Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Perubahan Tak Terduga pada Tubuh Jika Terlalu Sering Begadang

KOMPAS.com - Begadang alias terjaga hingga larut malam mungkin sering kita lakukan di hari-hari tertentu.

Namun, bagi sebagian orang, kebiasaan begadang bisa berlangsung rutin hingga sebulan penuh atau mungkin lebih.

Alasan begadang setiap orang bisa berbeda-beda. Namun, jika kebiasaan itu dibiarkan dalam jangka panjang, ternyata ada sejumlah perubahan yang akan terjadi pada tubuh.

Setidaknya ada tujuh perubahan pada tubuh ketika seseorang sering begadang, seperti dilansir Bustle.

1. Tubuh akan menyesuaikan diri
Menurut para peneliti, durasi tidur bukanlah satu-satunya faktor penting.

Faktor lainnya yang mungkin tidak kita sadari adalah konsistensi.

Jika kita tidur dan bangun pada waktu yang sama selama sebulan, asalkan kualitas dan durasi tidurnya cukup baik, kemungkinan besar kita tidak akan menderita terlalu banyak masalah kesehatan karena tubuh akan menyesuaikan diri dengan jadwal tersebut.

Sebagian dari kita mungkin meyakini bahwa begadang bukanlah kebiasaan yang baik.

Namun ternyata, jika dilakukan secara konsisten, tidur larut ternyata tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan.

Intinya, jangan hanya begadang di hari-hari tertentu, seperti akhir pekan, karena itu akan mengacaukan ritme sirkadian atau siklus hormonal di mana tubuh menentukan kapan tidur dan terjaga.

Menariknya, begadang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan lebih baik daripada begadang hanya di akhir pekan, karena tubuh menyukai konsistensi.

2. Rentang waktu tidur ideal lebih luas daripada yang kita duga
Waktu tidur ideal seseorang di malam hari sebetulnya lebih luas daripada yang kita duga.

Meskipun kita disuruh untuk tidur lebih awal, baik saat masih kecil maupun sudah dewasa, para peneliti menganjurkan agar kita berusaha mendapatkan istirahat pada titik antara jam 22.00 dan 10.00.

Artinya, pilihan durasi tidur cukup luas, bergantung pada seberapa banyak kita perlu tidur.

Jika kita hanya membutuhkan tidur tujuh jam agar fungsi tubuh berjalan dengan optimal, misalnya, tidur dari jam 01.00 hingga 08.00 masih bisa dipandang sebagai jadwal yang sangat sehat dan normal, namun harus konsisten.

Jadi, begadang tidur lebih larut dari biasanya dan dilakukan selama sebulan atau lebih ternyata tidak seburuk yang kita pikirkan.

3. Kurang tidur akan bikin pusing
Jika begadang yang dilakukan selama berminggu-minggu membuatmu kurang tidur, misalnya dengan tidur larut dan tetap bamgun pukul 06.00, maka kemampuan inti tubuh untuk menyeimbangkan diri akan terpengaruh secara negatif.

Para ilmuwan mencatat, kurang tidur yang terjadi secata intens, apalagi berlangsung selama sebulan penuh, bisa menyebabkan pusing.

Alasannya, otak berusaha untuk mendapatkan waktu beristirahat dan sebagian otak tidak aktif untuk mengimbanginl kebutuhan tersebut.

4. Suasana hati jadi membingungkan
Kurang tidur membuat sebagian dari kita lebih mudah marah, tetapi pada intinya kondisi kurang tidur membuat suasana hati menjadi membingungkan.

Itulah kesimpulan dari meta-analisis di tahun 2017 yang mengamati studi bertahun-tahun tentang keterkaitan kurang tidur dan suasana hati.

Peneliti menemukan bahwa 40-60 persen pasien dalam penelitian melaporkan efek antidepresan.

Respons itu bertahan, apakah itu kurang tidur dalam waktu pendek maupun berkepanjangan pada yang lebih panjang.

Namun, orang lain yang menderita depresi merasakan bahwa gangguan tidur, tidur yang tidak konsisten dan jumlah istirahat yang lebih sedikit dapat meningkatkan depresi mereka.

Sayangnya, belum diketahui penyebab dari perbedaan temuan ini.

5. Mempengaruhi sensitivitas insulin
Pada 2015, para ilmuwan yang mencari hubungan positif antara kurang tidur dan fungsi insulin dalam tubuh melakukan percobaan yang melibatkan anjing.

Para ilmuwan menemukan, anjing yang kurang tidur satu malam memiliki dampak sensitivitas insulin yang sama seperti pola makan tinggi lemak selama enam bulan.

Semakin kurang sensitif tubuh kita terhadap insulin, semakin banyak insulin yang dibutuhkan tubuh dan semakin tinggi risiko kita terkena diabetes.

Untuk anjing dalam penelitian ini, kurang tidur menurunkan sensitivitas insulin mereka secara signifikan, yang pada akhirnya berdampak buruk terhadap tingkat energi atau untuk produksi glukosa internal tubuh.

6. Meningkatkan risiko sakit
Penelitian pada 2017 menemukan adanya hubungan antara kurang tidur dalam jangka panjang terhadap sistem kekebalan tubuh yang menurun.

Para peneliti mengamati 11 pasang saudara kembar, dan menemukan bahwa salah satu anak kembar yang kurang tidur lebih mungkin terkena virus dan mengalami gejala penurunan sistem kekebalan lainnya.

Kekurangan tidur dalam jangka panjang membuat tubuh terlalu lelah untuk melindungi dirinya sendiri dengan baik terhadap infeksi penyakit.

Di saat yang sama, sistem kekebalan tubuh tidak dapat bekerja dengan efisiensi tinggi.

Jadi, ketika kamu kurang tidur selama sebulan atau lebih, kamu akan lebih mudah terserang penyakit.

7. Kesulitan mengenali ekspresi wajah
Ini adalah salah satu konsekuensi kurang tidur yang mungkin belum diketahui dan belum lama terungkap.

Ketika kita tidak cukup tidur selama beberapa waktu, kita akan cenderung kesulitan membaca ekspresi wajah orang secara akurat.

Masalah ini terungkap dalam penelitian pada 2017.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang kurang tidur selama beberapa waktu tidak dapat membaca ekspresi halus pada wajah dalam beberapa foto.

Mereka dapat mengidentifikasi emosi yang sangat terlihat, seperti ketakutan, amarah, seringai, atau cibiran.

Tetapi, ketika diperlihatkan pada ekspresi senyum atau cemberut yang lebih halus, mereka kesulitan mengenalinya.

Jadi, ketika kurang tidur kamu mungkin akan terlibat dalam lebih banyak pertengkaran karena otak tidak mampu membaca sinyal emosional dengan optimal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/05/105358220/7-perubahan-tak-terduga-pada-tubuh-jika-terlalu-sering-begadang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke