Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Probiotik sebagai Pencegahan Gigi Berlubang

Tubuh kita adalah tuan rumah bagi kehidupan mikroorganisme yang lain. Normalnya, terdapat hubungan yang seimbang antara mikroorganisme (yaitu bakteri) dengan inangnya (tubuh manusia). Diketahui tubuh manusia mengandung lebih banyak sel bakteri dibandingkan dengan sel manusia.

Namun, keseimbangan ini dapat terganggu, bahkan hilang, yang mengakibatkan penyakit, yaitu dysbiosis.

Penting bagi kita untuk memahami keseimbangan ini di dalam rongga mulut. Rongga mulut manusia adalah lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Suasana yang asam dan ketersediaan makanan yang berkelanjutan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri di dalam rongga mulut.

Frekuensi konsumsi gula yang tinggi menyebabkan bakteri melakukan metabolisme dan menghasilkan ekosistem mulut menjadi asam, mengurangi keanekaragaman bakteri dan fleksibilitas fungsi bakteri, serta meningkatkan proporsi kelompok bakteri penghasil asam dan tahan asam.

Usaha untuk mencegah dysbiosis bakteri terkait gigi berlubang adalah melalui peningkatan pertumbuhan bakteri baik, yang akan membantu menjaga jumlah bakteri jahat di rongga mulut tetap rendah, salah satunya melalui penggunaan probiotik.

Mengenal probiotik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang diberikan dalam jumlah yang cukup, sehingga memberikan keuntungan bagi kesehatan manusia.

Mikroorganisme probiotik (terutama Lactobacillus ssp. dan Bifidobacterium ssp.) telah digunakan sejak 20 tahun belakangan ini untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut.

Mekanisme kerja probiotik dianggap menggabungkan kejadian lokal dan sistemik termasuk adhesi, ko-agregasi, penghambat pertumbuhan, produksi bakteriosin dan imuno-modulasi. Dengan demikian, probiotik mungkin memiliki efek pencegahan dan terapi.

Secara singkat, mekanisme probiotik sebagai pencegahan gigi berlubang terdiri dari tahapan adhesi pada permukaan gigi, pengurangan jumlah bakteri penyebab gigi berlubang, dan mengubah komposisi mikrobiota, sehingga meningkatkan kesehatan rongga mulut.

Pencegahan gigi berlubang pada anak dan dewasa

Mikroorganisme probiotik yang biasa digunakan untuk mencegah gigi berlubang adalah bakteri Lactobacillus ssp. dan Bifidobacterium ssp.

Penelitian pertama yang mengevaluasi probiotik untuk pencegahan karies dilakukan pada tahun 2001 oleh Dr. Nase dan kawan-kawan.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa anak yang mengonsumsi susu yang mengandung probiotik yaitu bakteri Lactobacillus rhamnosis GG memiliki insidensi gigi berlubang yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang mengonsumsi susu tanpa probiotik.

Penelitian lain di tahun 2014 menyebutkan, probiotik yaitu bakteri Lactobacillus brevis CD2 dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab gigi berlubang yaitu Streptococcus mutans, menurunkan tingkat keasaman mulut dan perdarahan gusi, ketika diberikan ke anak-anak berisiko karies tinggi selama 6 minggu.

Dalam kurun waktu itu, mereka diinstruksikan untuk tidak menggunakan produk-produk yang mengandung fluor, sehingga dapat disimpulkan pencegahan gigi berlubang dapat dilakukan oleh suplementasi probiotik itu sendiri.

Sedangkan penelitian menggunakan probiotik bakteri Bifidobacterium, dilakukan pertama kali pada tahun 2005 oleh Dr. Caglar dan kawan-kawan.

Mereka mengamati penurunan jumlah bakteri penyebab gigi berlubang (Streptococcus mutans) setelah mengonsumsi yogurt yang mengandung probiotik bakteri Bifidobacterium DN-173 010 pada orang dewasa muda selama 2 minggu, serta tidak menggunakan produk yang mengandung fluor selama 4 minggu sebelum penelitian.

Hasil yang sama juga diperoleh setelah orang dewasa mengonsumsi es krim yang mengandung probiotik bakteri Bifidobacterium animalis subsp. Lactis BB-12, selama 10 hari.

Produk yang mengandung probiotik

Produk yang mengandung probiotik biasanya dimasukkan ke dalam produk-produk susu, seperti yoghurt dan keju yang dapat menetralkan kondisi asam di dalam rongga mulut dan menurunkan jumlah bakteri penyebab gigi berlubang.

Produk probiotik berupa permen karet atau tablet isap dapat menstimulasi perbaikan kesehatan jaringan pendukung gigi. Sedangkan probiotik dalam larutan kumur dan permen karet dapat menghambat produksi senyawa sulfur yang dapat menghilangkan bau mulut.

Kesimpulan
Penggunaan probiotik sebagai pencegahan karies terlihat cukup menjanjikan, meskipun belum banyak penelitian yang memaparkan hasil klinis yang memadai. Namun, probiotik sampai saat ini masih menjadi terapi tambahan untuk pencegah karies, bukan terapi utama.

Bagaimanapun, pencegahan karies tetap memerlukan terapi konvensional, seperti menjaga kebersihan mulut, penggunaan fluor dalam pasta gigi, pengaplikasian fluor secara rutin di dokter gigi, dan membatasi frekuensi konsumsi gula.

Drg. Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/07/104437920/probiotik-sebagai-pencegahan-gigi-berlubang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke