Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mouza, Brand Bandung yang "Kalahkan" Pandemi dan Sukses di Mancanegara

Sambil berjalan menuju panggung, ia beberapa kali tersenyum menyapa hadirin di ruangan tersebut.

Pagi itu, Maret 2021, Dini menjadi pembicara dalam pembekalan kepada 8.000 agen -secara offline dan online, tentang bisnis Mouza yang didirikannya.

Bagi Dini, Mouza adalah bukti dari perjuangannya selama ini. Bagaimana tetesan keringat dan air mata, mengiringi jalannya hingga menjadi seperti sekarang.

Mouza merupakan bisnis Dini yang kedua. Sebelumnya, Dini pernah mencoba berbisnis komputer, namun bangkrut. Bahkan, dia sempat terlilit utang ratusan juta rupiah.

Dini kemudian memutuskan hijrah dari tempat kelahirannya di Majalengka, Jawa Barat, ke Bandung untuk memulai lembaran hidup baru.

Selain hijrah tempat, sebagai seorang muslimah, Dini pun berhijrah dengan mengenakan hijab.

Demi memfasilitasi hijrahnya, Dini mencari baju yang bisa digunakan dengan bagus dan nyaman.

Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk membuat sendiri pakaian muslim, dengan brand Mouza.

Dari target awal 50 potong, 300 potong pakaian tersebut ludes terjual dalam hitungan hari.

Dini pun semakin semangat menjalankan bisnisnya. Ia membuat pakaian muslim yang sesuai Syariah Islam dengan bahan yang nyaman dipakai, motif serta desain kekinian.

Itulah mengapa pakaian Dini bisa digunakan oleh beragam kalangan, mulai dari mahasiswi hingga para ibu, serta untuk acara kasual hingga formal.

Pemberdayaan IRT

Dalam memasarkan produknya, Dini menggunakan sistem keagenan. Hingga kini, ada 8.000 agen Mouza di Indonesia dan juga di beberapa negara lain.

Ada agen yang berasal dari Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi, Oman, dan lainnya.

Dini pun memang ingin bisnisnya tersebut bisa memberdayakan para ibu rumah tangga.

“Konsepnya membesarkan manfaat. Jadi saya tidak berjuang untuk diri sendiri, tapi kita harus ingat siapa di pinggir kita, lingkungan kita, harus benar-benar memberikan manfaat,” ungkap Dini.

Rupanya, konsep ini menyelamatkan banyak keluarga selama pandemi Covid-19.  Pada awal pandemi melanda, banyak suami agen yang terkena PHK, penghasilan menurun, dan lainnya.

“Istrinya (para agen) menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdulillah, keluarga para agen ini bisa bertahan dengan baik,” ucap Dini.

Hal tersebut ditandai dengan kinerja Mouza yang memperlihatkan pertumbuhan positif pada tahun 2020, meski berpacu di tengah pandemi.

Meski hanya tumbuh 12 persen, hal tersebut patut disyukuri, karena perusahaan fashion lain banyak yang harus gulung tikar.

“Saat pandemi, Mouza tetap tumbuh, berikan reward pada agen. Karyawan juga gak ada yang dikurangi, pemotretan pun masih full,” ucap dia.

Dini menyebut, kuncinya adalah adaptasi. Selama pandemi, Mouza semakin menggencarkan cara penjualan online.

Dia memanfaakan fasilitas yang sudah tersedia di platform online, seperti Instagram, Facebook organik dan ads, jejaring marketplace, dan platform online lainnya.

Dini memberikan sedikit penekanan pada Facebook Ads. Dia mengimbau agar para pengusaha tidak takut mengeluarkan modal besar apabila ingin mendapat omzet melimpah.

Kini, Mouza tengah disibukkan dengan produksi lebaran. Ada berapa produk yang disiapkan, di antaranya mukena, gamis, hingga pakaian sarimbit.

“Untuk pakaian sarimbit PO (pre-order) dah lama, sejak Januarian. Yang pesan sekitar 15.000,” ungkap dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/09/060000020/mouza-brand-bandung-yang-kalahkan-pandemi-dan-sukses-di-mancanegara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke