Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Tanda Atasan yang "Toksik" dan Cara Menghadapinya

KOMPAS.com - Kita sering mendengar bahwa seseorang yang meninggalkan kantornya pergi bukan karena perusahaannya, melainkan meninggalkan atasannya.

Namun, terkadang ketika kita sudah terbiasa dengan keadaan atau ketika semua orang di sekitar kita tampaknya memiliki pengalaman yang sama, akan sulit untuk mengetahui apakah kita benar-benar berada dalam situasi yang buruk atau apakah ini hanya soal penyelesaian masalah.

Jika kamu memiliki firasat bahwa atasanmu beracun alias "toksik", kemungkinan besar kamu tidak salah.

Namun, jika masih ragu, pelatih karir Adunola Adeshola menyebutkan beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang adalah atasan yang toksik dan sangat membuat frustrasi, seperti dilansir Forbes.

1. Idemu selalu ditolak
Atasanmu selalu tidak tertarik untuk melakukan peningkatan atau mencoba hal baru. Dia cenderung tidak menghargai pendapat atau kepedulianmu yang pernah mengungkapkan bahwa apa yang selama ini dilakukan mungkin sudah ketinggalan zaman atau tidak efektif.

2. Tidak pernah memberi umpan balik yang membangun
Kamu mungkin datang ke perusahaan ini karena tertarik untuk belajar dan menjadi lebih baik dalam apa yang kamu lakukan. Sayangnya, sangat sulit mendapatkan umpan balik yang membangun dari atasanmu.

3. Tidak pernah mengakui pencapaianmu
Semua orang melihatmu sebagai karyawan yang berkinerja terbaik di kantor, tetapi entah mengapa atasanmu tidak pernah memandang demikian. Lebih buruk lagi, setiap kali kamu mendapat pujian dari orang lain, atasanmu mungkin malah meremehkan.

4. Hanya fokus pada angka
Mereka lebih fokus pada sasaran pendapatan daripada apakah kamu mencapai sasaran karirmu sendiri. Metrik lebih penting daripada manusia yang melakukan pekerjaan. Meminta waktu istirahat rasanya selalu menjadi masalah dan atasanmu tidak pernah memikirkan apakah kamu punya kehidupan pribadi.

5. Dituntut sempurna
Karena karakter atasan, kamu selalu takut membuat kesalahan dan takut mendapat masalah jika melakukannya. Meskipun ekspektasi atasanmu mungkin tidak jelas, semua jenis kegagalan memberikan kesan bahwa kamu tidak kompeten, yang sebenarnya itu tidak benar.

6. Selalu menyisihkanmu
Atasanmu selalu meninggalkanmu ketika menghadiri rapat penting yang memengaruhi kemampuanmu untuk melakukan pekerjaan dengan baik, namun tetap mengharapkanmu untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Ketika diminta untuk menjadi bagian dari proyek dan inisiatif yang lebih besar, kamu terus-menerus diminta untuk duduk di bangku cadangan.

7. Tidak menganggap serius pekerjaanmu
Atasanmu tidak menganggap peranmu berharga atau tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan. Kamu merasa terus-menerus harus membuktikan pentingnya pekerjaanmu, meskipun kamu memang dipekerjakan untuk melakukan apa yang kamu lakukan saat ini.

8. Kasar
Atasanmu terus-menerus mengatakan hal-hal yang membuatmu terkejut. Misalnya, membuat komentar yang merendahkan atau tidak sopan. Atau, lebih buruk lagi, mereka mengirimi Anda email berisi komentar pasif-agresif, yang disamarkan sebagai bagian dari umpan balik kepada karyawan, namun dia tetap bersikap baik secara langsung. Dia mengurangi nilaimu atau terus membuatmu merasa kecil.

9. Kamu diminta untuk melakukan hal-hal di luar karakter moral
Meskipun permintaan tersebut mungkin tampak kecil, namun permintaan tersebut membuatmu tidak nyaman karena berada di luar integritasmu. Mungkin saja itu adalah permintaan untuk berbohong ketika menulis laporan, atau berbohong kepada klien dan vendor. Tapi, apapun itu, perasaan itu membuatmu terus memikirkannya.

10. Disuruh berpikir sendiri
Atasanmu sepertinya tidak pernah punya waktu untuk bertanya. Kamu bahkan jarang bertemu atau berbicara dengannya, kecuali ketika mereka membutuhkan sesuatu. Setiap kali kamu mengajukan pertanyaan, manajermu terlihat kesal atau frustrasi.

Yang harus dilakukan
Kamu mungkin merasa masih ada banyak tanda atasan yang toksik lainnya atau merasa beberapa poin di atas tidak mewakili dirimu.

Apapun itu, langkah untuk keluar dari situasi tersebut bergantung pada situasi spesifikmu.

Oleh karena itu, cobalah melakukan inventarisasi dan mengevaluasi apakah masih ada ruang untuk belajar dan berkembang di perusahaan itu, terlepas dari perilaku atasanmu yang toksik.

Jika ada keuntungan lain yang masih bisa diperoleh dengan tetap berada di perusahaan itu, jangan biarkan atasanmu membuatmu membuang kesempatan itu.

Orang-orang hanya memiliki kekuasaan atas dirimu sebanyak yang kamu izinkan. Kecuali atasanmu membuatmu tidak aman atau menghambat pertumbuhan karirmu, kamu mungkin bisa mengabaikan omong kosongnya.

Di sisi lain, jika atasanmu menghalangi pertumbuhan, ketenangan pikiran, atau keamanan pekerjaanmu, mungkin itulah saatnya untuk segera mulai mencari pekerjaan baru.

Ada begitu banyak perusahaan luar biasa lainnya, dengan atasan yang luar biasa yang suka membimbing dan mendukung karyawannya untuk bertumbuh. Kamu tidak harus puas dengan apa pun yang kurang.

Atasanmu mungkin mulai menyadari bahwa kamu sedang dalam proses keluar karena sikap barumu dan mungkin mereka mengubah perilakunya karena mengetahui itu.

Jangan biarkan hal itu menghentikanmu untuk pergi. Semakin cepat kamu serius dalam mencari pekerjaan, semakin cepat kamu dapat memiliki atasan yang lebih baik yang mendukung, menghormatimu, dan menantangmu untuk menjadi individu yang lebih baik dalam berkarir.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/12/113000720/10-tanda-atasan-yang-toksik-dan-cara-menghadapinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke