Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Ubah Cara Mengunyah Makanan Bantu Turunkan Berat Badan

KOMPAS.com - Saat kita makan bersama, tidak jarang kita memerhatikan cara orang lain makan.

Ada yang menelan makanan secara cepat, dan ada pula yang santai atau tidak terburu-buru mengunyah makanannya.

Nah, rupanya orang yang makan terlalu cepat berisiko mengalami peningkatan berat badan.

Hal itu dikemukakan Norma Lowe, M.A., NASM, C.P.T., ahli gizi olahraga bersertifikat dan pelatih kebugaran di New York, AS.

"Sebagian besar orang makan sangat cepat dan sangat sedikit orang yang mengunyah makanan mereka dengan benar," katanya.

Menurut Lowe, kebanyakan orang makan begitu cepat sehingga mereka tidak sadar jika mereka sudah kenyang, dan akhirnya makan secara berlebihan atau overeating.

Studi yang diterbitkan ke dalam The Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics ini menemukan fakta mengejutkan seputar kebiasaan mengunyah makanan yang terlalu cepat.

Dari studi itu, terungkap orang yang mengunyah makanan terlalu cepat berpotensi mengalami obesitas sebanyak 115 persen lebih tinggi ketimbang seseorang yang cenderung santai dalam mengunyah makanannya.

Sebaliknya, jika kita makan sedikit lebih lama, dan mengunyah makanan dengan lebih lambat, tubuh kita akan memperoleh manfaat positif.

Menurut studi tahun 2019 yang diterbitkan ke dalam jurnal Nutrients, mengunyah makanan dengan lebih lambat akan berdampak langsung pada tingkat rasa lapar seseorang.

Partisipan studi yang mengonsumsi makanan mereka dengan lambat dilaporkan lebih bia menyadari rasa kenyang dan nafsu makan mereka berkurang.

Kelompok yang mengunyah makanan lebih lambat juga mengonsumsi lebih sedikit camilan secara keseluruhan.

Menariknya lagi, kelompok tersebut mampu mengingat jelas apa yang mereka makan daripada mereka yang mengunyah makanan dengan cepat.

Namun, mereka juga melaporkan rasa nikmat seusai makan menjadi berkurang.

Mengurangi asupan makanan secara keseluruhan bukan satu-satunya alasan mengapa kita harus mengunyah makanan lebih lambat saat kita makan.

"Mengunyah makanan secara perlahan membuat pencernaan kita lebih baik dan memungkinkan makanan menjadi sumber energi," kata Lowe.

Ia menambahkan, mengunyah makanan lebih lambat dan lebih lama dapat melepaskan nutrisi dari makanan secara lebih efisien.

Mengunyah makanan lebih lama juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar kalori dan mengaktifkan pertahanan alami tubuh.

Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Obesity menemukan, semakin banyak kita mengunyah saat makan, metabolisme tubuh akan semakin aktif.

Para peserta dalam studi tersebut dapat membakar 10 kalori ekstra setiap mengonsumsi makanan dengan jumlah 300 kalori.

Studi yang dilakukan tim peneliti dari National Institutes of Health di AS dan The University of Manchester di Inggris juga mengungkap hal serupa.

Hasil studi yang diterbitkan ke dalam jurnal Immunity tersebut menemukan, mengunyah makanan dengan benar mengaktifkan sistem kekebalan mulut untuk membantu melindungi kita dari penyakit.

Lantas, berapa kali kita harus mengunyah satu suap makanan?

Banyak ahli berpendapat, kita harus mengunyah makanan sebanyak 32 kali untuk setiap suapan.

"Mengunyah makanan 32 kali merupakan jumlah rata-rata yang diterapkan pada sebagian besar makanan," tulis mereka di Healthline.

Makanan yang lebih sulit dikunyah, seperti daging steak dan kacang-kacangan, memerlukan hingga 40 kali kunyahan per suapan, menurut ahli.

"Makanan seperti semangka memerlukan lebih sedikit kunyahan, antara 10-15 kali."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/23/050500920/studi--ubah-cara-mengunyah-makanan-bantu-turunkan-berat-badan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke