Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati Bahaya Menurunkan Berat Badan dengan Diet Ketat

KOMPAS.com - Banyak orang ingin menurunkan berat badan dengan cepat. Maka tidak heran, jika saat ini bermunculan berbagai macam diet dengan metode yang ekstrim dan ketat.

Meski hasilnya cukup menggiurkan, namun kita perlu mengetahui bahwa menurunkan berat badan dengan diet ketat bisa menimbulkan konsekuensi yang berbahaya bagi tubuh.

"Walau diet ketat dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat, namun itu juga dapat memperpendek usia dan berdampak negatif pada tubuh maupun pikiran."

Demikian penuturan seorang dokter umum di London Doctors Clinic, Dr Julianne Barry kepada Cosmopolitan UK.

Sangat mudah memang untuk tergoda dengan penurunan berat dari diet ketat. Namun dokter Julianne menjelaskan bagaimana diet ketat dapat memengaruhi tubuh, sehingga kita dapat mempertimbangkannya kembali.

1. Mengurangi laju metabolisme

Metabolisme yang tinggi adalah kunci untuk menurunkan berat badan, tetapi diet ketat sebenarnya justru dapat membuat tingkat metabolisme lebih rendah.

"Kerusakan otot jauh lebih besar dengan diet ekstrim, daripada pendekatan jangka panjang yang stabil," terangnya.

Menurut dia, sedikitnya otot dapat mengurangi tingkat metabolisme, yang merupakan jumlah kalori yang dibakar saat istirahat dan menyebabkan penambahan berat badan di kemudian hari.

2. Melemahkan sistem imun

Dokter Julianne mengatakan, diet ketat itu merampas mineral dan vitamin esensial yang berisiko melemahkan sistem imun atau kekebalan tubuh.

Dan kita semua tahu, bahwa sistem kekebalan yang rendah membuat kita lebih mungkin jatuh sakit.

"Jika kita menghentikan semua makanan berlemak dari diet, maka kita juga kehilangan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, dan K," jelasnya.

"Vitamin ini diperlukan karena membantu mendukung sistem kekebalan. Jadi, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan masalah di masa depan," sambung dia.

Hal ini perlu menjadi perhatian, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini dimana kita memerlukan daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit.

3. Dapat menyebabkan produksi keton

Dengan diet rendah karbohidrat, tubuh kemungkinan mulai memecah asam lemak untuk menghasilkan keton.

Kita mungkin pernah mendengar tentang keton jika pernah membaca tentang diet keto.

Tentu saja keton dapat menyebabkan berat badan kita turun beberapa kilogram, tetapi juga memiliki beberapa efek samping yang merusak seperti rasa mual, bau mulut, dan masalah hati serta ginjal.

4. Menyebabkan dehidrasi

Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa beberapa diet dapat menurunkan berat badan dengan cepat?

Hal itu disebabkan karena kita kehilangan berat badan air. Namun itu tidak ideal untuk penurunan berat badan jangka panjang.

"Penyimpanan glikogen yang merupakan sumber energi yang mengikat air terkuras lebih cepat daripada sel lemak yang melepaskan air," ungkapnya.

Jadi, ketika kita mulai makan lagi, tubuh akan mengisi kembali glikogen dan penyimpanan air yang diikuti dengan penambahan berat badan.

"Maka, saat diet kita berisiko mengalami dehidrasi yang bisa bermanifestasi pada sakit kepala atau pusing," ujar dia.

5. Memicu masalah jantung

Diet dapat memberikan beberapa hasil positif, misalnya menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah.

Akan tetapi, diet yang ketat juga bisa menimbulkan beberapa efek yang berpotensi berbahaya pada jantung sebagai akibat dari peningkatan kadar lemak jantung.

"Siapa pun yang memiliki masalah jantung harus berdiskusi dengan dokter sebelum memulai diet ketat karena risiko masalah jantung yang timbul di awal diet," terang Julianne.

6. Merusak rambut dan kualitas kulit

Ketika melakukan diet ketat, kita membatasi jumlah vitamin dan nutrisi penting yang diserap tubuh.

Pada gilirannya, hal ini dapat berdampak negatif untuk penampilan fisik kita.

Kurangnya nutrisi dapat tercermin pada rambut yang rontok dan menyebabkan kulit terlihat kusam.

Di samping itu, kulit kita bisa dibiarkan terasa kering dan mungkin mengalami masalah jerawat.

7. Mengganggu kebiasaan buang air besar

Diet ketat juga bisa menyebabkan masalah perut. Apabila kita tidak mendapatkan nutrisi yang tepat dalam makanan, maka dapat menyebabkan buang air besar tidak teratur atau tidak konsisten.

Dokter Julianne menyarankan untuk memperhatikan konsistensi tinja guna mengetahui apakah kita sudah melakukan diet yang sehat atau belum.

"Jika kotoran BAB terlalu encer atau sangat sulit untuk dikeluarkan, itu adalah tanda bahwa kita harus melakukan perubahan pola makan," jelasnya.

"Tapi kalau kita khawatir, pastikan untuk segera menghubungi dokter," kata dia lagi.

8. Kekurangan energi

Meskipun diet ketat dapat menyebabkan penurunan berat badan, sebagian besar dari berat ini berasal dari pengurangan glikogen dan simpanan air dalam tubuh.

Nah, pengurangan tersebut yang kemudian mengakibatkan hilangnya energi dan membuat kita merasa lelah," kata dokter tersebut.

"Demikian pula karena pengurangan vitamin dan nutrisi yang dikonsumsi saat melakukan diet ketat, tubuh tidak dapat menghasilkan energi, sehingga membuat kita merasa lesu dan lelah," imbuhnya.

9. Membuat perasaan lebih sensitif

Diet yang ekstrem mungkin bukan cara yang tepat untuk menurunkan berat badan yang sehat.

Dokter Julianne menjelaskan bagaimana diet ketat justru memicu pelepasan kortikosteron dari otak.

Sehingga membuat kita cenderung lebih sensitif, meningkatkan stres, menjadi mudah tersinggung, dan risiko depresi.

Kita mungkin juga mengalami konsentrasi yang buruk dan gangguan tidur yang dapat menyebabkan kelelahan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/04/070700320/hati-hati-bahaya-menurunkan-berat-badan-dengan-diet-ketat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke