Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dipakai dalam Koleksi Dior, Yuk Kenal Lebih Dekat Kain Endek Bali

KOMPAS.com- Nama kain Endek Bali mendadak jadi perbincangan dan menarik perhatian sesaat setalah rumah mode dunia, Christian Dior memakainya dalam koleksi Spring/Summer 2021.

Kreasi tersebut kemudian dipetontonkan di ajang Paris Fashion Week pada Selasa (29/9/2020) lalu.

Dari 86 desain koleksi terbaru Dior, ada sekitar sembilan kreasi yang menggunakan kain Endek Bali sebagai salah satu materialnya.

Kain Endek Bali ternyata tampak sangat eksotis saat menempel pada pakaian dan juga tas dari Dior.

Tapi tahukah kamu soal kain ini? Yuk kenali lebih lanjut kain ikat khas Bali ini.

Sejarah

Yang membuat kain ini menjadi istimewa, umumnya kain Endek Bali diwarnai dengan warna-warna alami dari tumbuhan. Hal ini menjadi ciri khas tersendiri dari kain tenun ini

“Karena ini hasil tenunan, jadi nyaris tidak ada duanya, tidak ada yang sama,” ujar Guru Besar Bidang Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Prof I Gede Pitana kepada Kompas.com dalam wawancara per telepon, Kamis (1/10/2020).

Berbeda dengan kain batik yang memiliki aturan penggunaannya, seperti batik motif parang yang hanya boleh digunakan oleh kalangan istana saja, kain Endek Bali bisa saja digunakan oleh masyarakat umum.

Hanya saja, pada zaman dahulu, karena pembuatannya yang tak mudah, kain ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal.

“Maka dulu dia merupakan kain elit, jadi hanya mereka yang punya kemampuan secara finansial yang mampu membeli, bukan karena larangan (adat),” ujar Pitana lagi.

Kini, kain Endek menjadi salah satu kain khas Bali yang wajib digunakan di sekolah maupun di perusahaan saat hari Jumat.

“Jadi saat nasional diminta memakai batik, nah di Bali menggunakan Endek dengan berbagai motif,” kata Pitana.

Motif

Di setiap daerah di pulau Bali, kain Endek memiliki motif dan ciri khasnya sendiri. Seperti Karangasem yang memiliki motif Endek Sidemen. Adapula daerah Tenganan yang memiliki warna cokelat tanah.

Untuk kawasan pulau Nusa Penida, warna yang digunakan adalah warna-warna cerah.
“Hijau cerah dengan motif yang disebut dengan Rangrang, bentuknya seperti segitiga-segitiga (bertumpuk),” katanya.

Terkait motif, Pitana mengatakan, Endek bisa saja digunakan untuk pakaian, atasan, bawahan atau tas, asalkan motifnya bukanlah motif yang dianggap suci. Misalnya, motif Dewa atau huruf-huruf suci

“Tentu aja motif yang seperti itu tidak etis jika digunakan untuk di tempat-tempat yang tidak baik,” ujarnya.

Namun motif-motif ini sangat jarang ditemukan. Pengrajin biasanya membuatnya karena ada pesanan khusus untuk dipajang atau untuk tempat suci.

Melihat kain Endek yang kini digunakan oleh Christian Dior sebagai salah satu materialnya, sebagai warga Bali Pitana mengaku sangat bangga.

“Kami minta ya kebesaran jiwa dan moral agar menyampaikan acknowledgement dan kredit, dengan mengatakan ini buatan Bali, jadi Bali ikut dipromosikan,” ungkapnya.

Sementara Artistic Director Dior menyatakan bahwa keputusan Christian Dior untuk menggunakan kain Endek Bali dilakukan karena ingin mengangkat nilai kebudayaan serta hasil keterampilan, terutama oleh para penenun perempuan.

Hal ini selaras dengan pernyataan dari desainer pakaian wanita Maria Grazia Chiuri yang mengungkapkan bahwa koleksi ini adalah bentuk dialog yang ia lakukan pada wanita di seluruh dunia.

“Jadi mungkin juga untuk itulah saya ingin berdialog dengan wanita lain, saya tidak ingin menutup diri di kamar, tinggal sendiri,” ujar Maria seperti dikutip dari Reuters.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/01/172646020/dipakai-dalam-koleksi-dior-yuk-kenal-lebih-dekat-kain-endek-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke