Mengurangi jumlah spesies hewan

Ditilik dari aspek ekologis, polusi visual ternyata ikut mengakibatkan hengkangnya sejumlah spesies hewan tertentu, yang pada gilirannya bakal mengganggu keseimbangan ekologis sebuah kawasan [Ozdilek, 2017].

Nah, kembali ke kasus Revina, apakah menurutmu konsep polusi visual juga bisa diterapkan dalam konteks pemandangan akan penampilan seseorang di pusat kebugaran?

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/04/103153720/polusi-visual-sedang-viral-ketahui-dulu-pengertiannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke