Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turunkan Tekanan Darah dan Bobot 27 Kg dengan Sepeda, Mau Tiru?

Tak perlu yang terlalu rumit, aktivitas seperti bersepeda juga memiliki manfaat. Hal inilah yang dirasakan oleh Adam Bennet.

Pria asal Ohio, Amerika Serikat itu telah dua kali merasakan manfaat dari rutin bersepeda. Pada 2004 lalu, Bernett rutin bersepeda untuk menurunkan berat badan.

Pilihannya jatuh ke sepeda gunung. Namun kepindahannya ke Jepang membuat Bernett beralih ke road bike.

Selama kurang lebih enam tahun, dia rutin bersepeda. Bahkan pada 2008 ketika kembali ke AS, Bernett bersepeda di dalam dan sekitar Taman Nasional Lembah Cuyahoga.

Namun kebiasaannya itu mulai ditinggalkan saat dia menikah pada 2010. Ketika itu Bernett memfokuskan hidupnya untuk membangun keluarga dan karier.

"Saya masih melakukan beberapa hal untuk tetap sehat seperti main sepakbola, berlari, dan weight lifting. Tapi tidak ada yang memberikan efek endurance," kata Bernett seperti dikutip Men's Health.

Lantas, selama hampir delapan tahun dia tidak menyentuh sepeda sama sekali.

Barulah di awal tahun 2018, ketika mengetahui tekanan darahnya tinggi, Bernett memutuskan untuk kembali bersepeda.

Terlebih saat itu berat badannya juga mencapai 102 kilogram.

"Saya tahu itu tidak bagus dan berbicara dengan istri. Saya memberitahunya tentang keinginan kembali bersepeda," kata Bernett.

Bertahun-tahun tidak bersepeda membuat pria yang kini berusia 40 tahun itu harus memulai kebiasaannya secara perlahan.

Dia hanya mampu bersepeda dengan kecepatan 20 km per jam, karena masih merasa tidak nyaman. Bernett juga menyadari tubuhnya tidak bugar.

Namun dia tak mau menyerah. Hingga akhirnya Bernett berhasil meningkatkan kecepatannya, dan merasa siap untuk bersepeda bersama orang lain.

"Saya juga ingin melihat apakah bisa menemukan orang yang lebih cepat. Saya memang cukup kompetitif," ujar dia.

Kemudian pada pertengahan tahun 2018, Bernett bergabung dengan klub sepeda Akron. Dia selalu rutin bersepeda setiap Sabtu malam bersama klubnya.

Merasa tak puas, Bernett kemudian mengikuti Thursday Night Fast Ride (TNFR) yang terkenal di Summit County.

"Saya suka mengendarai sepeda untuk kesenangan. Tapi jiwa kompetitif saya menambahkan motivasi tambahan agar bisa lebih baik," ungkap dia.

Selama tiga tahun, Bernett jadi sangat terobsesi dengan olahraga sepeda. Dia membeli lebih banyak sepeda, mengikuti sejumlah balapan kerikil, dan berhasil naik ke beberapa podium.

Bernett bahkan sampai menyewa pelatih khusus dan memulai pelatihan yang terstruktur. Dia juga mengambil lisensi untuk bergabung dengan tim balap sepeda AS.

Kendati demikian, Bernett tetap ingat tujuan awalnya bersepeda. Apalagi, dia bekerja di bisnis makanan di mana godaan untuk mengonsumsi makanan tidak sehat cukup tinggi.

"Sebelum mulai bersepeda lagi, saya banyak mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan."

"Sekarang saya fokus membuat makanan natural dari nol," ujar Bernett.

Dia menyadari bersepeda telah membuatnya lebih kurus, lebih cepat, lebih kuat, dan lebih sehat.

Selain itu, setelah dua tahun bersepeda, tekanan darah Bernett juga kembali normal.

"Saya menghentikan pengobatan tekanan darah yang telah saya konsumsi selama delapan tahun terakhir. Berat badan saya juga turun hampir 27 kilogram," kata dia.

Bernett mengaku rutin bersepeda enam kali seminggu. Jika suasana mendukung, dia bisa bersepeda di luar ruangan 10-12 jam per minggunya.

Saat ini, di tengah pandemi Covid-19, Bernett tetap rutin bersepeda. Dia juga menjalani diet puasa dan menghindari makanan olahan.

"Saya ingin menurunkan berat badan lebih banyak melalui diet dan berkendara. Dalam jangka panjang, saya tidak ingin melupakan sepeda seperti masa lalu," cetus dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/04/230000420/turunkan-tekanan-darah-dan-bobot-27-kg-dengan-sepeda-mau-tiru-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke