Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lakukan 3 Hal Ini Sebagai Pengganti Hukuman Anak

KOMPAS.com— Ketika anak sengaja melakukan kesalahan, menghukumnya merupakan cara untuk mendidiknya lebih bertanggung jawab. Tapi, setiap orangtua pasti tidak tega saat melihat si kecil sedih karena dihukum.

Faktanya, terkadang tanpa disadari orangtua juga menghukum anak, yang bisa saja menghancurkan si kecil secara emosional.

Sebagian orangtua juga memilih tak mau mendengarkan anak dan langsung menghukum atas kesalahan yang mereka perbuat. Hal ini tentu akan berpengaruh pada hubungan antara orangtua da anak.

Merugikan

Menghukum anak berulang kali dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan. Anak bisa kehilangan kepercayaan diri, yang menyebabkan agresi yang tidak diinginkan dan perilaku antisosial. Dalam kasus ekstrem, ini juga dapat menyebabkan mereka stres, bahkan depresi.

Sebenarnya ada alternatif dari menghukum anak. Tindakan ini dapat membangun karakter disiplin pada anak, sekaligus membuatnya belajar pengampunan dan kasih sayang.

Berikut adalah tiga hal yang bisa dilakukan orangtua daripada harus menghukum anak

1. Jalin komunikasi yang jelas

Hal pertama yang harus diterapkan adalah jangan ada miskomunikasi antara orangtua dengan anak. Terkadang muncul situasi orangtua tidak memberi kesempatan kepada anak untuk menjelaskan situasi dan apa yang mereka rasakan.

Untuk itu, sebelum kita marah-marah, berbicaralah dengan anak dan dengarkan apa penjelasan mereka. Komunikasi ini juga membantu kita melihat sudut pandang anak.

Meskipun jika mereka melakukan kesalahan, kita perlu memahami mereka mungkin telah berperilaku buruk karena tidak mengerti bahwa hal itu tidak boleh dilakukan.

Menghukum mereka untuk sesuatu yang tidak mereka pahami hanya akan membuat anak semakin bingung. Karenanya, ajak anak bicara dan jelaskan kesalahannya tanpa menyudutkan.


 

2. Minta anak untuk memperbaiki situasi

Setelah kesalahpahaman diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menanyakan bagaimana mereka akan memperbaiki situasi.

Ajukan mereka beberapa pertanyaan.  Pertama, minta mereka untuk menceritakan kejadian sesungguhnya secara ringkas. Selanjutnya, tanyakan kepada mereka tindakan mana yang salah dan mengapa itu termasuk dalam kategori perilaku yang buruk. Dengan melakukan itu, mereka akan mengetahui konsep "perilaku baik".

Terakhir, tuntut solusi dari mereka. Tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat memperbaiki kesalahan dalam situasi tersebut.

Misalnya, Anda mendengar anak bertengkar di sekolah. Pertama, ajak anak berbicara. Lalu, pahami mereka dan tanyakan apa yang membuat mereka melakukan kekerasan.

Mungkin anak lain mungkin yang memulainya, atau dia membela temannya yang ditindas.

Selanjutnya, jelaskan kepada anak mengapa mereka tidak boleh melakukan kekerasan dan konsekuensi apa yang harus mereka hadapi karenanya.

Terakhir, bicarakan dengan mereka tentang alternatifnya. Bagaimana mereka bisa menghindari pertengkaran lain kali, dan mengapa penting untuk menyelesaikan masalah dengan damai.

Ajari anak bahwa sebenarnya ada solusi lain yang bisa dilakukan daripada kekerasan.

3. Penuhi kebutuhan mereka dan beri mereka alternatif

Anak-anak terkadang bisa keras kepala terhadap apa yang mereka inginkan. Hal ini seringkali menimbulkan permasalahan, bahkan saat sedang berada di tempat umum. Berteriak memarahi atau memukul anak di depan umum hanya akan menambah kekacauan.

Lalu, bagaimana sebaiknya bersikap?

Jika kebutuhan mereka sangat remeh, tak apa-apa untuk sesekali memenuhinya. Namun jika hal ini justru membuat anak berperilaku semakin tak terkendali, hentikan dan lakukan skenario kedua yakni, memberi mereka alternatif.

Memberi anak alternatif akan menjadi win win solution bagi anak dan orangtua. Misalnya, jika anak mencoret-coret tembok, minta ia untuk melakukannya di kertas khusus dan beri hadiah jika ia menurutinya. 

Bila kejadiannya di mal, misalnya ketika ia merengek minta mainan, jelaskan bahwa Anda tak akan membelikan mainan tersebut karena tidak masuk dalam rencana. Katakan bahwa dua minggu lagi Anda akan mengajaknya kembali untuk membeli. Jelaskan juga alasannya. Dengan cara ini si kecil akan paham bahwa Anda tidak mutlak berkata tidak atau hanya mencari alasan.

Langkah-langkah kecil ini menunjukkan bahwa dengan hanya berbicara, mendengarkan, meminta anak menemukan solusi untuk kebutuhan mereka dan dengan memberi mereka alternatif, kita sudah menghormati anak dan memberi mereka perlakuan yang baik.

Ke depannya, sebagai timbal balik anak juga pasti akan menghormati kita sebagai orangtua.

Hal ini akan sekaligus menanamkan pendidikan apda anak tentang bagaimana sebaiknya seseorang harus memahami orang lain.

Sebaliknya, hukuman, justru akan menjauhkan kita dari si kecil dan membuatnya mereka menjadi semakin kaku.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/03/194048320/lakukan-3-hal-ini-sebagai-pengganti-hukuman-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke