Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Perempuan Alami Multiorgasme saat Lakukan Aktivitas Seksual?

KOMPAS.com - Pernahkah kamu mendengar soal multiorgasme? Saat bercinta atau pun melakukan aktivitas seksual lain, perempuan bisa mengalami multiorgasme (orgasme berulang).

Tak jarang multiorgasme dikaitkan dengan kepuasan yang diraih perempuan ketika melakukan aktivitas seksual.

Kendati demikian, banyak perdebatan tentang multiorgasme.

Misalnya saja tentang arti sebenarnya dari multiorgasme dan waktu terjadinya, apakah harus berurutan atau ada kriteria lain.

Suatu studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Sex Research berusaha mendapatkan pemahaman lebih baik tentang multiorgasme.

Hasil studi ini didapatkan melalui survei terhadap 419 perempuan usia 18-69 tahun. Peserta diminta untuk melaporkan berapa kali mengalami multiorgasme.

Multiorgasme dalam survei ini didefinisikan sebagai dua atau lebih orgasme dalam satu sesi aktivitas seksual tanpa jeda yang berarti.

Sebanyak dua pertiga dari peserta yang diidentifikasi sebagai heteroseksual melaporkan mengalami orgasme pertama rata-rata pada usia 14 tahun.

Mereka baru mengalami multi orgasme pertama ketika usianya menginjak 19 tahun.

Saat ditanya apakah mereka merasa memiliki kendali atas pengalaman multiorgasme, sebanyak 47,5 persen merasa memiliki kendali penuh. Sedangkan sisanya merasa kendali mereka tidak seutuhnya.

Kemudian berkaitan dengan berapa banyak orgasme yang dialami dalam satu sesi aktivitas seksual jumlahnya bervariasi.

Ada yang mengaku hanya mengalami dua kali orgasme. Tapi ada yang mengaku mengalaminya, bahkan 101 kali!

Kendati demikian, jumlah yang paling umum adalah 5 dan 10 kali. Sebanyak 12 persen perempuan melaporkan angka tersebut.

Dalam hasil survei juga diketahui, perempuan lebih mungkin mengalami multiorgasme saat melakukan aktivitas seksual dengan pasangan dibanding masturbasi.

Selain itu, multiorgasme lebih mungkin dialami ketika berada dalam suasana hati yang positif, merasa dekat dengan pasangan, dan rileks.

Peserta juga diminta untuk mendeskripsikan pengalaman khas terbarunya dengan multi orgasme.

Rata-rata melaporkan mengalami orgasme pertama dalam waktu 11 menit. Sebagian besar (58 persen) mengatakan akan melanjutkan stimulasi segera setelahnya untuk mendapatkan orgasme lagi.

Sedangkan 33 persen mengambil jeda istirahat selama 1-3 tiga menit. Sembilan persen sisanya mengambil waktu istirahat lebih lama.

Tercatat orgasme kedua terjadi, rata-rata 3-4 menit setelah yang pertama. Namun, apabila rangsangan terus dilakukan, orgasme berikutnya terjadi lebih cepat.

Satu-satunya alasan paling umum untuk mengakhiri rangkaian orgasme karena perempuan sudah merasa puas. Hal ini diungkapkan 62 persen peserta survei.

Lalu sebanyak 34 persen perempuan yang melakukan aktivitas seksual dengan pasangan memilih berhenti karena pasangannya lelah.

Tapi 28 persen memilih mengakhiri karena dirinya lah yang lelah.

Hal yang sama juga diungkap oleh perempuan yang melakukan masturbasi. Sebanyak 31 persen mengakhiri aktivitas seksual mandirinya karena merasa lelah.

Ada juga yang mengakhiri karena merasa lelah (31 persen) dan sensitif atau sakit (26,5 persen).

Berbicara soal cara mendapatkan multiorgasme, sebagian besar perempuan mengatakan stimulasi klitoris penting untuk orgasme pertama.

Kemudian untuk orgasme kedua, stimulasi klitoris tetap menjadi metode yang paling umum. Tapi ada juga yang mendapatkannya setelah pasangan melakukan penetrasi.

Di sisi lain ada pula perbedaan dalam cara perempuan mencapai orgasme pertama dan berikutnya.

Beberapa menyebutkan menggunakan vibrator, melakukan seks oral, dan menerima rangsangan di titik sensitif dapat membantunya meraih orgasme.

Tipe multiorgasme

Terakhir, dari survei itu ditemukan setidaknya ada empat tipe multiorgasme yang bervariasi berdasarkan motivasi seksual.

Misalnya, seberapa tertarik pada kegiatan bercinta dan seberapa berani perempuan untuk berpetualang secara seksual.

Riwayat seksual seperti tingkat eksplorasi diri dan jumlah orgasme berulang yang didapatkan juga menjadi pertimbangan.

Akan tetapi, data dari survei ini terbatas karena tidak menggunakan sampel yang representatif. Oleh karenanya tidak bisa ditarik kesimpulan tentang seberapa umum multiorgasme bisa tercapai.

Selain itu, peserta survei diminta melaporkan pengalaman sebelumnya serta memperkirakan waktu orgasme dan jumlah orgasme tertentu berdasarkan ingatan.

Bisa jadi ada kesalahan saat melaporkan data karena peserta tidak mengingat dengan benar.

Namun dari survei ini ada beberapa hal yang dapat diungkapkan tentang multiorgasme.

1. Multiorgasme tidak selalu berarti mengalami orgasme berurutan dengan rangsangan terus menerus. Rata-rata, ada jeda beberapa menit di antara orgasme dan tidak jarang rangsangan berhenti sebentar.

2. Ada banyak perbedaan dalam multiorgasme. Hal ini terlihat dari jumlah orgasme yang didapatkan dan jeda waktu antara orgasme pertama dengan berikutnya.

3. Ada sedikit perbedaan terkait cara perempuan mengalami multiorgasme.

Dalam laporannya peneliti menulis, "bertentangan dengan kepercayaan populer, orgasme berulang pada perempuan bukanlah hasil dari resep tertentu."

Poin ini penting karena ada banyak buku dan panduan tentang cara mendapatkan multiorgasme. Tapi saran tersebut tidak berlaku untuk semua perempuan.

Jadi bukan berarti mengikuti beberapa saran bisa langsung membuat perempuan mengalami orgasme.

Cara lain yang berbeda mungkin saja lebih berhasil. Semua tergantung ke pribadi masing-masing.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/17/212100020/bagaimana-perempuan-alami-multiorgasme-saat-lakukan-aktivitas-seksual-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke