Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Kebiasaan untuk Mengasah Rasa Empati, Mau Coba?

Empati ini sangat dibutuhkan oleh manusia dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan manusia lain.

Di samping itu, rasa empati juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan moral.

Supaya kita dapat lebih meningkatkan rasa empati, ada enam kebiasaan yang bisa kita coba sebagai berikut ini.

1. Baca novel klasik

Ternyata, buku yang bagus tidak hanya memperkuat otak, tetapi dapat menginspirasi kita untuk bertindak lebih baik.

Satu studi oleh psikolog Dan Johnson di Washington and Lee University menemukan korelasi antara membaca fiksi dan terlibat dalam perilaku pro-sosial.

Moderator meminta peserta membaca sebuah cerita pendek dan mengukur sejauh mana mereka merasa tenggelam dalam cerita tersebut.

Setelah membaca selesai, percobaan selanjutnya adalah menjatuhkan enam pena di depan para peserta.

Hasilnya terungkap, semakin banyak subjek diangkut ke dalam cerita yang dibaca, maka makin besar kemungkinan responden membantu mengambil pena.

2. Pergi ke alam

Perasaan takjub saat mencapai puncak gunung dan menyadari betapa kecilnya diri kita akan memperkuat kecenderungan kita terhadap kebaikan.

Dalam sebuah studi dari University of California diIrvine diungkap,  setelah ditempatkan di hutan pohon eukaliptus, orang-orang merasa lebih kecil, kurang penting, dan berperilaku dengan cara yang lebih pro-sosial.

Salah seorang peneliti, Paul Piff, PhD menyimpulkan, apabila perasaan kagum ketika berada di alam atau melihat bumi dari luar angkasa hal itu dapat meningkatkan empati.

3. Baca berita secara berbeda

Demi mengembangkan pandangan dunia yang lebih berempati, temukan artikel yang memberikan wawasan tentang bagaimana perasaan orang-orang yang terkena dampak sebuah peristiwa.

Psikolog di laboratorium Greater Good University of California di Berkeley menyarankan kita membaca cerita yang menampilkan profil orang, bukan profil yang menawarkan fakta dan statistik biasa.

Dengan menampilkan wajah manusia pada sebuah cerita atau peristiwa, kita akan merasa lebih terhubung dengan orang-orang yang terlibat.

Para peneliti mendukung klaim itu dengan studi yang menunjukkan orang-orang menyumbang lebih banyak ke badan amal yang berbagi cerita dan foto orang-orang yang mereka bantu.

4. Bicaralah dengan satu orang asing

Semakin banyak jenis orang yang kita temui, semakin kita dapat berhubungan dengan sudut pandang orang lain.

Roman Krznaric, penulis buku "Empathy" mengungkap mengenai keingintahuan tentang orang asing adalah ciri utama orang-orang yang sangat berempati.

Dia menyarankan kita untuk mengumpulkan keberanian berbicara dengan setidaknya satu orang baru dalam seminggu.

Kita bisa melakukannya dengan menanyakan kabarnya,  bagaimana cuaca hari itu, dan hal-hal sederhana lainnya.

5. Bermeditasi

Satu studi menemukan, setelah menyelesaikan kursus meditasi delapan minggu, peserta dapat memperoleh skor 4,6 persen lebih tinggi pada tes empati standar.

Banyak psikolog menguji keterampilan tersebut dengan kemampuan mengidentifikasi ekspresi wajah dalam foto.

Penelitian lain menunjukkan hasil yang serupa. Peneliti dari Mount Sinai Medical Center mengungkapkan pusat empati di otak menyala selama meditasi, bahkan pada meditator pemula.

Cobalah kursus yang berfokus pada kasih sayang dan empati. Lihat manfaat meditasi yang telah terbukti.

6. Gunakan imajinasi

Ingat pepatah lama walking in each other's shoes yang melambangkan sikap empati kita terhadap orang lain ternyata didukung oleh penjelasan ilmiah.

Penelitian telah menemukan bahwa sekadar membayangkan bagaimana perasaan orang lain dapat membantu kita bertindak dengan lebih empati.

Psikolog merekomendasikan agar kita membayangkan diri sebagai orang lain dalam situasi tertentu.

Sedikit perubahan dalam pemikiran dapat membuat perbedaan dunia dalam memutuskan cara bertindak selanjutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/02/170105220/6-kebiasaan-untuk-mengasah-rasa-empati-mau-coba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke