Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Dokter Gigi dalam Identifikasi Korban Kecelakaan Pesawat

BERITA duka baru saja datang dari dunia transportasi udara di tanah air. Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di sekitar Kepulauan Seribu, DKI Jakarta diketahui membawa total 62 orang termasuk penumpang dan awak kabin.

Tipis harapan untuk menemukan ada korban yang selamat dan sampai saat ini dikabarkan sebagian besar jasad korban kecelakaan pesawat telah ditemukan.

Selanjutnya jasad di bawa ke RS Bhayangkara TK. I - R. Said Sukanto, Jakarta Timur untuk dilakukan proses identifikasi oleh pihak yang berwenang. Selain dokter ahli forensik, dokter gigi juga turut membantu proses identifikasi korban.

Apa saja peran dokter gigi dalam mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat terbang?

Dokter gigi spesialis odontologi forensik

Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), salah satu keahlian dokter gigi yang ada di Indonesia adalah odontologi forensik dengan penulisan gelar Sp.OF (Spesialis Odontologi Forensik).

Spesialis odontologi forensik adalah cabang keahlian yang baru saja disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 2020.

Latar belakang disahkannya pendidikan profesi dokter gigi spesialis odontologi forensik adalah berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kejadian bencana di Indonesia mulai tahun 1815-2019 cenderung meningkat. B

encana ini termasuk banjir, gempa, longsor, gunung Meletus, tsunami, serta angin topan. Ada pula bencana yang diakibatkan oleh manusia atau man-made disaster misalnya ledakan bom dan kecelakaan transportasi seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam, atau terorisme.

Selain bencana, pada beberapa kasus kriminal, gigi-geligi sebagai bagian tubuh yang paling sulit dihancurkan dapat menjadi barang bukti penentuan identitas korban yang mengalami kerusakan pada wajah, sidik jari, bahkan mutilasi seluruh tubuh.

Peran dokter gigi spesialis odontologi forensik

Gigi merupakan primer identifier menurut Disaster Victim Identification (DVI) Guide Interpol karena gigi merupakan bahan organik dalam tubuh yang letaknya terlindungi oleh bibir dan lidah, sehingga tahan terhadap trauma fisik, termis dan proses pembusukan.

Gigi juga mempunyai bentuk yang khas dan jelas, letaknya mudah dicapai dan mempunyai nilai individualitas yang tinggi.

Ruang lingkup kedokteran gigi forensik menurut Cameron dan Simms pada tahun 1973 meliputi: kriminal, non-kriminal/perdata, dan penelitian.

Sedangkan menurut Sopher (1976) ruang lingkupnya meliputi: identifikasi gigi dari jenazah yang tidak dikenali, perbandingan bekas gigitan, trauma dan pemeriksaan jaringan lunak rongga mulut, serta malpraktek dan kelalaian bidang kedokteran gigi.

Seorang ahli odontologi forensik bukan melakukan tindakan terapi pada pasien seperti dokter gigi pada umumnya, tetapi membantu pembuktian suatu kasus atau pasal hukum yang dikenakan pada tersangka dan membantu korban mendapatkan keadilan.

Bidang odontologi forensik tidak hanya berkutat dalam bidang medis, tetapi juga bukan merupakan bidang ilmu hukum murni.

Proses analisis oleh dokter gigi spesialis odontologi forensik

Identifikasi gigi memainkan peranan penting dalam mengidentifikasi sisa bagian tubuh seseorang yang telah meninggal, misalnya tubuh yang menyisakan kerangka, tubuh yang membusuk, tubuh yang terbakar atau dipotong-potong, yang tidak valid jika menggunakan metode visual atau sidik jari.

Identifikasi odontologi dilakukan berdasarkan perbandingan sistemik antara pre- dan post-mortem karakteristik gigi setiap individu sesuai dengan rekam medis dan radiografi gigi.

Namun, teknik ini agak sulit akibat adanya trauma pada rahang dan ketidakcukupan informasi gigi ante-mortem.

Berdasarkan American Board of Forensic Odontology, identifikasi gigi dapat dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: identifikasi positif (data ante- dan post-mortem sesuai dan terbukti berasal dari 1 individu); Identifikasi yang memungkinkan (data ante- post-mortem memiliki sedikit fitur yang konsisten, namun karena kualitas rekam medis maka sulit untuk menetapkan identitasnya); bukti yang tidak cukup (data tidak cukup untuk membuat kesimpulan); eksklusi (data ante- dan post-mortem tidak konsisten).

Kedokteran gigi forensik juga melakukan analisis DNA, yang diambil melalui isolasi spesimen material biologis seperti darah, semen, akar rambut, jaringan, gigi, tulang dan air liur.

Pada jaringan yang post-mortem yang membusuk, meskipun DNA mengalami fragmentasi progresif melalu enzim autolitik dan bakteri, namun urutan informasi masih ada dalam fragmen DNA. Oleh karena itu, informasi tidak hilang sama sekali meskipun tubuh telah mengalami pembusukan.

Estimasi usia korban bencana dapat dilakukan berdasarkan identifikasi gigi. Terdapat 2 teknik yang dapat dilakukan untuk menentukan usia melalui identifikasi gigi, yaitu teknik perubahan perkembangan (terjadi saat perkembangan gigi dan muncul ke dalam rongga mulut) dan teknik perubahan degeneratif (terjadi setelah gigi erupsi dan mulai rusak).

Selain itu, identifikasi gigi juga dapat menentukan jenis kelamin korban, yang dapat dilakukan melalui 4 metode, yaitu: metode morfologi kranio-fasial dan dimensi, metode perbedaan dimensi gigi, metode morfologi gigi, dan metode analisis DNA.

Kesimpulannya, odontologi forensik merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dengan medis sebagai salah satu pengidentifikasi utama sebuah bencana.

Profil DNA memberikan informasi yang penting mengenai karakteristik fisik, etnis dan penentuan jenis kelamin.

Identifikasi jenazah dengan bukti gigi adalah mungkin, karena jaringan gigi adalah jaringan keras yang tetap bertahan setelah kematian dan bahkan dapat menahan suhu sampai 1.600 derajat celcius ketika dipanaskan tanpa kehilangan struktur mikro yang berarti.

Drg. Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/13/113442420/peran-dokter-gigi-dalam-identifikasi-korban-kecelakaan-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke