Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penting, Panduan Bicara Seks dengan Anak Sesuai Tahapan Usia

Kondisi tersebut biasanya terjadi karena orangtua tak tahu kapan dan bagaimana cara melakukannya.

Meski terasa canggung, pendidikan seks menjadi aspek penting. Untuk itu orangtua harus mempersiapkan diri memulai percakapan dalam tema tersebut.

Menurut para ahli, mendidik si kecil tentang seks tidak selalu harus menjadi pembicaraan besar yang canggung.

Faktanya, topik ini adalah sesuatu yang harus dimasukkan ke dalam diskusi rutin antara orangtua dan anak, dengan mengategorikan informasi sesuai usia mereka.

Sebab, jika hal ini tak dilakukan secara bertahap, tanggungjawab orangtua mungkin akan semakin berat ketika harus memberitahu semuanya sekaligus ketika anak dewasa.

Alasannya adalah, karena berbicara dengan anak tentang seks akan sangat memengaruhi pendapat mereka tentang seks, yang membuat mereka lebih bertanggung jawab ketika dewasa nanti.

Selain itu, pendidikan seks juga akan membuat anak mengerti akan konsekuensi dan risiko yang akan mereka hadapi.

Berikut adalah panduan mengajak anak bicara tentang seks sesuai usia mereka.

1. Usia 0-3 tahun

Pada usia ini, orangtua sebaiknya lebih banyak memperkenalkan bagian tubuh yang berbeda kepada si kecil.

Sama halnya seperti ketika memperkenalkan tangan, tungkai, jari tangan, kaki dan wajah, temasuk organ pribadi seperti vagina, vulva, penis, puting susu, pantat.

Gabungkan nama-nama ini dalam aktivitas sehari-hari, dan ajarkan mereka tentang kegunaan setiap bagian tubuh.

Misalnya, beri tahu bahwa urin keluar dari vulva atau penis, payudara ibu untuk menyusui, dan perut mengosongkan isi kotoran melalui anus.

Tentu saja, kita kadang-kadang dapat menggunakan bahasa gaul untuk ini, tetapi pastikan bahwa nama aslinya sering digunakan.

Hal ini penting agar anak juga tak asing dengan istilah tersebut.

Ini harus dilakukan dengan cara yang sangat normal untuk menunjukkan bahwa bagian-bagian ini sama seperti bagian tubuh lainnya.

Beritahu juga pada anak bahwa tidak masalah menyentuh area pribadi mereka sesekali, seperti saat mandi atau ketika membersihkannya usai buang air.

Namun, orangtua perlu memberi pemahaman pada anak untuk tak menyentuhnya ketika sedang berada di depan umum.

Juga, jangan lupa untuk memberitahu si kecil agar menyentuh area pribadi tersebut dengan lembut.

2. Usia 2-5 tahun

Di rentang usia inilah waktu yang tepat untuk berbicara dengan si kecil tentang batasan dan perbedaan gender.

Ajari mereka tentang perbedaan mendasar antara anak laki-laki dan perempuan, sekaligus tidak membeda-bedakan keduanya.

Hindari penggunaan frasa seperti "hanya perempuan yang menangis", "jangan seperti perempuan", atau "tidak apa-apa bagi perempuan untuk memukul laki-laki".

Biarkan anak memahami bahwa anak perempuan dan laki-laki itu berbeda dan itu tidak masalah. Tekankah -misalnya, menganiaya satu sama lain tidaklah benar dan sebagainya.

Selain itu, ajari juga mereka tentang batasan fisik, karena ini adalah masa ketika anak-anak ingin tahu tentang tubuh satu sama lain.

Ajarkan pada anak, jika ingin menyentuh bagian tubuh orang lain, membutuhkan izin dari mereka.

Selain itu, orang lain juga tidak diperbolehkan untuk menyentuh area pribadinya, dan jika itu terjadi, mintalah anak untuk terbuka menceritakannya.

Biarkan anak-anak menanyakan semua pertanyaan yang ada di benaknya, sehingga dia tidak mendapatkan informasi yang salah dari orang lain.

Bila anak bertanya tentang bagaimana adik bayi dilahirkan? Atau bagaimana mereka tercipta? Orangtua sebaiknya memberi jawaban dengan benar sesuai dengan pemahaman mereka, dan jangan berbohong.

Sebab, memberi jawaban yang tidak sebenarnya akan membuat mereka merasa bahwa topik ini tidak boleh dibahas.

Jelaskan bagaimana semua makhluk hidup berkembang biak dan sederhanakan dengan mengatakan bahwa pria dan wanita bersatu untuk menghasilkan bayi, dan itu bukan sesuatu yang dilakukan oleh anak-anak.

3. Usia 6-8 tahun

Bahas tentang organ dan bagian reproduksinya, serta ajarkan juga si kecil beberapa bagian tubuh memberikan sensasi yang menyenangkan saat disentuh.

Berikan pengantar dasar tentang pubertas dan bagaimana tubuh akan berubah.

Ajari mereka bagaimana menghormati kepribadian satu sama lain dan tidak mengejek bentuk tubuh seseorang.

Beri tahu mereka arti seks, persetubuhan dan perilaku seksual, serta bahwa seks hanya untuk orang dewasa.

Masturbasi dan pornografi juga merupakan topik penting untuk digarisbawahi pada usia ini, awasi penggunaan internet mereka, dan tangani situasi dengan tenang.

Jika kita melihat anak mencari tahu tentang sesuatu yang tidak pantas, jelaskan kepada dia bahwa ini adalah hal-hal dewasa dan tidak aman untuk anak-anak.

Bantu anak mengembangkan kebiasaan mengatakan 'tidak' untuk sentuhan atau komentar yang tidak pantas.

Juga, mengajarkan mereka untuk  menjauhi orang asing untuk berbagi informasi atau gambar tentang si anak.

Bicarakanlah dengan mereka tentang berbagai jenis cinta, hubungan, pertemanan, rasa hormat terhadap semua jenis kelamin, batasan, keterampilan pribadi, dan pelecehan seksual.

4. Usia 9-12 tahun

Usia 9 -12 tahun adalah kelompok usia penting lainnya, dan menjadi saat yang tepat bagi orangtua untuk berbicara dengan mereka secara mendetil.

Baik itu tentang seksisme, hubungan seksual, seks yang aman, pelecehan seksual, pubertas, dan kekacauan fisik yang mengikutinya.

Kita juga bisa memberikan buku tentang pendidikan seks yang baik dan merujuk pada contoh kehidupan nyata saat menjelaskan tentang perilaku sosial, seksisme, dan stereotip.

Ceritakan pentingnya seks dan risikonya. Pastikan untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang si anak pikirkan tentang topik ini, dan perbaiki jika salah.

Tanyakan pada anak perempuan, bagaimana pendapat dia tentang tubuhnya, dan apakah dia pernah merasa dipermalukan, dilecehkan secara seksual, atau dilecehkan secara verbal atau fisik.

Keamanan berselancar di internet dan berbagi atau menerima gambar tak pantas juga merupakan poin utama untuk didiskusikan.

Saat menyampaikan hal ini, bersikaplah ramah dan beri tahu bahwa si anak dapat memercayai kita sebagai orangtua untuk berbicara tentang apa saja.

5. Remaja

Ini adalah usia di mana anak-anak semakin sulit untuk mendengarkan kata-kata orangtua, sehingga diperlukan pembicaraan tentang seks dengan anak sejak dini.

Dengan demikian, ketika si anak menginjak usia ini dan sulit diajak bicara, paling tidak dia sudah memiliki bekal dan mungkin menjadi lebih terbuka.

Dengan demikian, akan lebih mudah bagi orangtua untuk membahas secara detil tentang bagaimana pornografi, seks, keamanan di dunia maya.

Membahas lebih gamblang tentang saling menghormati dengan lawan jenis, menghadapi masa pra menstruasi (PMS), kesuburan setelah pubertas, dan kontrasepsi.

Ingatlah, remaja membutuhkan lebih banyak pembicaraan nyata daripada ceramah dan nasihat.

Bersikaplah terbuka dan dengarkan mereka tentang semua masalah remaja yang dialami.

Dengan demikian, hal ini akan membuat komunikasi dengan anak berjalan dengan baik dan sehat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/10/082057220/penting-panduan-bicara-seks-dengan-anak-sesuai-tahapan-usia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke