Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pahami, Dampak dari Cara Remaja Habiskan Waktu di Masa Pandemi

Biasanya, remaja sangat suka berkumpul dan bermain bersama dengan teman-temannya untuk mengisi kembali energi mereka.

Namun apa daya, di masa pandemi ini semua orang sebaiknya tetap berada di rumah, dan khususnya para remaja harus memiliki cara sendiri untuk mengisi waktu luang.

Berikut adalah tiga cara remaja menghabiskan waktu luang mereka, dan manfaat, serta tantangan khusus yang menyertainya.

1. Terhubung dengan media sosial

Anak-anak muda sering menggunakan waktu senggang mereka untuk mengirim pesan kepada teman-teman atau memeriksa akun media sosial mereka.

Di masa pandemi ini, remaja mengandalkan platform media sosial untuk terhubung dengan teman sebaya dan mengikuti berita utama.

Menghabiskan waktu online dapat meningkatkan percakapan yang menyenangkan dengan teman, mendapatkan meme yang cerdas, atau kabar baik tentang tim olahraga favorit mereka.

Namun, beralih ke media sosial sebagai cara untuk menyegarkan diri, bisa menjadi pertaruhan yang berisiko tinggi bagi remaja, terutama dalam konteks pandemi.

Jill Walsh, seorang sosiolog Universitas Boston yang mempelajari penggunaan teknologi di kalangan remaja menemukan fakta tentang hal ini.

Dia menyebut, dengan lebih sedikit interaksi tatap muka telah membuat banyak remaja merasa adanya ketidakpastian pada persahabatan mereka.

Ambiguitas yang sebelumnya dapat ditoleransi dalam komunikasi sekarang dapat menjadi sangat menyusahkan.

Walsh mencatat, remaja yang mendapatkan teks hanya bertuliskan 'k' -singkatan dari oke- yang dapat dibaca sebagai nada ramah, singkat, atau pun marah akan menimbulkan banyak tenaga emosional.

Selain itu, kemungkinan mereka juga melihat unggahan yang mengubah suasana hati menjadi sedih.

Maka, beristirahat seharusnya membantu menenangkan pikiran.

2. Melakukan aktivitas yang menyenangkan

Penelitian tentang stres kronis menunjukkan, kegiatan yang mengasyikan seperti bertanding dalam olahraga, menonton film, atau membaca buku dapat membantu kaum muda menghadapi keadaan yang sulit.

Aktivitas yang menyenangkan mungkin menjadi pilihan yang sangat tepat ketika remaja mendapati diri mereka dirundung kekhawatiran tentang sekolah, teman sebaya, meningkatnya kasus Covid-19, atau apa pun.

Seorang profesor psikologi di Universitas Ohio yang mempelajari dampak stres dan mengatasi tubuh, Peggy Zoccola mengungkap tentang hal ini.

Dia mengatakan, merenungkan peristiwa yang tidak menyenangkan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta memicu pelepasan hormon stres yang berkelanjutan.

"Sangat penting untuk dapat pulih dan tidak selalu mengeluarkan hormon stres ini," kata dia.

Menurut dia, mengalihkan pikiran dari peristiwa negatif dan menariknya ke pengalaman positif dapat mendorong pelepasan zat peningkat suasana hati alami dalam tubuh.

Hal ini berfungsi seperti opioid untuk membantu kita merasa lebih baik.

Meskipun begitu, memiliki terlalu banyak hal yang menyenangkan justru memberikan istirahat mental dan fisiologis yang berharga dari kondisi stres.

Zoccola mengungkapkan, jika aktivitas yang menyenangkan berlangsung terlalu lama, itu akan menghalangi kita untuk menangani masalah yang masih terjadi dan mungkin bisa menimbulkan masalah baru.

3. Menangkan pikiran dengan refleksi

Para remaja bisa mengisi waktu luangnya dengan aktivitas yang membutuhkan perhatian, tetapi tidak sepenuhnya memenuhi pikiran seperti menghabiskan waktu di alam atau mandi dalam waktu lama.

Upaya yang lebih menarik yakni bermain video game atau memecahkan teka-teki.

Dibandingkan dengan bermain media sosial, mungkin lebih baik menyisakan ruang bagi pikiran untuk berkelana dan berefleksi.

Avik Basu, Psikolog lingkungan di University of Michigan menjelaskan, aktivitas yang tidak membanjiri pikiran lebih cenderung restoratif.

Sebab, hal tersebut memungkinkan kita untuk refleksi dan di saat itulah sebagian dari otak kita benar-benar bisa mulai bekerja.

Refleksi yang tidak tergesa-gesa memungkinkan kita menyaring kekacauan mental, serta menghasilkan solusi yang segar dan berguna.

Memang, banyak dari kita mulai menghargai betapa banyak perawatan mental yang biasa kita lakukan saat melakukan perjalanan sehari-hari, atau berjalan di sepanjang rute yang biasa dilalui ketika pergi bekerja maupun sekolah.

Para remaja sekarang mungkin harus mencari aktivitas yang tidak terlalu penting ketika pikiran mereka terasa kacau.

Mereka juga membutuhkan dorongan orangtua untuk melakukannya dengan sekadar berjalan-jalan atau melihat keluar jendela.

Merawat kesehatan mental dan emosional kita sekarang sangat diperlukan dari biasanya.

Jadi, penting bagi orang-orang dari segala usia untuk mengambil waktu istirahat yang paling sesuai dengan kebutuhan saat itu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/04/203841020/pahami-dampak-dari-cara-remaja-habiskan-waktu-di-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke