Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sikat Gigi Bisa Jadi Tempat Tumbuh Bakteri, Ini Cara Membersihkannya

KOMPAS.com - Agar proses menyikat gigi bisa membersihkan secara efektif, diperlukan sikat gigi yang bersih. Namun apakah kamu yakin sudah merawat dan membersihkannya dengan benar?

Memastikan sikat gigi bersih secara menyeluruh sebenarnya tidak rumit, dokter gigi Karyn Dahn, DDS mengatakan, membersihkan dengan air panas ternyata sudah cukup.

Di dalam mulut kita hidup bakteri flora alami yang diperlukan untuk rongga mulut yang sehat, dan kita tidak perlu menghilangkannya sepenuhnya dari sikat gigi.

American Dental Association (ADA) mengutip sebuah penelitian, tidak ditemukan bukti efek negatif dari adanya bakteri normal pada sikat gigi.

Malah jika bakteri tersebut tidak ada, mikroorganisme oportunis seperti ragi dan jamur akan mengambil alih.

"Kita memerlukan sejumlah bakteri alami di mulut kita, tetapi bukan di sekitar gigi atau jaringan gusi," kata Dr. Kahn.

Dr. Kahn berbagi empat tips untuk membersihkan sikat gigi secara efektif, seperti dilansir Cleveland Clinic.

1. Jeli melihat kebersihan sikat

Sikat gigi harus terlihat bersih dan lurus. Waspadai jika ada perubahan warna, penumpukan kotoran, atau bulu sikat yang kusut.

Jika kamu melihat semua tanda itu, maka saatnya mengganti sikat gigi. Jika ada sisa pasta gigi atau makanan terselip di sikat gigi, pastikan untuk membilasnya dengan baik.

2. Buang jika ragu

Kapan idealnya mengganti sikat gigi berbeda-beda menurut produsennya. Namun, pedoman ADA menganjurkan mengganti sikat gigi setiap tiga sampai empat bulan.

"Jika kamu melihat bulunya sudah rusak, maka segeralah menggantinya," kata Dr. Kahn.

Buang sikat gigi jika kamu sedang sakit atau terkena infeksi jamur atau virus di mulut. Ganti sikat gigi di awal perawatan dan sekali lagi di akhir perawatan.

Bakteri yang hidup di sikat gigi setelah kita menggunakannya dianggap anaerobik, artinya bakteri tersebut akan mati jika terkena oksigen.

Jadi, jika kita membiarkan sikat gigi mengering dengan sendirinya, itu akan menghilangkan sebagian besar bakteri.

Namun, setelah sembuh dari sakit, rekomendasi umumnya adalah mengganti sikat gigi.

"Ini adalah cara yang mudah untuk memastikan bakteri yang tertinggal tidak menyebabkan infeksi ulang atau diteruskan ke anggota keluarga."

"Ini jauh lebih masuk akal daripada mencoba membersihkan sikat gigi dengan merebusnya atau dengan menggunakan hidrogen peroksida atau cuka," kata Dr. Kahn.

3. Jangan berbagi sikat

Mulut membutuhkan flora sehat dari bakterinya sendiri, tetapi tidak baik untuk memasukkan bakteri dari orang lain. Hindari berbagi sikat gigi, terutama dengan anak-anak.

Hindari pula menyimpan banyak sikat di tempat yang sama, seperti yang dilakukan oleh banyak keluarga. Sebaiknya masing-masing sikat tidak saling berkontak.

4. Biarkan terkena udara segar

Ingatlah untuk menyimpan sikat gigi di tempat terbuka, bukan di cangkir, laci, atau tas perjalanan yang kotor.

ADA juga merekomendasikan untuk tidak selalu menutupi sikat gigi, karena berisiko terpapar kuman.

Menyimpan sikat gigi di tempat-tempat tertutup dapat meningkatkan pertumbuhan jamur atau bakteri yang tidak alami di mulut, yang menyebabkan penyakit mulut seperti radang gusi.

Jika kamu ragu dengan keefektifan sikat gigimu, tak ada salahnya membeli yang baru.

Sejumlah ahli merekomendasikan memiliki dua sikat gigi dan digunakan bergantian sambil menunggu salah satunya mengering.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/29/092532720/sikat-gigi-bisa-jadi-tempat-tumbuh-bakteri-ini-cara-membersihkannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke