Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Sepelekan, Vagina Lecet Usai Bercinta Mungkin karena 9 Hal Ini

Jika kamu mengalaminya, penting untuk mencari tahu kemungkinan penyebabnya dan mencari cara mengobatinya agar masalah yang sama tidak terulang kembali.

Menurut dokter umum Dr Jane Leonard kepada Women's Health, kebanyakan masalah vagina lecet yang dialami perempuan adalah karena adanya gesekan ketika penetrasi.

Jika perempuan tersebut sudah memiliki masalah kulit sebelumnya, rasa nyeri yang dirasakan bisa lebih parah.

Beberapa kemungkinan penyebab vagina lecet dan nyeri setelah berhubungan intim antara lain:
1. Kurang lubrikasi
Menurut Healthline, ketika seorang perempuan terangsang, tubuh akan melepaskan pelumas alami yang dapat memperlancar penetrasi.

Namun, sesekali lubrikasi alami saja tidak cukup.

Jika perempuan tersebut tidak cukup terangsang atau pasangan terburu-buru untuk melakukan penetrasi sebelum pemanasan (foreplay) dengan cukup, maka peluang terjadinya gesekan bisa lebih besar.

Gesekan tersebut bisa menyebabkan robekan mikro pada vagina, yang bisa menyebabkan sakit dan rasa tidak nyaman. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa memicu infeksi.

2. Menopause
Kondisi vagina yang kering bisa saja bukan disebabkan oleh kurangnya lubrikasi, tetapi karena perempuan sudah memasuki masa menopause.

Sesaat sebelum dan selama menopause, tingkat hormon di tubuh perempuan akan berubah secara drastis.

Dengan hormon estrogen yang lebih minim, tubuh akan lebih sedikit memproduksi pelumas alami.

Selain itu, jaringan pada vagina juga menjadi lebih kering dan tipis. Kondisi itu akan membuat penetrasi terasa lebih tidak nyaman dan menyakitkan.

Selain menopause, kondisi lainnya yang menyebabkan perubahan hormon juga saat kehamilan.

Jika penyebab masalah nyeri yang kamu rasakan adalah karena perubahan hormon, maka salah satu solusinya adalah menggunakan lebih banyak pelumas ketika berhubungan.

3. Seks yang terlalu kasar
Jika penetrasi yang dilakukan terlalu kasar, perempuan juga bisa saja mengalami lecet, nyeri dan rasa tidak nyaman, baik pada vagina maupun sekitar vulva.

Gesekan dan tekanan lebih bisa menggesek jaringan yang sensitif di organ intim.

Jika pasangan menggunakan jari, mainan seks atau objek lainnya selama aktivitas seks, rasa nyeri yang dirasakan mungkin akan lebih besar.

Jika memang akan menggunakan mainan seks, mungkin kamu perlu menggunakan pelumas ekstra untuk mengurangi gesekan. Namun, ini juga bergantung pada material mainannya.

Penggunaan mainan seks yang tidak tepat juga bisa menyebabkan vagina lecet setelah aktivitas seksual.

4. Alergi kondom, pelumas atau produk lainnya
Reaksi alergi terhadap kondom lateks, pelumas atau produk lainnya yang digunakan ketika berhubungan intim juga bisa menyebabkan vagina lecet, sekaligus iritasi organ intim di area vulva.

Alergi lateks lebih umum daripada yang kita kira. Untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi terhadap lateks, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

5. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Nyeri vagina saat berhubungan intim juga mungkin merupakan gejala pertama IMS, seperti klamidia, gonore atau herpes genital.

Jika kamu belum pernah melakukan pemeriksaan, pertimbangkan untuk melakukan screening IMS untuk mencegah kemungkinan infeksi.

Jika pasanganmu juga belum pernah melakukannya, mintalah dia untuk melakukan tes serupa.

6. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi bakteri atau jamur yang menyebabkan peradangan pada vagina.

Gejala lainnya yang mungkin muncul selain nyeri adalah keluarnya cairan berbau dan rasa gatal.

Untuk infeksi bakteri, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik, sementara untuk infeksi jamur, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur.

Banyak perempuan tidak datang ke dokter dengan gejala vaginitis.

Dalam beberapa kasus, mereka baru akan mengetahui kondisi infeksi setelah melakukan pemeriksaan ginekologi rutin.

7. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK bisa menyebabkan lebih dari sekadar rasa sakit ketika buang air kecil, tetapi juga bisa menyebabkan rasa sakit pada vagina atau area panggul.

Jika kamu mengalami ISK ketika berhubungan intim, kamu lebih mungkin mengalami iritasi dan peradangan tambahan.

8. Vaginismus
Ini adalah kondisi di mana otot antara lubang vagina dan anus menegang tanpa disengaja.

Vaginismus bisa menyebabkan penetrasi menjadi lebih sulit dan menimbulkan rasa sakit selama atau sesudah berhubungan intim.

Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani antara lain terapi fisik, biofeedback, dilator vagina, hingga psikoterapi perilaku.

9. Konsumsi obat-obatan
Alat kontrasepsi, misalnya, dapat menekan kadar hormon alami.

Kondisi itu menyebabkan jaringan di vagina menjadi lebih tipis dan lebih kering.

Jika ini adalah penyebab nyeri yang kamu rasakan, cobalah melakukan foreplay lebih lama atau menggunakan lebih banyak pelumas agar tidak mengalami rasa sakit akibat gesekan setelah berhubungan intim.

Kapan perlu ke dokter?
Beberapa penyebab nyeri vagina bisa diatasi sendiri di rumah.

Misalnya, penyebab terkait kurangnya lubrikasi bisa diatasi dengan menggunakan lebih banyak pelumas atau melakukan foreplay lebih lama.

Namun, pada beberapa kondisi kamu mungkin perlu berkonsultasi ke dokter.

Jika rasa nyeri bertahan lebih lama dari dua hari, mengalami pendarahan atau munculnya flek yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter akan membantu melakukan diagnosa dan memberikan perawatan yang tepat.

Semakin segera kamu melakukan perawatan akan semakin besar kemungkinan untuk mencegah komplikasi yang lebih jauh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/26/220600920/jangan-sepelekan-vagina-lecet-usai-bercinta-mungkin-karena-9-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke