Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cinta Tak Kenal Usia, Kisah Wanita 30 Tahun Nikahi Pria 81 Tahun...

Pasalnya, perempuan menikahi seorang lelaki yang usianya terpaut 51 tahun lebih tua dari dia. Ya, selisih 51 tahun.

Keputusan besar Terzel ini berawal ketika lelaki bernama Wilson Rasmus tersebut berani mendekatinya untuk berbicara di tengah sebuah pesta dansa.

Kini, setelah menjadi pasangan suami istri, perempuan berumur 30 tahun tahun itu, mengaku banyak belajar tentang kebijaksanaan dan pengalaman hidup dari lelaki berusia 81 tahun tersebut.

Cerita ini terungkap ketika Terzel angkat suara dan membeberkan kisah cinta mereka, termasuk datangnya restu dari orangtua Rasmus. 

Dikisahkan, Terzel pertama kali bertemu Wilson yang berusia 80 tahun pada tahun 2016 di sebuah acara surat kabar lokal.

“Kami bertemu di pesta dansa koran lokal di mana saya adalah jurnalis yang bertugas, jadi saya mengambil foto untuk acara tersebut."

“Ketika saya selesai bekerja, saya menetap hingga malam untuk menikmati tarian, dan Wilson berjalan melintasi lantai dansa ke tempat saya duduk."

“Dia memperhatikan saya yang datang sendirian, dan berpikir kami berdua bisa berbagi."

“Bahkan, belakangan baru terungkap, ternyata dia telah memerhatikan saya sebelum acara dimulai, dan ingin mengenal saya," cetus Terzel.

“Ketika dia sudah meyakinkan bahwa saya datang sendiri, dia mengumpulkan keberanian untuk datang dan berbicara dengan saya."

"Dia bertanya apakah dia bisa duduk di dekat saya," kenang Terzel.

“Saya mengatakan ya, dan sisanya adalah sejarah - kami belum berpisah sejak malam itu,” ujarnya.

Seketika dia jatuh cinta, meskipun suaminya jauh lebih tua, dan bahkan sudah memiliki cucu seumur dengannya.

Mahasiswa hukum itu mengatakan, mereka lalu memiliki ketertarikan satu sama lain dan mulai berkencan.

Pada bagian ini Wilson mengaku memang mencari istri yang lebih muda, demi menjamin hari tuanya. 

Sementara, Terzel -seperti yang disebut di atas, banyak belajar mengenai kebijaksanaan dan pengalaman hidup dari suaminya.

"Dia adalah kekasih yang sangat perhatian," ungkap Terzel.

"Wilson benar-benar masuk ke dalam hidup saya," sambung dia.

Ibu dan mendiang ayah Terzel memberikan persetujuan, hingga akhirnya pasangan kekasih itu menikah satu tahun kemudian.

Pernikahan digelar secara sederhana, dengan putri tertua Wilson yang berumur 56 tahun, hadir sebagai saksinya.

Kini, pasangan ini tinggal bersama di Cape Town, Afrika Selatan, dengan suaminya yang penyayang dan secara finansial mampu mendukung sekolah sang istri.

Terzel langsung merasa nyaman dengan Wilson, yang hanya 24 tahun lebih tua dari ibunya, dan mengatakan ada "percikan cinta" di antara mereka.

“Ini adalah hubungan jangka panjang pertama saya dan saya tidak pernah mempertimbangkan untuk menjalin hubungan yang serius sampai saya bertemu Wilson," sebut perempuan itu.

“Tiga bulan setelah kami bertemu, saya tahu saya ingin menikah dengannya. Wilson pernah menikah sebelumnya, dan itu adalah hubungan pertamanya."

"Mendiang istri pertamanya, Nelly, meninggal pada 2002 karena kanker dan setelah itu dia tidak berkencan dengan wanita lain."

Alih-alih ditunda oleh perbedaan usia, keduanya percaya bahwa mereka bisa saling melengkapi.

“Kini, saya dapat mengandalkan dia untuk apa pun -yang harus saya lakukan hanyalah meminta- dan dia mendukung saya secara finansial, terutama membantu saya membiayai studi saya.”

“Saya tidak pernah menganggap diri saya sebagai orang tua, dan ini membuat saya sehat dan bersemangat - Terzel juga membantu saya berpikir dan merasa seperti ini," kata Wilson.

“Menikah dengan orang yang lebih muda lebih baik daripada menikahi seseorang yang kurang lebih seusia saya."

"Sebab menikah dengan yang kurang lebih seusia, maka pasangan tidak membantu saya sebagai orang yang lebih tua," sebut dia.

Lalu, tidak seperti banyak pasangan lain dengan perbedaan usia yang besar, pasangan ini langsung disambut oleh keluarga besar mereka.

Terzel berkata, “Orangtua saya mencintai Wilson, dan ayah saya terkesan dengan apa yang dapat dia tawarkan kepada saya sebagai teman hidup."

"Ayah selalu ingin saya bersama pria berkepala dingin dan dapat menjaga saya," sebut Terzel lagi.

“Putri-putri Wilson juga menyambut saya dengan hangat, dan memperlakukan saya dengan alasan yang sama, meskipun saya setengah usia mereka."

“Kami memiliki hubungan yang bersahabat, dan tidak ada kepahitan atau kebencian terhadap saya," tegas dia.

"Saya suka fakta bahwa Terzel akan berada di sana untuk merawat saya di masa tua saya," sebut Wilson.

“Mereka tahu bahwa ayah mereka bahagia, dan tidak sendirian lagi - pada akhirnya hanya itu yang penting,” kata Terzel.

Dikira bapak anak

Tak terlalu mengagetkan jika reaksi terhadap mereka saat berada di depan umum menjadi kurang membuat nyaman.  Banyak orang sering menatap, dan salah mengira mereka sebagai ayah dan anak.

Orang-orang bahkan lebih vokal secara online, dengan satu orang menyebut Terzel sebagai wanita yang mengincar harta, dan bahkan lebih buruk lagi.

"Saya sempat merasa orang-orang semacam ini mengotori hubungan kami," ungkap perempuan itu.

Namun kini, mereka sudah tak ambil pusing dengan hal-hal semacam itu, dan malah berfokus pada masa depan mereka bersama, termasuk cita-cita Terzel untuk menjadi hakim.

“Harapan dan impian saya adalah harapan dan impian kami," sebut dia.

“Wilson akan senang, ketika suatu hari melihat saya sukses dan mencapai potensi saya - dan dia berada di sisi saya untuk melalui semua itu,” sambung Terzel.

Keluarga dan seks

Di sisi lain, bagi Terzel salah satu keuntungan dari perbedaan usia yang dia jalani saat ini adalah, dia tidak harus berperan sebagai ibu tiri.

"Beruntung bagi saya, anak-anak Wilson sudah dewasa jadi saya tidak harus berurusan dengan anak-anak kecil."

"Cucunya kurang lebih seusia saya, sehingga itu juga bukan sesuatu yang harus saya pusingkan." 

“Kami tidak berencana memiliki anak sendiri; meskipun jika kami mengalami kecelakaan yang membahagiakan itu, ya biarlah," kata Terzel.

“Dalam hal seks, Wilson adalah kekasih yang sangat perhatian, dan selalu menyenangkan saya saat kami berhubungan intim."

“Pria muda cenderung egois dalam hal kesehatan seksual yang baik, dan saya bersyukur memiliki suami saya ini," kata dia.

“Kami mencintai satu sama lain, sama seperti orang lain mencintai pasangan mereka -tidak ada yang menjijikkan tentang itu.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/11/060000720/cinta-tak-kenal-usia-kisah-wanita-30-tahun-nikahi-pria-81-tahun-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke