Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencuci “Dry Cleaning” Lebih Efektif Bunuh Covid-19?

KOMPAS.com – Sejak awal pandemi sudah banyak informasi tentang cara mencuci tangan, membersihkan rumah, hingga mencuci pakaian, untuk memastikan Covid-19 benar-benar mati. Namun, bagaimana dengan metode pencucian dry cleaning? Apakah lebih efektif?

Pertama-tama kita harus memahami bagaimana proses dry cleaning. Istilah “dry cleaning” sendiri sebenarnya keliru karena pakaian kita juga tetap basah, namun tidak oleh air.

Untuk membersihkan pakaian, petugas binatu akan menggunakan zat kimia pelarut, biasanya perchloroethylene. Setelah itu garmen akan diseterika, diuap, atau dipres.

Menurut dokter spesialis penyakit menular Peter Chin-Hong, bukan zat kimia yang membunuh virus, tetapi suhu tinggi yang dipakai dalam proses ini.

“Suhu tinggi dari panas yang dipakai untuk menyetrika atau menekan selama proses dry cleaning yang lebih bisa diandalkan. Virus tidak suka panas,” katanya.

Dry cleaning lebih baik dari mencuci di rumah?

Berdasarkan penelitian terkini tentang bahan garmen dan Covid-19, tidak ada indikasi bahwa satu metode lebih baik dari metode lainnya, selama proses pencucian itu menggunakan suhu yang tepat.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, virus flu akan mati pada suhu di atas 75 derajat Celcius. Penelitian mengenai virus corona merekomendasikan suhu di atas 60 derajat selama 20 menit.

“Tidak ada bukti bahwa dry cleaning lebih baik atau kurang efektif untuk membunuh virus corona dibandingkan dengan mesin cuci di rumah,” kata pakar kesehatan lingkungan dan okupasi, Melissa Perry.

Dengan kata lain, kita tidak perlu membawa pakaian ke binatu untuk dicuci “kering” hanya supaya virusnya mati.

Untuk proses pencucian di rumah, kita bisa menggunakan detergen yang cukup dan menyetrikanya agar kuman bisa mati. Penggunaan air hangat juga efektif dalam membunuh kuman dan virus.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/02/093420920/mencuci-dry-cleaning-lebih-efektif-bunuh-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke