Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlu Tahu, Ini 10 Penyebab Sakit Saat BAB dan Solusinya

Tapi, bagaimana jika lubang anus justru sakit setelah BAB?

Kondisi ini mungkin terdengar memalukan untuk diungkapkan, namun ternyata cukup umum dikeluhkan.

Meski begitu, ahli gastroenterologi dan asisten profesor kedokteran di NYU Langone Health, Rabia De Latour, MD mengungkapkan kepada Women's Health, banyak orang merasa malu mengungkapkan gejala-gejalanya.

Pada akhirnya, kondisi tersebut tidak dilaporkan dan menjadi berlarut tanpa terobati.

Jika Anda merasakan keluhan serupa, 10 kondisi berikut mungkin adalah penyebabnya:

1. Sembelit
Konstipasi atau sembelit sering kali disebabkan oleh faktor pola makan, seperti tidak makan cukup serat atau tidak cukup minum air.

De Latour menjelaskan, ketika mengalami dehidrasi, usus besar kita akan menyedot semua air dari tinja yang terbentuk.

Ketika kondisi itu terjadi, BAB akan keras dan menyakitkan. Otot-otot di area pinggul akan menegang sehingga menimbulkan rasa sakit.

Akibatnya, feses akan lebih sulit keluar dari lubang anus.

Solusi: usahakan makan cukup serat dan minum banyak air. Jika membutuhkan intervensi, pelunak feses dapat membantu tetapi ini bukanlah solusi jangka panjang.

2. Intoleransi makanan
Menurut ahli gastroentologi sekaligus penasihat Women's Health, Samantha Nazareth, MD, sensitivitas atau intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, sensitivitas gluten atau sensitivitas fruktosa, bisa menyebabkan sakit saat BAB.

Solusi: Intoleransi laktosa dan fruktosa dapat didiagnosis melalui tes napas yang dilakukan oleh dokter. Semsntara intoleransi gluten sedikit lebih sulit untuk diidentifikasi.

Sensitivitas biasanya terungkap setelah seseorang berhenti mengonsumsi gluten, setidaknya selama tiga minggu dan kembali mengonsumsinya setelahnya untuk melihat apakah ada reaksi yang terjadi.

Jika terbukti mengalami intoleransi, segera berhenti mengonsumsi makanan tersebut.

3. Masalah kulit
Masalah kulit seperti psoriasis dan eksim bisa terjadi di semitar anus dan menyebabkan sakit saat BAB, karena feses melewati bagian kulit yang iritasi, mengelupas dan meradang.

Solusi: solusi untuk masalah kulit di area tersebut sama seperti area kulit lainnya.

Jadi, berkonsultasilah dengan dokter kulit untuk menemukan masalah dan solusi yang tepat.

Krim topikal dan obat-obatan dari dokter bisa membuat iritasi kulit di sekitar anus perlahan berkurang

4. Radang usus
Jika Anda menderita kolitis ulserativa (radang usus kronis) penyakit Crohn, atau bahkan sindrom iritasi usus besar, Anda mungkin akan mengalami diare yang berlebihan.

Karena aliran yang konstan melalui saluran anus, kulit akan cenderung mengalami iritasi dan nyeri.

Solusi: ahli gastroentologi akan memeriksa Anda untuk menguji abses dan nanah ada area tersebut.

Kemungkinan proses tersebut akan menyakitkan, namun merupakan langkah yang baik demi kesembuhan.

Setelah itu, dokter akan memberikan pilihan pengobatan untuk meredakan gejala penyakit Anda.

5. Melakukan seks anal
Jika Anda baru pertama kali melakukan seks anal, Anda mungkin akan merasakan sakit di area anus akibat penetrasi.

De Latour mengatakan, sebagian besar pasien yang tertular penyakit menular seksual (PMS) rektal diakibatkan melakukan seks anal.

Menurutnya, awalnya penyakit itu bisa tampak seperti radang usus, namun ternyata mereka melakukan seks anal tanpa kondom dan terkena klamidia atau sifilis yang dapat menyebabkan peradangan lokal.

Solusi: selalu gunakan perlindungan ketika berhubungan intim berisiko dan ketahui status PMS pasangan untuk menghindari situasi yang menyakitkan.

Rasa sakit yang telah terjadi mungkin dapat menimbulkan trauma, jadi usahakan untuk mencegah dan mengetahui batasannya.

Selain itu, jika mengalami gejala mirip radang usus namun belum pernah memeriksakannya, ungkapkan pada dokter bahwa Anda belum lama ini melakukan seks anal.

6. Wasir
Wasir atau ambeien adalah pembuluh darah yang berada di dalam rektum dan menjadi melebar.

Ada dua macam wasir, yakni internal dan eksternal.

Walaupun wasir internal dan eksternal dapat terjadi karena berbagai penyebab, penyebab paling umum adalah penambahan berat badan dan kehamilan, yang keduanya menyebabkan peningkatan tekanan di atas pembuluh vena.

Menurut De Latour, wasir internal seharusnya tidak menyakitkan, meskipun bisa berdarah.

Namun, wasir eksternal yang dapat ditemukan di tepi anus bisa sangat menyakitkan dan terasa gatal.

Solusi: menjaga berat badan yang sehat, menghindari penambahan berat badan yang cepat dan meningkatkan konsumsi serat.

Kabar baiknya, biasanya wasir tidak serius atau berbahaya dan krim topikal dapat membantu mengobati gejala wasir eksternal.

7. Fisura ani
Fisura ani adalah robekan pada kulit anus. Jika kendengarannya menyakitkan, sayangnya kebenarannya pun demikian.

Kondisi ini dapat terjadi setelah trauma lokal karena beragam penyebab, mulai dari buang air besar yang keras, melakukan seks anal, melahirkan melalui vagina, atau bahkan melakukan prosedur enema secara tidak benar.

Solusi: Anda akan menyadari mengalami fisura ani jika mengalami nyeri selama atau setelah buang air besar karena feses melewati luka terbuka.

Pada saat yang sama, Anda mungkin melihat darah merah cerah menyertai tinja.

Namun, karena tidak bisa melihat robekannya sendiri, Anda hanya bisa meminta bantuan dokter saat memeriksakan diri.

Cara terbaik untuk mencegah fisura adalah dengan mengonsumsi banyak serat agar BAB lebih mudah dan teratur.

8. Endometriosis
Jika Anda mengalami buang air besar yang sangat nyeri selama siklus menstruasi, itu mungkin merupakan tanda endometriosis.

Solusi: temui ginekolog. Beberapa wanita dengan endometriosis memiliki implan endometrium di usus besar mereka, yang menyebabkan nyeri dan pendarahan.

Meski tidak umum, tetapi itu bisa terjadi.

Dalam kasus ini, dokter kemungkinan akan meresepkan obat yang dapat meredakan gejala dan merekomendasikan operasi untuk mengangkat jaringan asing dari usus besar Anda.

9. Proktitis
Proctitis adalah kondisi rektum yang meradang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kolitis ulserativa atau penyakit Crohn (keduanya penyakit radang usus), penyakit menular seksual seperti sifilis dan klamidia, atau peradangan dari enema yang tidak tertangani dengan baik.

Rektum adalah bagian terakhir dari usus besar sebelum anus. Jadi, ketika meradang, akan lebih sulit untuk mengeluarkan feses.

Solusi: pergilah ke dokter untuk mendapatkan saran perawatan. Sebab, perawatannya bergantung pada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah radang usus, maka dokter akan memberi obat anti-peradangan, namun jika masalahnya adalah infeksi maka dokter akan menangani infeksinya, sering kali menggunakan antibiotik.

10. HPV, kanker anus atau kanker rektum
Jangan melewatkan penyebab-penyebab di atas dan langsung menyimpulkan bahwa sakit saat BAB yang Anda alami adalah tanda kanker.

Namun, De Latour mengungkapkan, untuk di Amerika Serikat, terjadi peningkatan kasus kanker rektum pada pasien muda pada usia sekitar 30 tahun.

Selain itu, human papillomavirus (HPV) bisa menyebabkan baik kanker anus maupun kanker serviks.

Solusinya: waspadai gejala lainnya yang muncul selain sakit saat BAB. Berat badan yang menurun drastis, misalnya, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih besar.

Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan solusi tepatnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/22/060000920/perlu-tahu-ini-10-penyebab-sakit-saat-bab-dan-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke