Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Selalu tentang Seks, Ada 4 Alasan Mengapa Orang Selingkuh

Namun kenyataannya, ada banyak alasan mengapa orang berselingkuh, termasuk motivasi sosial, emosional, dan fisik.

Sebuah penelitian pada tahun 2020 menganalisis bagaimana pandemi Covid-19 dapat mendorong lebih banyak pasangan untuk berselingkuh atau mencari pasangan baru.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Kristina Coop Gordon dan Dr. Erica Mitchell, mengamati kondisi stres terkait pandemi yang dapat merusak hubungan, serta apa yang dapat dilakukan pasangan untuk mengatasi stres yang ditimbulkan.

Dalam penelitian tersebut terungkap, situs kencan untuk pasangan menikah mendapat tambahan 17.000 anggota baru per hari selama pandemi terjadi.

Angka ini melambung jauh jika dibandingkan dengan 1.500 anggota baru per hari selama tahun 2019.

Data juga menunjukkan, sekitar 20 persen orang telah menghubungi mantan pasangannya sejak awal pandemi ini.

Dr. Mitchell, peneliti dari pascadoktoral di University of Tennessee dan ahli terapi pernikahan dan keluarga berlisensi berkomentar mengenai data tersebut.

Dia mengatakan, masalah utama adalah waktu yang dihabiskan pasangan untuk mengatasi efek pandemi menguras waktu dan energi untuk tidak berfokus pada memelihara hubungan dengan suami/istri.

Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas yang mungkin membuat pasangan lebih cenderung selingkuh.

Namun, terjebak di rumah selama pandemi bukanlah satu-satunya alasan orang tergoda untuk berselingkuh.

Ada setidaknya empat alasan lain mengapa orang bisa berselingkuh dalam hubungan semacam itu.

1. Stres atau marah

Tingkat stres dapat berdampak besar pada sebuah hubungan.

"Individu yang mengalami stres lebih cenderung memperhatikan hal-hal yang tidak dilakukan pasangannya dengan benar, dan cenderung tidak puas dalam hubungan mereka," kata Dr. Mitchell.

Kondisi inilah yang menempatkan pasangan pada risiko lebih tinggi untuk berselingkuh.

Kemarahan dan kejengkelan juga dapat menyebabkan perselingkuhan, dan ini sangat umum muncul di kalangan orang muda.

Biasanya, perselingkuhan yang dimotivasi oleh amarah dikaitkan dengan perasaan membutuhkan balas dendam, atau ingin menghukum pasangannya.

Nah, salah satu cara untuk mengatasi stres dan kemarahan dalam hubungan adalah dengan mengenali saat diri sendiri ketika merasa kewalahan.

"Berbicara tentang pengalaman emosional dapat membantu pasangan mengelolanya, dan membicarakannya dengan pasangan dapat membantu merasa lebih terhubung dengan dia."

Pasangan juga dapat bekerja sama untuk mencari tahu apa yang dia lakukan dan tidak memiliki kendali atas apa dan bagaimana dia dapat mempermudah satu sama lain.

2. Harga diri yang rendah

Pada saat yang sama, Dr. Jana Hackathorn, profesor psikologi di Murray State University, mengatakan, beberapa orang berselingkuh untuk meningkatkan harga diri, atau ingin merasa lebih populer.

Kebutuhan orang-orang semacam ini adalah ingin mendapat validasi eksternal terkait dengan keinginan untuk merasa diinginkan oleh orang lain.

Harga diri yang lebih tinggi juga dapat membuat seseorang menginginkan lebih banyak variasi dalam hubungan seksual.

Di sisi lain, sebuah penelitian pada tahun 2021 mengungkapkan, kecemasan akan keterikatan (attachment anxiety) juga terkait dengan kemungkinan perilaku selingkuh yang lebih tinggi.

Seseorang yang memiliki attachment anxiety yang tinggi khawatir pasangannya tidak akan tersedia pada saat dibutuhkan.

Orang yang cemas terus berusaha untuk mendapatkan kepastian dan cinta dari orang lain, yang sebagian karena keraguan dirinya tentang kelayakannya.

Mereka cenderung memiliki citra diri negatif, melihat diri mereka tidak layak untuk dicintai dan didukung.

Ketakutan ini mengarah pada keyakinan bahwa mereka akan ditinggalkan oleh pasangan mereka. Dengan demikian, mereka mencari partner tambahan sebagai cara untuk melindungi diri.

Selingkuh adalah strategi untuk membuat mereka merasa lebih aman sehingga mereka memiliki "rencana cadangan".

3. Punya media sosial dan aplikasi kencan

Media sosial, serta aplikasi dan situs kencan mengubah cara orang berselingkuh.

Penelitian menunjukkan, orang yang menemukan pasangannya melalui aplikasi kencan cenderung untuk terus mencari hubungan online, meskipun berada dalam hubungan yang berkomitmen.

Persepsi orang tentang jumlah pasangan yang tersedia bagi mereka juga dapat membuat mereka tertarik untuk melakukan seks kasual, bahkan ketika mereka sedang menjalin hubungan.

Teknologi juga memudahkan orang untuk berselingkuh selama pandemi.

Seperti yang dijelaskan Dr. Mitchell, media sosial dan situs kencan menawarkan solusi untuk terhubung dengan orang sambil tetap mempertahankan jarak sosial dan mengikuti perintah tetap di rumah.

Namun, ketika media sosial dan aplikasi kencan "menggantikan" tempat pertemuan pertemuan selingkuh seperti gym atau kantor, Dr. Hackathorn menyebut, "Kondisi ini tetap terasa nyata bagi pasangan yang dikhianati."

4. Tak puas dengan kehidupan seks 

Bagi banyak pasangan, motivasi untuk selingkuh hanya bersifat fisik.

Menurut Dr. Hackathorn, beberapa orang menginginkan lebih banyak seks daripada yang dapat diberikan pasangan mereka saat ini.

Lalu, beberapa lainnya menginginkan jenis seks tertentu yang juga tidak dapat diberikan oleh pasangannya.

Orang yang tidak terlalu dibatasi dan lebih nyaman dengan seks kasual mungkin lebih cenderung berhubungan seks dengan pasangan lain saat berada dalam hubungan berkomitmen.

"Namun, hubungannya tidak jelas. Merasa nyaman dengan seks kasual bukanlah sinonim dari 'cheating'," kata Dr. Hackathorn.

"Orang yang nyaman dengan seks kasual juga bisa menjadi monogami," tegas dia.

"Orang-orang selingkuh karena berbagai alasan, tetapi dalam penelitian saya berulang kali, saya menemukan alasannya adalah karena mereka tidak bahagia dalam hubungan mereka saat ini."

"Atau, mereka tidak puas dengan pasangan mereka saat ini. Sesederhana itu," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/05/075928320/tak-selalu-tentang-seks-ada-4-alasan-mengapa-orang-selingkuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke