Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Chat" Soal Pekerjaan di Luar Jam Kantor, Beda Negara Beda Aturan

KOMPAS.com - Cuitan komika Pandji Pragiwaksono kembali menuai kontroversi. Kali ini soal pengakuannya yang menghubungi karyawan tengah malam di akhir pekan untuk urusan pekerjaan.

Dalam tweet berbahasa Inggris, Pandji mengatakan dia telah mengirim pesan kepada timnya tentang pekerjaan pada pukul 00.44 di hari Sabtu.

"Orang mengira kerja dengan saya menyenangkan dan penuh dengan tawa. Entrepreneur Pandji sangat berbeda dengan Entertainer Pandji," lanjutnya di akun @pandji.

Pandji menambahkan, dia adalah tipe orang yang "mendorong" orang lain, menuntut, dan tidak berbasa-basi. Dirinya juga bisa memecat orang dengan cepat.

"Saya tidak bisa mengerti bagaimana seseorang bisa merasa sangat bangga menghancurkan work-life balance orang lain," tulis akun @nikensupraba dalam Bahasa Inggris.

Tanggapan yang sama datang dari akun @shandya. Dia menilai tindakan Pandji bukan hal yang bisa dibanggakan.

"Bukannya mengirim pesan tentang pekerjaan di pagi buta saat weekend itu tandanya lo juga sebagai leader ga bisa nge-manage waktu dengan baik?" lanjut akun tersebut.

Hal yang wajar

Kendati demikian, tak semua orang menyalahkan Pandji. Salah satunya rapper sekaligus YouTuber Reza Arap.

"Saya tidak mengerti kenapa orang-orang marah. Saya juga mengirim pesan ke tim pada pukul 3 atau 4 pagi," tulisnya dalam bahasa Inggris.

"Tapi saya tidak mengharapkan atau memaksa mereka untuk membalas, setidaknya mereka akan membacanya ketika bangun. Di akhir pekan? Ya kenapa tidak," lanjutnya.

Reza Arap mengatakan dia tidak menemukan sesuatu yang salah kecuali tweet Pandji dinilai terlalu arogan.

Tak jauh berbeda, rekan sesama komika yakni Ernest Prakasa juga turut memberi tanggapan soal mengirim pesan soal pekerjaan di tengah malam.

"Soal WA ke staff jam 00:44, kata gw sih biasa aja. Gw pun sering, dalam konteks takut besok pagi lupa mending gw chat dulu aja, doi balesnya mah bisa besok, silakan," tulisnya di akun @ernestprakasa.

Ernest menambahkan, "Semua tergantung kebiasaan dab kultur perusahaan. Yang jangan adalah chat jam 00:44 terus berharap langsung direspon."

"Kasihan orang (yang) menerima kepikiran tugas itu padahal sudah jam istirahatnya. Kalau kitanya yang takut lupa, bisa bikin notes atau email ke diri sendiri," tulis Ika.

"Kebayang si staf bangun tengah malam terus baca WA kerjaan pula, kasihan," lanjutnya.

Aturan di beberapa negara

Di tengah perdebatan soal tindakan yang dilakukan Pandji Pragiwaksono, di beberapa negara etika menghubungi karyawan di luar jam kerja diatur sangat ketat.

Di negara Barat, perusahaan dilarang untuk menghubungi karyawan. Prancis misalnya, pada 2017 negara tersebut mengeluarkan undang-undang tentang "hak memutuskan hubungan".

Undang-undang tersebut mendorong pemberi kerja memiliki perjanjian dengan karyawannya tentang aturan penggunaan alat digital.

Tujuannya untuk memastikan dan menghormati hak karyawan atas waktu istirahat dan cuti serta pribadi dan kehidupan keluarga.

Tak jauh berbeda, Italia juga menyetujui undang-undang serupa pada 2018. Banyak perusahaan yang mengikutinya.

Salah satunyaa Volkswagen yang menerapkan aturan server. Secara otomatis server akan menutup email keluar mulai pukul jam 6 sore sampai 7 pagi setiap hari.

Sedangkan di Belanda, karyawan tidak lagi menerima pesan terkait pekerjaan setelah jam 6 sore.

Dewan Kota New York juga mengeluarkan undang-undang yang melarang perusahaan meminta karyawan memeriksa email atau bentuk komunikasi elektronik lainnya selama di luar jam kerja.

Saat karyawan sedang mengambil cuti tahunan, cuti sakit, atau cuti pribadi, perusahaan juga dilarang untuk menghubungi.

Lalu di California, pada tahun 2018 Mahkamah Agung mengeluarkan aturan de minimis. Menurut pengadilan, perusahaan jangan mengizinkan karyawan untuk bekerja selama beberapa menit tanpa dibayar.

Undang-undang ketenagakerjaan California mewajibkan pembayaran untuk semua jam kerja. Bahkan meskipun karyawan dihubungi hanya lima menit untuk urusan pekerjaan.

Budaya perusahaan

Di sisi lain, menurut sosiolog Tracy Brower, PhD, MM, MCRw, kebijakan yang membatasi komunikasi terkait pekerjaan setelah jam kerja kembali ke budaya perusahaan.

Perusahaan dengan karyawan yang merasa terdorong mengirim email setelah jam kerja perlu mengatasi masalah yang lebih besar.

Mungkin perusahaan memiliki budaya yang tidak memberdayakan karyawan untuk membuat keputusan sendiri tentang cara untuk bekerja.

Tracy mengatakan, ada hal lebih penting dari jam kerja yakni kebijakan perusahaan dalam membina budaya organisasi yang membuat karyawan merasa dihargai.

Selain itu, perlu juga kebijakan yang dapat membuat karyawan bisa memberikan pendapat dan mengambil keputusan sendiri, serta menyelaraskan keterampilannya dengan pekerjaan.

Memang membatasi komunikasi soal pekerjaan di luar jam kerja bertujuan baik. Akan tetapi, setiap karyawan memiliki cara berbeda untuk menyelesaikan pekerjaannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/24/203120820/chat-soal-pekerjaan-di-luar-jam-kantor-beda-negara-beda-aturan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke