Christian Sugiono dan Titi Kamal Ajari Anak Perilaku Hidup Bersih

KOMPAS.com - Christian Sugiono dan Titi Kamal termasuk orangtua yang mengajarkan perilaku hidup bersih pada anak-anaknya sedini mungkin. Dimulai dengan kebiasaan mencuci tangan.

Pasangan yang memiliki dua anak laki-laki itu menyadari betul jika cuci tangan memiliki manfaat besar untuk kesehatan anak.

Walau begitu, Tian mengakui bukan hal yang mudah untuk mengajarkan kedua anaknya untuk cuci tangan. Terlebih usia kedua anaknya berbeda sehingga metode yang digunakan tidak sama.

"Kalau Kai yang usianya 2,5 tahun masih sering masukkin tangan ke mulut, jadi harus lebih ekstra ajarin cuci tangan. Saya biasanya pakai video," ujar Tian dalam acara virtual bertajuk #TanganBersihUntukIndonesia, Kamis (15/10/2020).

Pria berusia 39 tahun itu mengatakan, ia sering mengajak anaknya menonton kartun yang bertemakan kesehatan. Biasanya dalam video tersebut kuman digambarkan sebagai 'sosok' menyeramkan.

Dengan melihat 'sosok' tersebut anak Tian menjadi lebih paham tentang kuman sehingga pada akhirnya mau melakukan cuci tangan ketika diminta orangtua.

Cara berbeda diterapkan oleh Tian dan Titi ke anak sulungnya. Saat ini anaknya sudah bersekolah tingkat SD sehingga lebih mudah untuk diberitahu.

"Kalau Juna sudah lebih mengerti, memahami apa itu virus. Saya dan Titi kalau ke dia cara paling benar adalah memberi contoh," imbuh Tian.

Menurutnya anak-anak lebih mudah diajari apabila melihat orangtuanya melakukan hal sama. Jika orangtuanya hanya menyuruh tanpa memberi contoh, biasanya tidak dhiraukan oleh anak.

Tantangan mengajari cuci tangan

Tian dan Titi terbiasa mengajak anak-anaknya untuk cuci tangan bersama sambil mencontohkan cara yang benar. Tak jarang mereka juga memberi tahu jika ada yang salah dari cara anak-anaknya cuci tangan.

Kebiasaan tersebut membuat anak-anak Tian dan Titi lebih mengerti tentang pentingnya cuci tangan. Malah terkadang mereka cuci tangan sendiri tanpa diminta.

Kendati demikian, tetap saja ada tantangan yang dihadapi saat mengajari anak cuci tangan.

"Kalau yang kecil jadinya malah main busa, enggak mau berhenti, sabunnya ditambah terus. Biasanya kita bilang 'sudah ya cukup, nanti sabunnya habis enggak bisa cuci tangan lagi'," ujar Tian.

Tantangan lainnya adalah meminta anak untuk cuci tangan saat sedang asyik bermain karena sudah waktunya makan. Biasanya hal tersebut membuat anak Tian dan Titi jadi tidak bersemangat untuk cuci tangan.

Kalau sudah begitu, mereka berusaha membuat suasana kembali menyenangkan. Caranya mencuci tangan bersama-sama.

"Jadinya cuci tangan rame-rame, momen untuk family time juga. Mungkin kalau sendiri cenderung malas untuk cuci tangan, tapi kalau rame-rame merasa ada teman," tandas Tian.