Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perawatan Efektif untuk Gigi Sensitif

GIGI sensitif sering dirasakan oleh sebagian besar orang, serta menjadi salah satu kelainan gigi yang paling mengganggu. Berbagai macam perawatan untuk gigi sensitif terkadang masih belum memadai dan kurang berhasil. Hal ini dapat menimbulkan masalah fisik dan psikologis bagi seseorang.

Selain itu, dapat berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, terutama yang berkaitan dengan pemilihan pola makan, menjaga kebersihan gigi secara optimal dan aspek estetika.

Definisi gigi sensitif
Gigi sensitif atau istilah di dunia medisnya adalah dentin hipersensitif; dentinal hipersensitif; servikal hipersensitif; akar hipersensitif; atau semental hipersensitif adalah nyeri yang berasal dari dentin yang terbuka sebagai respons terhadap kimiawi, termal, atau rangsangan osmotik, namun masih belum jelas apa penyebab utama gigi sensitif.

Interaksi diantara beberapa faktor masih diyakini memiliki peran penting sebagai pencetus terjadinya gigi sensitif.

Beberapa studi di tahun 2013 melaporkan prevalensi gigi sensitif pada orang dewasa mencapai 74 persen, banyak terjadi pada perempuan yang kemungkinan berkaitan dengan pola makan dan kebersihan mulut mereka.

Gigi yang paling banyak mengalami sensitif adalah gigi taring dan gigi premolar (geraham kecil). Terdapat dua metode untuk menentukan intensitas gigi sensitif, pertama adalah melalui wawancara langsung ke pasien dan pemeriksaan klinis.

Penyebab gigi sensitif
Kombinasi beberapa faktor dibawah ini dapat menyebabkan terjadinya gigi sensitif, yaitu:

1. Menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang keras. Sehingga menyebabkan terbukanya enamel, dentin terekspos atau menyebabkan penurunan gusi.
2. Penurunan gusi yang biasanya disebabkan oleh penyakit periodontal. Sehingga menyebabkan tereksposnya dentin gigi.
3. Gigi retak.
4. Kebiasaan buruk mengerot-ngerot gigi atau mengatupkan gigi.
5. Adanya plak gigi. Akumulasi plak di permukaan akar gigi dapat menyebabkan hilangnya mineral gigi, sehingga menyebabkan terbukanya dentin.
6. Penggunaan obat kumur yang berkepanjangan.
7. Makanan asam.
8. Prosedur perawatan gigi (misalnya setelah prosedur pemutihan atau penambalan gigi).
9. Kelainan pada sistem pencernaan seperti penyakit asam lambung, muntah berlebihan, dan sebagainya.

Proses terjadinya gigi sensitif

Teori yang paling diterima secara luas mengenai mekanisme terjadinya gigi sensitif yaitu teori hidrodinamik.

Pertama kali dikemukakan oleh Gysi tahun 1900 dan divalidasi oleh Brännstrom pada tahun 1960-an. Teori ini menyebutkan bahwa ketika rangsangan (suhu, fisik, atau perubahan osmotik) diaplikasikan ke dentin, maka akan terjadi perubahan laju pergerakan cairan di dalam tubulus dentin dan akan menghasilkan perubahan tekanan pada saraf pulpa, yang akhirnya akan menyebabkan rasa nyeri pada orang tersebut.

Ada beberapa  hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi sensitif, mulai dari mengurangi tekanan pada saat menyikat gigi, mengurangi konsumsi makanan dan minuman asam secara berlebihan, penambalan gigi pada dentin yang terbuka di bagian leher gigi, hingga perawatan saluran akar gigi.

Jika gigi sensitif ternyata disebabkan karena kelainan pencernaan, seperti asam lambung atau muntah berlebihan, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis pencernaan.

Sementara itu, produk pengurang rasa sensitif pada gigi yang dapat diaplikasikan secara profesional oleh dokter gigi di klinik antara lain fluor, larutan potasium nitrat, potasium oksalat, dan masih banyak lagi.

Beberapa produk perawatan gigi sensitif di rumah yang telah dipublikasikan secara internasional, antara lain: Colgate Pro-Argin, SensiShield, ACP, Recaldent (CPP-ACP), Blanx sensitive toothpaste, Biorepair, Nanit active (Henkel’s toothpaste), UltraDex, Sensodyne, Crest ProHealth, Colgate SnF2, and Elmex sensitive.

Kesimpulannya, perawatan gigi sensitif untuk setiap orang berbeda-beda. Hal yang pertama harus dilakukan adalah mencari penyebab utama gigi sensitif, menentukan intensitas gigi sensitif, melakukan kebiasaan yang baik untuk kesehatan rongga mulut sesuai rekomendasi dokter gigi, perawatan klinis oleh dokter gigi, serta perawatan untuk dilakukan di rumah menggunakan agen pengurang rasa sensitif pada gigi.

Drg. Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/08/083744320/perawatan-efektif-untuk-gigi-sensitif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke