Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Mask Anxiety, Ketakutan Memakai Masker

Sebagian orang merasa masker penting untuk menghalangi penyebaran virus corona, dan sebagian lain tidak ingin memakainya.

Namun, orang-orang yang tidak mau memakai masker bukan tanpa alasan.

Bisa jadi mereka ingin menghentikan penyebaran virus dengan mengenakan masker, hanya saja penggunaan masker wajah membuat mereka stres atau panik.

Kecemasan atau ketakutan memakai masker dikenal dengan sebutan mask anxiety.

Ketakutan ini merupakan masalah besar bagi orang yang memiliki gangguan kecemasan atau riwayat klaustrofobia (fobia terhadap ruang sempit atau tertutup).

Psikiater Brian Barnett, MD, mengatakan, gejala mask anxiety dapat berwujud psikologis atau fisik.

"Beberapa orang dengan mask anxiety mungkin hanya mengalami manifestasi psikologis, namun pada orang lain gejalanya seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sesak dada, berkeringat dan pusing," kata dia.

Bagi orang yang belum pernah merasakan kecemasan memakai masker, lanjut Barnett, mask anxiety bisa memicu rasa lelah dan sulit mengenalinya, jika gejala yang dialami terkait dengan kecemasan.

Dibutuhkan penanganan dari ahli atau profesional untuk mengatasi mask anxiety, dan Barnett mengatakan hal itu bisa dilakukan melalui pengobatan, terapi, atau pun perubahan pola pikir.

"Mask anxiety, layaknya kebanyakan bentuk kecemasan, bisa diatasi baik melalui penanganan mandiri atau mencari bantuan profesional lewat terapi perilaku kognitif atau obat anti-kecemasan," ujar dia.

Barnett menyebut beberapa tindakan yang bisa kita lakukan untuk mengurangi tingkat stres akibat memakai masker.

1. Pakai berbagai jenis masker dan berjalan di sekitar rumah.

Agar kita tidak sensitif terhadap masker di wajah, Barnett menyarankan pemakaian masker di rumah lebih dulu.

Dengan demikian, tidak ada masalah besar saat kita harus memakai masker di ruang publik nantinya.

Coba mulai memakai masker dalam waktu singkat, kemudian tambahkan durasi waktu sedikit demi sedikit.

Barnett mengatakan, banyak orang membeli masker dengan jenis atau model yang mereka suka, dan itu membuat mereka senang memakai masker tersebut.

Supaya kita lebih tenang, dan tidak cemas saat memakai masker, semprotkan wewangian atau aromaterapi pada masker.

2. Mengalahkan kecemasan

Mengalahkan kecemasan termasuk melupakan pemikiran jika aliran udara ke paru-paru kita berkurang akibat memakai masker.

Barnett mengingatkan, para tenaga medis sudah memakai masker selama lebih dari satu abad tanpa efek kesehatan yang merugikan.

Di samping itu, ia juga menyarankan agar siapa pun sadar bahwa terinfeksi Covid-19 karena tidak mengenakan masker jauh lebih berbahaya bagi kesehatan, dibandingkan perasaan tidak nyaman saat memakai masker.

Walau membuat kita cemas, memakai masker adalah satu dari beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghalangi penyebaran virus. Selain menjaga jarak fisik dan rajin mencuci tangan.

3. Konsultasi dengan ahli

Masker yang lebih tebal dapat memicu mask anxiety bagi sebagian orang.

Dalam kasus tersebut, Barnett merekomendasikan untuk menggunakan masker kain yang lebih nyaman atau masker bedah.

Jika kedua masker itu tidak membantu dan kita mulai menolak memakai masker, konsultasikan kepada ahli.

Terapi perilaku kognitif atau terapi eksposur bisa jadi diperlukan untuk membantu mengurangi atau menghilangkan mask anxiety.
 

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/08/170950420/memahami-mask-anxiety-ketakutan-memakai-masker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke