Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hamil di Tengah Pandemi, Apa yang Harus Diperhatikan?

KOMPAS.com - Melahirkan di masa pandemi jauh berbeda kondisinya ketimbang saat dunia berada di masa normal.

Ada kekhawatiran dan stres pada ibu hamil yang akan melahirkan anaknya di tengah pandemi.

"Apakah bayi saya bisa lahir dengan selamat?" atau "amankah saya dan bayi saya dari Covid-19?", mungkin seperti itulah yang dipikirkan oleh beberapa ibu yang sedang dalam kondisi hamil saat ini.

Faktanya, ibu hamil bisa berkonsultasi kepada penyedia layanan kesehatan atau rumah sakit untuk membantu mengurangi kecemasan.

Ibu hamil bisa melahirkan bayi dengan aman selama pandemi, meskipun mungkin proses persalinan akan berbeda daripada saat sebelum pandemi.

"Banyak pertanyaan yang kami dapatkan adalah tentang tindakan pencegahan yang harus diambil akibat pandemi,” kata Dr Megan Miller, spesialis obstetri dan ginekologi di Sanford Medical Center, Bismarck, North Dakota, AS.

"Mereka (ibu hamil) ingin tahu berapa lama mereka harus menjauhkan keluarga setelah membawa pulang bayi. Kami melakukan banyak diskusi tentang pedoman saat ini untuk karantina dan jarak fisik."

Risiko tinggi pada wanita yang melahirkan saat pandemi

Selama masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan mengikuti protokol kesehatan untuk melindungi diri dari paparan Covid-19.

Saat ini CDC mengingatkan, wanita hamil berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19 dan kematian, dibandingkan wanita yang tidak hamil.

CDC juga melaporkan, wanita hamil dengan Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami hasil buruk seperti kelahiran prematur.

Langkah pertama bagi ibu hamil adalah mengambil tindakan pencegahan, seperti menerapkan social distancing, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari aktivitas yang menyulitkan tindakan pencegahan tersebut.

Perubahan terbesar yang dialami oleh ibu hamil di masa pandemi adalah, banyak rumah sakit dan klinik yang membatasi jumlah orang yang masuk dan keluar.

Artinya, ibu hamil bisa saja melakukan kunjungan periksa atau mengecek kondisi bayi tanpa ditemani oleh suami atau anggota keluarga lainnya.

Waktu untuk membentuk ikatan dengan sang bayi

"Bagi orang tua, membentuk ikatakan dengan bayi bisa sangat sulit karena mereka harus memutuskan siapa yang bisa datang dan melihat bayi yang baru lahir," jelas Miller.

"Mungkin mereka memiliki banyak kerabat, dan harus membatasi siapa saja yang boleh datang? Bagi banyak orang, itu adalah hal yang sulit untuk dihadapi."

Karenanya, Miller menyarankan kepada ibu untuk berfokus menikmati hari-hari pertama bersama putra atau putri mereka yang baru lahir.

"Pikirkan itu sebagai waktu membentuk ikatan antara Anda dan bayi," kata Miller.

"Anda dapat menghabiskan lebih banyak waktu mengenal bayi Anda dan mengetahui semua hal kecil yang mungkin luput dari perhatian jika banyak anggota keluarga yang menjenguk," sambung dia.

Keamanan vaksin bagi ibu hamil

Dalam Facebook Live yang disiarkan 5 Januari lalu, kepala dokter di Sanford Health, Dr Jeremy Cauwels mengatakan jika vaksin Covid-19 disebut aman bagi ibu hamil.

Ia menambahkan vaksin juga aman bagi wanita yang berencana menambah anggota keluarga.

Namun, wanita hamil yang ingin mendapatkan vaksin Covid-19 harus berkonsultasi dengan dokter untuk meninjau keamanannya.

Sementara itu Miller mengatakan, rumah sakit adalah tempat yang aman bagi ibu hamil yang akan melahirkan.

"Kami mendengar orang-orang menginginkan dokter datang ke rumah karena risiko paparan virus di rumah sakit," tutur Miller.

"Kami menekankan rumah sakit adalah tempat yang aman dan kami melakukan segala upaya yang kami bisa untuk menjaga rumah sakit tetap aman."

"Risiko Anda terkena Covid-19 di rumah sakit minimal. Kami mencoba memberikan yang terbaik bagi bayi Anda dan yang terbaik bagi staf kami," jelasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/17/135645120/hamil-di-tengah-pandemi-apa-yang-harus-diperhatikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke