Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Jitu Kaesang Nge-Prank Penipu Online dan Tips Berbelanja Aman

KOMPAS.com— Cara anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep memberi pelajaran para penjual daring nakal dan penipu sedang jadi pembicaraan.

Kisah bagaimana Kaesang "mengerjai" balik para para penipu itu kemudian diunggahnya di akun Twitter miliknya. Sontak namanya menjadi trending topik pada Senin (7/9/2020) siang.

Para warga Twitter tampak senang dengan upaya Kaesang nge-prank atau mengerjai para penjual online penipu yang tidak menyadari siapa yang ditipunya.

Berikut adalah beberapa aksi Kaesang mengerjai para penipu.

1. Menang lelang

Kaesang pun menjawab dengan bertanya pada akun tersebut apakah benar demikian, pasalnya, saat itu Kaesang sudah melewati tanggal yang ditentukan si penipu.

Meski sudah kelewatan masa tenggang kemenangan, akun tersebut mengatakan bahwa masa tenggang masih bisa diperpanjang.

Kesang langsung meminta nomor rekening pelaku.

Setelah diberikan nomor rekening, bungsu dari tiga bersaudara ini kembali bertanya pada pelaku.

“Anda sudah cek instagram saya?” tanya Kaesang.

“Ngecek rekening gampang lho,” imbuh Kaesang.

Sepertinya sang penipu lantas melakukan pengecekan dan sebelumnya ia tak mengetahui bahwa yang sedang berusaha ia tipu adalah putra bungsu Presiden.

“Maaf bang, saya khilaf, maaf bang,” balas akun penipuan tersebut.

Yang lebih membuat penipu itu lebih takut, Kaesang menambahkan keterangan dalam bukti transfer yang berbunyi:

“Halo Aan, saya tau kamu dimana lho."

2. Online shop penipu

Dalam cuitan tersebut, Kaesang menyertakan hasil tangkap layar percakapannya dengan penjual. Kaesang menuliskan.

“Dapet laporan kalo akun ini penipu. Yaudah saya iseng untuk beli barang mereka,” tulis Kaesang dalam akun Twitternya seperti dikutip, Senin (7/9/2020).

Akun Instagram bernama @kharunia.homedress pun disertakan oleh Kaesang dalam hasil tangkap layar.

Unggahan berikutnya, Kaesang mengunggah percakapan kelanjutan pesananya itu.

Bahkan ia sudah sampai menyertakan alamat pengiriman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Ia juga sudah mentransfer sejumlah uang sesuai dengan harga yang disepakati.

Namun, saat Kaesang mengirimkan bukti transfer, penjual langsung melakukan pembatalan transaksi, mengembalikan uang Kaesang dan mengirim pesan.

“Sorry stock habis kak,” tulis penjual nakal tersebut.

Tak lama kemudian, nomor Kaesang langsung diblok dan pesannya pada penjual itu tak lagi bisa terkirim.

“Saya sudah kasih alamat sampe mereka tanya lagi gimana kelanjutan ordernya. Setelah saya transfer, duit saya malah dikembaliin dan diblok saya. Pie to,” tulis Kesang dalam cuitannya.

3. Beli HP kelewat murah

“Selamat siang, mau menanyakan stok Samsung S20 Ultra apakah masih ada?” tanya Kaesang pada penjual.

Penjual mengatakan bahwa stok barang masih ada dan menyatakan bahwa transaksi tak bisa dilakukan melalui cara cash on delivery (COD) atau membayar setelah barang sampai.

Dengan demikian, pembeli harus mentransfer sejumlah uang yang disepakati untuk kemudian barang baru akan dikirim.

Kaesang pun melanjutkan transaksi dan melengkapi data diri yang diminta dilengkapi oleh penipu.

Kali ini aksinya tak lancar, karena belum sampai transaksi, Kaesang sudah diblokir oleh si pemilik akun.

Akun lain yakni penjual Iphone seharga Rp 250 ribu juga tak luput dari aksi Kaesang. Sayangnya, lagi-lagi Kaesang kembali diblokir.

Aksi pemblokiran ini membuat Kaesang kesal karena ternyata beberapa akun penipu juga memblokir dirinya.

“Gak seru ah. Akun olshop penipu pada ngeblok saya,” tulis Kaesang.

Agar tidak tertipu

Adapun kita perlu tahu bahwa ada banyak sekali akun penipu di media sosial. Mulai dari yang menawarkan barang palsu namun disebut asli, hingga yang memancing korban dengan seolah-olah menjual barang dengan harga murah, namun sebenarnya hanya ingin menipu setelah korban transfer sejumlah uang. 

Nah, untuk kamu yang suka berbelanja online, agar tak tertipu akun-akun nakal, berikut adalah tips berbelanja online:

1. Belanja online hanya di platform terpercaya

Kebanyakan, kasus penipuan saat belanja online terjadi ketika transaksi dilakukan di luar platform terpercaya.

Bahkan Instagram, Facebook, bahkan Twitter kini juga dijadikan lapak untuk menipu. Biasanya mereka akan minta pembeli untuk mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu dengan janji akan mengirim barang.

Sayangnya, penipu tentu saja tak akan mengirimkan barang dan uang tak akan dikembalikan.

Lebih baik memilih plaform belanja online yang terpercaya dan sudah mengantongi izin resmi pemerintah.

Biasanya platform belanja online akan menjadi pihak ketiga antara pembeli dan penjual. Sehingga barang harus sampai ke tangan pembeli sesuai dengan pesanan sebelum akhirnya penjual mendapatkan uang mereka.

Platform belanja daring juga akan menjamin ketepatan tipe, warna maupun jenis barang tertentu.

2. Jangan mudah tergiur

Kita umumnya mudah tergiur bila melihat barang dengan harga murah. Padahal itu adalah salah satu taktik yang digunakan penipu untuk memancing korban.

Bila harga yang dipasang penjual tampak too good to be true, maka kamu harus curiga. Jangan-jangan yang dijual barang palsu, atau jangan-jangan ini jebakan untuk menipu.

Dalam kasus Kaesang, ada iPhone yang ditawarkan Rp 250 ribu, bukankah itu terlalu murah?

Penipu yang sering memasang harga murah juga sering juga kita jumpai dalam lapak penjualan sneakers, barang rumah tangga, barang elektronik, dan barang lainnya.

3. Periksa akun penjual dengan cermat

Mereka yang memang berniat berjualan biasanya akan terbuka soal akunnya. Mereka juga memberi alamat lengkap, kontak yang mudah dihubungi, dan bersedia melayani pertanyaan.

Sedangkan akun penipu biasanya menutup informasi, termasuk tidak memungkinkan orang lain untuk memberi komentar.

Selain itu, ada baiknya kamu mempelajari transaksi dan komunikasi antara penjual dan pembeli di akun itu. Lihat review dari pembeli dan lainnya.

4. Rutin ganti kata sandi kartu kredit dan e-wallet serta jangan berikan kode OTP pada siapapun

Untuk kamu yang suka berbelanja dengan kartu kredit maupun e-wallet, sebaiknya ganti pasword secara berkala.

Jika peretas akun bisa mengetahui pasword anda, masih ada one time password (OTP) yang akan muncul setiap akan melakukan transaksi.

Untuk itu, jangan berikan nomor OTP pada siapapun. Terutama orang asing, bahkan jika pelaku mencoba menipumu dengan embel-embel telah memenangkan undian.

5. Menjaga rahasia data pribadi

Untuk meminimalkan peretasan dan pencurian akun, kamu harus menjaga baik-baik data pribadimu seperti email, kata sandi dan OTP.

Jangan gunakan pasword atau sandi dengan hari ulangtahunmu atau orang terdekatmu. Tapi pilihlah password yang sulit ditebak orang lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/07/210204420/cara-jitu-kaesang-nge-prank-penipu-online-dan-tips-berbelanja-aman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke