Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Edukasi Seks untuk Anak, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Sementara, perkembangan anak-anak terjadi begitu cepat, dan belum tentu mereka mendapatkan pendidikan seks yang tepat, bahkan dari sekolah.

Maraknya kasus remaja yang hamil sebelum menikah pun bisa menjadi contoh betapa kurangnya pemahaman tentang risiko berhubungan seksual di usia dini.

Dalam siaran langsung di akun Instagram @finansialku_com, Selasa (20/10/2020), seksolog Zoya Amirin berbicara tentang persoalan ini.

Dia mengatakan, selama ini -kebanyakan, anak-anak hanya sekadar diberikan informasi hingga tahapan laki-laki membuahi perempuan saja.

"Memberikan edukasi seks bisa dimulai dari usia tiga tahun. Saat itu, anak-anak sudah diajarin cebok dan mengenal anatomi tubuh mereka, termasuk alat kelamin," kata Zoya.

Kemudian, pada masa puber atau setelah memasuki usia remaja, mereka perlu diajarkan untuk mengetahui makna berpacaran dan tahapannya sampai pernikahan.

Menurut Zoya, pada usia remaja inilah waktunya orangtua menjelaskan apa itu pacaran, lalu risiko apa saja yang terjadi saat memutuskan untuk berpacaran.

Mengingat, pada usia remaja anak-anak memang cenderung memiliki hasrat seksual dan keingintahuan yang tinggi, kebutuhan edukasi yang tepat kian dirasa perlu.

Jika sampai berpacaran di usia remaja, orangtua harus memastikan anak-anak mengerti apabila risiko kehamilan itu datang dari berhubungan seksual, dan bukan dari berpegangan tangan atau pun berciuman.

"Namun, sebaiknya orangtua mengarahkan anak-anak mereka untuk berpacaran di usia yang matang, dan sudah siap untuk melanjutkannya ke pernikahan," ungkap Zoya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/20/205308320/edukasi-seks-untuk-anak-apa-yang-perlu-dilakukan-orangtua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke