Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kembali Jadi Tren, Ini Keistimewaan Rompi Sweater

KOMPAS.com - Tren di dunia fesyen bisa berubah sangat cepat. Tapi tak jarang, item yang dulunya pernah populer menjadi tren lagi di masa depan.

Contohnya rompi sweater. Belakangan, item fesyen tersebut kembali digilai karena artis Harry Styles dan karakter Putri Diana di serial The Crown yang memakainya.

Beberapa merek fesyen ternama seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Ganni juga telah bereksperimen dengan meluncurkan kolekai rompi sweater terbarunya.

Hal itu membuat semakin banyak selebriti dan influencer yang memakai rompi sweater. Pada akhirnya, item fesyen tersebut kembali populer di tengah masyarakat.

Rompi sweater rajutan pertama kali muncul sebagai pakaian pria sekitar tahun 1907. Kala itu tim sepak bola Amerika memutuskan untuk memotong lengan sweater yang biasa dipakai.

Kemudian di tahun 90-an dan awal 2000-an, rompi sweater termasuk pakaian yang sangat populer. Bila pakaian itu kembali menjadi tren seperti sekarang, rasanya tidak begitu aneh.

Sebab hingga saat ini, masih banyak orang yang senang berpenampilan dengan gaya 90-an. Sementara itu, mereka yang berkecimpung di dunia fesyen membeberkan alasan rompi sweater masih diminati.

Menurut creative director Ganni, Ditte Reffstrup, rompi sweater mengingatkannya pada sosok kakek-kakek yang keren dan terlihat rapi.

Walau begitu, sekarang ini rompi sweater bisa dipadukan dengan pakaian apapun dan bahkan dikenakan oleh perempuan.

"Rompi sweater agak rapi dan itu gaya 90-an. Pemakaiannya dengan gaun dan elemen yang lebih sporty cukup menarik," kata Reffstrup seperti dikutip South China Morning Post.

"Bagi saya, ini semua tentang menciptakan keseimbangan menarik yang penuh dengan kesenangan dan kepribadian," tambahnya.

Tak jauh berbeda, pendiri Frankie Shop Gaëlle Drevet, menilai rompi sweater sebenarnya sangat menarik.

“Gayanya simpel tapi tetap istimewa, tidak ribet tapi tetap menarik. Selain itu, pakaian ini terinspirasi sisi maskulin dengan sentuhan feminin," kata Drevet.

Dia melanjutkan, beragamnya gaya rompi sweater juga berpengaruh terhadap popularitas pakaian tersebut.

Rompi sweater cocok digunakan untuk bersantai di rumah maupun dipadukan dengan kemeja dan celana panjang untuk tampilan formal.

"Ini sangat cocok dengan gaya hidup orang-orang di masa sekarang," ujar Drevet.

Di sisi lain, rompi sweater juga telah lama dipakai oleh dunia K-pop. Hal ini semakin memberikan pengaruh besar terhadap tren mode dan bintang di masa depan.

Tak heran jika sejumlah merek pertama seperti Louis Vuitton meluncurkan rompi sweater untuk koleksi musim semi / musim panas 2021.

Nicolas Ghesquière memilih tampilan rompi sweater dengan motif kotak. Sedangkan Stuart Vevers dari Coach memiliki versi berbeda yakni rompi sweater dengan rajutan intarsia yang memiliki motif kuda dan kereta.

Kembalinya rompi sweater sebagai tren fesyen juga dapat dilihat di media sosial. Hashtag #sweatervest telah digunakan sebanyak 78.000 kali di Instagram.

Pada akhirnya, daya tarik yang sebenarnya dari rompi sweater karena serba guna. Pakaian cocok dipasangkan dengan celana panjang, gaun, atau bahkan untuk sekadar bersantai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/26/192907420/kembali-jadi-tren-ini-keistimewaan-rompi-sweater

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke