Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Dokter Berspekulasi Trump Berisiko Alami Komplikasi Covid-19

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (ASP) Donald Trump mengumumkan dia dan istrinya Melania Trump terdeteksi positif mengidap Covid-19. Kabar tersebut disampaikan lewat akun Twitter pribadi Trump @realDonaldTrump.

Sejumlah dokter mengingatkan bahwa Presiden ke-45 AS memiliki beberapa faktor risiko komplikas Covid-19, termasuk usia dan kelebihan berat badan.

Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet pada Maret menemukan bahwa untuk sementara, tingkat kematian untuk orang dengan Covid-19 adalah 1,4 persen.

Angka ini meningkat menjadi 8,6 persen pada orang berusia sekitar 70 tahun.

Studi tersebut didasarkan pada data dari Cina. Dr Barry Dixon, seorang dokter perawatan intensif di rumah sakit St Vincent di Melbourne mengatakan, risiko Trump akan meningkat jika ia tubuhnya mengembangkan pneumonia.

Pneumonia sendiri kerap dikaitkan dengan tingkat kematian Covid-19 yang tinggi, terutama pada pasien berusia di atas 65 tahun, pasien yang memiliki penyakit kardiovaskular atau kondisi yang memengaruhi pembuluh darah otak.

Dixon mengingatkan adanya faktor risiko dan komorbiditas lain, seperti apakah seseorang merupakan perokok berat, menderita diabetes, atau menderita penyakit jantung.

"Faktor risiko utama Trump yang kami ketahui adalah usianya dan fakta bahwa dia kelebihan berat badan, itu akan menjadi faktor risiko tinggi," ujarnya, seperti dilansir The Guardian.

Dixon mengatakan gejala ringan bukanlah indikator bahwa seseorang akan terhindar dari penyakit yang lebih parah. Jaraknya sekitar satu minggu di mana orang-orang tampak membaik atau semakin parah dengan segera.

“Secara tipikal orang-orang cenderung menjnjukkan gejala sangat ringan pada minggu pertama dan pada minggu kedua biasanya bisa terlihat apakah orang tersebut terserang pneumonia atau tidak,” katanya.

Namun, Dixon mengatakan dirinya pada umumnya akan meminta pasien melakukan isolasi mandiri di rumah dan dan datang ke rumah sakit jika mengalami sesak napas.

Sebab, dalam minggu kedua keadaan seseorang dapat berubah dari terlihat sangat baik menjadi sangat sakit, bahkan hanya dalam waktu 24 hingga 48 jam.

“Kemerosotan kondisinya cepat, dan itulah yang kami lihat dari (Perdana Menteri Inggris) Boris Johnson," ungkapnya.

Sementara itu, Dokter Penyakit Menular Prof Peter Collignon mengatakan, dia selalu khawatir dengan setiap orang yang terinfeksi Covid-19, mengingat selalu ada risiko kematian yang berkaitan dengan virus tersebut.

"Saran saya pertama-tama, periksa kondisi yang mendasari seperti kondisi jantung dan paru-paru, dari sana kita dapat menilai apakah pasien bisa tetap di rumah atau harus pergi ke rumah sakit,” katanya.

Jika pasien cukup sehat untuk berjalan dan bernapas dengan baik, maka dia akan baik-baik saja untuk berada di rumah.

Tapi, kondisinya bisa saja memburuk antara lima sampai tujuh hari kemudian, jadi pasien dan orang di sekitarnya perlu memantau bagaimana dia bernapas dan bagaimana penampilannya.

Bagi pasien yang mengembangkan pneumonia dan pembekuan darah di paru-paru serta dirawat di perawatan intensif, saat ini masih ada tingkat kelangsungan hidup yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan awal pandemi.

Sebab, para petugas medis sudah cukup mengenali penyakit ini dan bagaimana menangani para pasien.

"Orang-orang diperlakukan lebih baik dengan perawatan suportif sekarang karena kami belajar lebih banyak tentang virus,” katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/02/153333820/para-dokter-berspekulasi-trump-berisiko-alami-komplikasi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke