Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Orang Obesitas Berisiko Alami Gejala Parah Covid-19

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa memiliki angka indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih tinggi, meningkatkan risiko penyakit parah yang berkaitan dengan Covid-19.

“Dalam enam bulan terakhir kami melihat bahwa obesitas adalah faktor risiko untuk Covid-19 parah yang bisa membuat pasien masuk ke rumah sakit, lebih membutuhkan perawatan intensif, dukungan ventilator, dan meningkatkan risiko kematian," kata Direktur Bariatric & Metabolic Institute di Cleveland Clinic, Ali Aminian, MD, seperti dilansir Cleveland Clinic.

Alasan mengapa obesitas sangat memengaruhi pasien ketika terkena COVID-19 masih belum diketahui, tetapi Dr. Aminian memiliki beberapa penjelasan yang dapat diketahui.

1. Imunitas melemah

Pasien dengan obesitas (dan faktor risiko terkait seperti diabetes) sering menderita pelemahan kekebalan tubuh bawaan dan adaptif, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.

2. Respons imun yang terlalu aktif

Obesitas adalah keadaan peradangan kronis yang menyebabkan tubuh pasien memproduksi sitokin dalam jumlah berlebihan.

Sitokin merupakan molekul yang berkomunikasi dan mengatur sistem kekebalan tubuh.

Infeksi Covid-19 juga memicu pelepasan sitokin. Jika digabungkan dengan kondisi obesitas, hal ini dapat menyebabkan jumlah sitokin berlebih dalam tubuh, yang disebut "badai sitokin". Pada akhirnya kondisi ini menyebabkan kerusakan pada banyak organ tubuh.

"Ini menjelaskan mengapa pasien dengan obesitas mengalami respons yang begitu arah terhadap Covid-19," ungkap Dr. Aminian.

3. Risiko kardiovaskular

Pasien dengan obesitas sering kali memiliki penyakit kardiovaskular dan disertai dengan berbagai risiko terkait, seperti diabetes dan hipertensi. Semua faktor ini dapat berkontribusi pada kondisi keparahan pasien Covid-19.

4. Peningkatan risiko pembekuan darah

Pasien dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pembekuan darah, sebuah kondisi yang juga dikaitkan dengan Covid-19.

Dr. Aminian menjelaskan, Covid-19 merusak lapisan sel pembuluh darah atau endotelium. Otopsi menunjukkan bahwa pembekuan darah dan kerusakan endotel parah yang meluas adalah dua penyebab peningkatan kematian pada banyak pasien yang terinfeksi Covid-19.

5. Kerusakan sistem paru

Obesitas diketahui memengaruhi mekanisme dinding dada dan diafragma, serta membuat pasien lebih rentan terhadap gangguan paru-paru lain, seperti sleep apnea, asma, dan sindrom hipoventilasi obesitas. Semua masalah ini bisa menjadi lebih rumit karena masalah paru-paru yang diketahui yang datang dengan infeksi Covid-19.

Melindungi pasien obesitas

Melihat potensi-potensi risiko tersebut, Dr. Aminian mengingatkan pentingnya orang dengan obesitas mengambil tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi Covid-19.

"Karena pasien obesitas sangat rentan terhadap infeksi Covid-19, sangat penting bagi mereka untuk mengikuti pedoman kesehatan masyarakat dengan ketat, seperti memakai masker dan menjaga jarak," ungkapnya.

Bahkan ketika vaksin sudah ditemukan dan dikembangkan, pasien dengan obesitas masih memiliki potensi risiko tersebut.

"Dari pengalaman sebelumnya, pasien dengan obesitas tidak selalu menunjukkan respons imunologis yang memadai bahkan setelah divaksinasi, ini tantangan yang mungkin terjadi dengan adanya vaksin Covid-19," tambah Dr. Aminian.

Menurunkan berat badan menurutnya tetap harus menjadi tujuan mutlak, sekalipun para dokter juga tidak tahu di mana titik batas tertentu yang dikatakan dapat menurunkan risiko Covid-19.

Namun pada umumnya, orang dengan obesitas yang kehilangan setidaknya 5-10 persen berat badannya melihat risiko penyakit kardiovaskularnya menurun.

"Kami tahu bahwa pasien lebih sehat setelah kehilangan sebagian dari kelebihan berat badan mereka," kata Dr. Aminian.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/23/093107420/alasan-orang-obesitas-berisiko-alami-gejala-parah-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke