Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Efek Berpelukan, Atasi Stres hingga Jaga Tekanan Darah

Kurangnya koneksi antarmanusia membuat masa isolasi ini menjadi lebih sulit untuk dijalani. Kerinduan akan sentuhan lumrah dirasakan di masa-masa sulit ini.

Penelitian membuktikan, sentuhan dan tetap terhubung adalah kebutuhan dasar manusia.

Manusia sangat membutuhkan pelukan yang akan membuat siapa pun merasa lebih baik, dan bahkan bermanfaat bagi kesehatan.

“Manfaat kesehatan dari memberi dan menerima pelukan memang mengesankan. Pelukan memiliki efek terapeutik pada orang,” kata Psikolog Joe Rock, PsyD.

Rock mengatakan, pelukan adalah cara yang baik untuk menunjukkan kepada seseorang bahwa kita peduli.

Lalu, seperti yang disebutkan tadi, pelukan bisa bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya menurunkan tekanan darah.

"Pelukan menyebabkan penurunan pelepasan kortisol, hormon stres."

"Penelitian lain menunjukkan, pelukan menurunkan tekanan darah dan detak jantung dalam situasi stres," ujar Rock lagi.

Memberi dan menerima pelukan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia.

Efek terapeutik, yakni efek yang terjadi ketika kita mendapatkan penanganan medis yang tepat, bisa muncul dari berpekukan.

Hal itu terjadi karena otak memiliki 'jalur khusus' yang dibuat untuk mendeteksi sentuhan manusia.

“Kita bisa melepaskan diri dari orang lain dan terkunci di dunia kita sendiri,” kata dia.

“Tindakan fisik memeluk seseorang benar-benar menghubungkan kita dengan mereka," sambung Rock.

Pelukan juga memberikan rasa aman, dicintai, dan bahwa kita tidak sendirian, baik untuk orang yang dipeluk, maupun yang memeluk.

Berperlukan di masa pandemi

Virus corona membuat perubahan pada kehidupan, di mana kita harus menjaga jarak satu sama lain. Hal ini mungkin akan menghalangi kita untuk memeluk orang terkasih.

Lalu bagaimana caranya agar tetap terhubung, namun tetap aman?

Mengingat pelukan benar-benar dapat meningkatkan kadar oksitosin atau zat kimia yang membangkitkan perasaan nyaman di otak, kita tetap harus melakukan praktik berpelukan ini.

Berikut adalah cara aman berpelukan, namun tetap aman:

1. Peluk hewan peliharaan

Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan terapeutik antara manusia dan hewan peliharaan.

Untuk itu, peluklah hewan peliharaan demi memenuhi kebutuhan kita akan sentuhan.

2. Peluk orang yang kamu cintai di rumah

Memeluk orang yang tinggal bersama kita adalah yang teraman. Peluk mereka sesering mungkin dan bersihkan tubuh sebelum melakukannya, agar tetap aman.

3. Beli guling

Guling mungkin tidak sama dengan memeluk orang yang kamu sayang. Namun memeluk guling bisa membuat kita merasa nyaman.

Dan beberapa penelitian menunjukkan, guling bisa baik untuk meredakan sakit punggung, membantu ibu hamil menemukan posisi tidur yang nyaman, bahkan mengurangi dengkuran.

4. Bekomunikasi online

Teknologi telah membantu banyak orang mengatasi masa isolasi karena virus corona.

FaceTime, Zoom, dan aplikasi konferensi video lainnya dapat membantu merasa terhubung sambil tetap menjaga jarak dengan aman.

5. Perawatan diri selama karantina

Gunakan waktu ekstra untuk memanjakan diri atau mulai rutinitas perawatan diri baru.

Perawatan wajah, mandi busa, dan program olahraga online menawarkan banyak pilihan untuk merawat diri sendiri sekaligus tetap aman.

6. Gunakan masker saat keluar

Jika kamu ingin keluar dan bertemu dengan teman-teman atau anggota keluarga lainnya, lakukanlah dengan aman.

Cuci tangan dengan baik, kenakan masker favorit, dan temui teman atau keluarga di tempat yang aman.

Misalnya, seperti ngopi di luar ruangan. Atau, kamu bisa mengajak mereka untuk piknik di luar ruangan pula.

Virus corona memang telah mengubah cara kita memberi dan menerima kasih sayang. Tetapi tetap terhubung dengan orang yang kita cintai, penting bagi kesehatan mental.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/22/114112220/memahami-efek-berpelukan-atasi-stres-hingga-jaga-tekanan-darah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke