Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tanda Melemahnya Kekebalan Tubuh yang Tak Disadari

KOMPAS.com - Menjaga sistem kekebalan tubuh harus selalu menjadi prioritas selama pandemi.  Sistem imun yang kuat membantu tubuh menangkal virus seperti Covid-19 atau setidaknya membuat durasi penyakit lebih singkat.

Penyakit kronis atau penyakit autoimun adalah faktor risiko paling jelas yang dapat mengganggu kekebalan tubuh seseorang.

Namun, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang juga dapat melemahkan kekebalan tubuh kita.

"Beberapa kebiasaan atau pola hidup dapat membuat Anda rentan terkena infeksi," ahli imunologi dan direktur medis dari Arizona Center for Integrative Medicine, Randy Horwitz, M.D., Ph.D., seperti dilansir Mind Body Green.

Ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan, yang merujuk kepada pelemahan sistem kekebalan tubuh, di antaranya:

1. Gampang masuk angin 

Dokter dan ahli imunologi integratif, Heather Moday, M.D. mengatakan, untuk populasi umum, orang yang lebih sering sakit karena pilek atau flu, atau bahkan pneumonia, biasanya mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), orang dewasa biasanya mengalami dua sampai tiga kali pilek per tahun, dan kebanyakan pulih dalam tujuh sampai 10 hari. Kondisi tersebut dianggap normal.

Pada orang sehat, banyak waktu yang diperlukan tubuh untuk mengembangkan antibodi dan melawan penyakit.

Tetapi, jika kamu membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih atau sering masuk angin, infeksi sinus, infeksi telinga, atau infeksi apa pun, artinya sistem kekebalan tubuhmu sedang berjuang untuk mengimbangi.

Lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ubah gaya hidup yang mendukung sistem imun, mulai dari mengurangi stres, lebih banyak tidur, hingga makan makanan bergizi.

Suplemen tertentu seperti seng, vitamin D dan vitamin C juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam jumlah yang dibutuhkan.

2. Sering lelah dan tidur tidak konsisten

Mengabaikan anjuran untuk tidur 7-8 jam setiap malam akan merugikan kesehatan, termasuk lemahnya fungsi kekebalan tubuh.

Melatonin, hormon yang dilepaskan tubuh ketika malam dan membuat kita mengantuk, sebenarnya adalah mediator kekebalan yang sangat penting.

Melatonin menyebabkan sel kekebalan tertentu melepaskan sitokin, yang berfungsi mengaktifkan sel kekebalan untuk melawan infeksi.

"Jadi ketika kita tidur, kita sering mengalami lebih banyak perekrutan dan aktivitas sel darah putih tertentu seperti makrofag dan neutrofil, dan sel pembunuh alami (NK), yang merupakan antivirus dan anti kanker," ungkap Moday.

Sebaliknya, kurang tidur justru dapat menekan aktivitas sel-sel ini, dan memicu respons antibodi yang kurang kuat.

3. Stres

Stres kronis dapat mengurangi kerja sel-sel kekebalan tertentu dan mencegah tubuh meningkatkan respons antibodi yang optimal.

Stres berlebih juga meningkatkan hormon stres atau kortisol dipompa berlebih melalui sistem tubuh, dan kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh di dinding usus. Jika kondisi ini terjadi, virus dapat lebih mudah menyerang melalui lapisan saluran usus.

Walau kita tidak selalu bisa menghindari situasi kehidupan atau pekerjaan yang penuh tekanan, cobalah menerapkan kebiasaan yang dapat meningkatkan kesadaran penuh, seperti meditasi, latihan pernapasan atau yoga. Tidur cukup juga dapat membantu mengurangi stres.

4. Depresi atau baru merasakan kehilangan

Depresi dan kesedihan adalah contoh lain dari pemicu stres emosional yang dapat merusak fungsi kekebalan.

Menurut Horwitz, sel-sel penting yang berperan dalam imunitas menjadi tidak begitu responsif dalam periode stres atau kesedihan yang ekstrem.

Jika sedang depresi atau mengalami kesedihan, cobalah menjalani gaya hidup yang lebih sehat, seperti olahraga teratur dan makan makanan bergizi untuk meningkatkan kesehatan mental serta mengurangi stres emosional. Jika perlu, cari bantuan psikolog atau psikiater.

5. Diare kronis atau masalah pencernaan

Diare kronis menunjukkan sistem kekebalan tubuh melemah karena sejumlah faktor.  Pertama, diare berpotensi disebabkan oleh infeksi atau parasit, sehingga jika tidak disembuhkan, penyakit ini jadi indikator tubuh tidak meningkatkan respons kekebalan yang cukup kuat untuk membunuhnya.

Diare kronis juga bisa disebabkan oleh gangguan keseimbangan bakteri usus. Kondisi ini dapat meningkatkan peradangan dan mengikis lapisan usus, yang keduanya dapat merusak kekebalan tubuh.

Apapun penyebabnya, diare kronis dapat menghalangi tubuh menyerap nutrisi secara optimal.

Jadi, cobalah periksakan diri ke dokter apakah kamu memiliki infeksi atau parasit. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apapun, karena diare kronis pada umumnya membutuhkan penanganan dokter.

6. Pola makan tinggi gula dan karbohidrat sederhana

Menurut ahli gizi dan pendidik diabetes bersertifikasi, Ali Miller ada dua mekanisme dalam sistem kekebalan tubuh yang terhalang karena peningkatan gula darah.

"Saat gula darah melonjak, fungsi sel darah putih berkurang, dan ini memengaruhi kemampuan sistem kekebalan tubuh kita untuk melawan patogen," kata Miller.

Sebuah studi di American Journal of Nutrition menemukan bahwa efektivitas sel darah putih berada pada efisiensi hanya 50 persen setelah satu hingga dua jam makan gula, dan efek ini bertahan hingga lima jam.

Berat badan adalah hal lain yang perlu dipertimbangkan, terutama jika kamu sudah masuk ke dalam kategori obesitas atau kelebihan lemak tubuh. 

Sel lemak bersifat pro-inflamasi dan mendorong resistensi insulin, yang pada akhirnya dapat melemahkan respons imun.

Jadi, mulailah makan makanan yang lebih sehat dan alami, terapkan pola makan kaya lemak sehat, antioksidan, rendah gula tambahan, serta karbohidrat sederhana.

7. Kulit sering gatal atau meradang

Dokter kulit holistik, Keira Barr, M.D menyebut adanya penelitian baru yang menyoroti bahwa sistem kekebalan tubuh memengaruhi jenis mikroorganisme yanh hidup di kulit dan memengaruhi risiko penyakit.

"Jadi, ketika sistem kekebalan melemah, kulit bisa memunculkan reaksi seperti eksim, infeksi bakteri, jamur, dan virus seperti herpes."

"Dan tergantung pada seberapa lemah sistem kekebalan tubuhnya, area tersebut bisa jadi dapat dilokalisasi atau malah tersebar luas."

Gejala kulit yang terkait dengan sistem kekebalan dapat terwujud karena sejumlah penyebab. Misalnya, pola makan yang buruk dan stres, yang dapat menyebabkan imunosupresi dan membuat kulit lebih rentan mengalami masalah.

Jika mengalami kondisi ini, cobalah mengatasi masalah ini dari dalam, gunakan produk perawatan pribadi yang lembut tanpa pewangi termasuk pembersih dan deterjen, serta menjaga kelembapan kulit untuk mendukung mikrobioma kulit yang sehat.

8. Minum alkohol lebih banyak dari biasanya

Alkohol dapat secara langsung melemahkan sel darah putih dan itu juga menyebabkan peradangan pada usus, yang pada akhirnya dapat mengganggu dinding kekebalan usus itu.

Jadi, usahakan tidak mengonsumsi alkohol atau menguranginya jika sebelumnya kamu minum cukup sering.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/17/181825120/8-tanda-melemahnya-kekebalan-tubuh-yang-tak-disadari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke