Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begadang Menjahit Hijab, Menjelma Jadi Bisnis Besar "Koyu Hijab"

Namun, perlahan Reni bangun. Dia beranjak ke toilet, sebelum kemudian duduk di depan mesin jahit di salah satu ruangan berukuran 3x3 meter di rumahnya.

Pemilik nama lengkap Reni Afriyanti itu lalu mulai menjahit kerudung, bisnis barunya.

Sedangkan sang suami, Irvan Sofian, ikut menemani. Irvan biasanya bertugas sebagai operator yang memperbaiki jika ada kerusakan pada mesin.

Sekitar pukul 03.00 dini hari, Reni dan Irvan mulai mengemas produk kerudung yang dihasilkan, dan sejam kemudian beranjak ke gerai ekspedisi untuk mengirimkannya.

Sesampainya kembali di rumah, mereka beristirahat sebentar, sebelum kemudian pergi ke kantor masing-masing pada sekitar pukul 06.00, dan kembali ke rumah di sore hari. 

“Itu perjuangan kami di awal kami membangun Koyu Hijab tahun 2014. Seolah tidak ada rasa capek, kami tidur hanya 4-5 jam tiap hari,” ujar Reni saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Saat itu, Reni dan Irvan sama-sama masih bekerja, sehingga harus membagi waktu dengan usaha sampingan mereka itu. Sekitar dua tahunan mereka menjalankan kehidupan seperti itu.

Modal Rp 500.000

“Kami sudah terbiasa berbisnis. Bisnis Koyu Hijab ini pun muncul begitu saja dengan modal Rp 500.000,” tutur perempuan kelahiran Bandung, 14 April 1988 ini.

Uang tesebut dia pakai untuk membeli beberapa meter bahan kain hijab. Pelan namun pasti, bisnis yang dijalankan secara online dan offline ini terus berkembang.

“Lama-lama gak sanggup jahit sendiri. Dulu aku jahit 50 pieces per hari. Tapi permintaannya terus meningkat hingga 200 per hari. Akhirnya nambah pegawai dua orang,” tutur dia.

Dari dua pegawai, terus bertambah menjadi 10-20 orang. Hingga akhirnya mereka harus mengontrak tempat untuk produksi.

Tahun 2015, cobaan datang. Pasangan suami istri ini tergoda untuk membangun rumah dari uang pinjaman bank, padahal usahanya baru saja berkembang.

Akhirnya usaha mereka jatuh dan mulai dari nol lagi pada 2015. Selain jatuh, produk mereka sempat dijiplak habis-habisan.

Beruntung, tak perlu waktu lama untuk mengembalikan keadaan. Bahkan bisnis keduanya terus melejit, dan kini mereka memiliki konveksi sendiri dengan 100 an karyawan.

Penjualannya pun terbilang fantastis, bisa mencapai 40.000 paket per hari. Bahkan pada saat-saat tertentu seperti Lebaran, mereka bisa menjual 10.000 pieces sehari.

Itulah mengapa, saat ini mereka tengah gencar-gencarnya berproduksi untuk memenuhi kebutuhan hijab di hari Lebaran nanti.

Selain hijab, Koyu Hijab pun mengembangkan bisnis lain. Kini mereka memproduksi tas, sepatu, dan produk fashion lainnya.

Ia memasarkan produknya melalui Instagram, WhatsApp, dan lainnya. Hal itu berbarengan dengan banyaknya influencer yang hijrah mengenakan hijab.

Selain itu ia pun memasarkan produknya secara offline. Mulai dari menitip ke kantor suami di masa-masa awal, hingga akhirnya mempunyai beberapa toko.

Kedua pemasaran ini menjadi saling melengkapi. Contohnya saat pandemi Covid-19. Bisnisnya sangat tertolong dengan platform online.

“Tipsnya, banyakin buat iklan. Awalnya menggunakan endorse yang gratisan, kemudian iklan berbayar, dan lainnya,” ucap lulusan SMK Analis Kimia ini menjelaskan.

Kelebihan lainnya tentu saja produk. Koyu hijab menggunakan bahan berkualitas. Namun karena mereka membuat dalam jumlah banyak, biaya produksi bisa tekan.

Itulah yang membuat harga Koyu Hijab lebih murah dibanding produk sejenis lainnya.

Mengenai arti Koyu Hijab, ia mengatakan, Koyu merupakan nama kesayangan Reni sejak kecil. Diambil dari sebuah film.

“Dulu ada film, ada anak kecil nakal gitu, dipanggilnya Koyu dan itu jadi nama panggilanku. Ternyata hokinya di situ,” tutup dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/09/111953820/begadang-menjahit-hijab-menjelma-jadi-bisnis-besar-koyu-hijab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke