Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengingatkan Remaja yang Mulai Malas Pakai Masker

KOMPAS.com - Pandemi yang berkepanjangan dan mengharuskan remaja tak bisa beraktivtias bebas merupakan hal yang sulit bagi mereka. 

Di periode usia yang sangat butuh sosialisasi dengan teman ini, tak heran jika kini makin  
banyak remaja dan dewasa muda yang kembali menghabiskan waktu berkumpul dengan teman.

Sayangnya ketika kumpul-kumpul, mereka cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Contohnya tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. Kondisi ini tentunya membuat orangtua khawatir jika anaknya terinfeksi Covid-19.

Psikolog Yalda T. Uhls, PhD mengatakan, remaja dengan rentang usia di awal pubertas hingga usia 20-an masih mengembangkan keterampilan pengaturan diri.

"Otak mereka masih berkembang dan korteks prefrontal mereka, bagian dari otak yang membantu mereka berpikir ke depan, belum berkembang sepenuhnya."

Demikian yang diungkap psikolog yang juga menjabat sebagai direktur eksekutif di Center for Scholars and Storyteller UCLA kepada Today.

"Mereka merespons risiko dan penghargaan secara berbeda dari orang dewasa dan anak-anak. Mereka cenderung percaya risiko tidak berlaku untuk dirinya," tambah Uhls.

Terkait Covid-19, memang penelitian yang ada saat ini menyatakan anak-anak dan remaja berisiko lebih rendah terkena komplikasi. Namun, bukan berarti mereka bisa mengabaikan protokol kesehatan.

"Mereka tetap bisa mengembangkan penyakit yang parah dan dapat menyebarkan virus kepada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi,” kata Dr. Andrew Janowski dari Rumah Sakit Anak St. Louis.

Dalam hal ini, orangtua tentunya harus terus mengingatkan remaja untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan ketika berkumpul bersama teman.

Berikut lima cara yang dapat mendorong remaja untuk menerapkan protokol kesehatan menurut Uhls dan Janowski.

1. Cari tahu alasannya

Sebelum orangtua membahas risiko Covid-19, cari tahu dulu alasan yang membuat remaja mengabaikan protokol kesehatan. Dengarkan pendapatnya.

“Penting bagi remaja untuk tahu bahwa suaranya didengarkan. Terutama karena banyak aspek pandemi yang terjadi di luar kendali mereka,” kata Janowski.

"Cara ini juga membantu orangtua menilai persepsi mereka tentang langkah orang lain menghadapi pandemi. Misalnya teman, anggota keluarga lain, atau informasi yang dilihat di media sosial," tambahnya.

Ungkapan pikiran dan perasaan yang didapatkan dari remaja akan memberi wawasan bagi orangtua tentang alasan anaknya mengabaikan protokol kesehatan.

2. Beri tahu informasi yang sebenarnya

Setelah orangtua tahu alasan remaja mengabaikan protokol kesehatan, berikan informasi yang sebenarnya tentang Covid-19.

Kebanyakan remaja dan dewasa muda salah menangkap informasi karena hanya membaca berdasarkan yang ada di media sosial.

Orangtua bisa memulai percakapan dengan memberikan berita terkini yang akurat tentang akibat yang bisa terjadi jika remaja mengabaikan protokol kesehatan saat berkumpul bersama teman.

"Tapi jangan juga orangtua malah menakut-nakuti dengan informasi yang ada. Hal itu malah membuat remaja semakin mengabaikan protokol. Berkatalah dengan jujur," kata Uhls.

3. Dorong remaja berpikir tentang dampak

Orangtua harus berbicara kepada remaja tentang paparan virus yang dapat memengaruhi orang-orang di sekitar mereka.

Banyak remaja yang memiliki teman dan anggota keluarga dengan sistem kekebalan rendah. Apabila tidak menerapkan protokol kesehatan, remaja dapat menularkan penyakit kepada mereka.

"Ini bisa menjadi kesempatan bagi orangtua untuk memberi gagasan bahwa memakai masker itu penting karena bisa melindungi orang-orang di sekitar remaja," kata Janowski.

“Mengenakan masker membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain," tambahnya.

4. Berikan contoh

Apabila orangtua ingin anak melakukan sesuatu, maka orangtua harus lebih dulu melakukannya. Sebab anak, termasuk remaja meniru perilaku orangtuanya.

Sama halnya dengan protokol kesehatan. Jika orangtua ingin anak memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, maka harus lebih dulu mencontohkannya.

Peran yang sama juga harus dilakukan pemimpin komunitas dan influencer di media sosial terkait menerapkan protokol kesehatan.

5. Jangan menyerah

Orangtua tidak boleh berhenti menyampaikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 kepada remaja atau dewasa muda.

Janowski mengatakan orangtua tidak boleh menyerah dan bosan mengingatkan anak-anaknya. Terlebih ini adalah kebiasaan baru di tengah pandemi yang harus terus dilakukan.

"Sebagian remaja mungkin menolak memakai masker. Orangtua harus terus melibatkan mereka dan memahami opininya tentang masker," kata Janowski.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/17/104722220/mengingatkan-remaja-yang-mulai-malas-pakai-masker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke