Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hermes Garap Tas Kulit Jamur, Peduli Lingkungan atau Hanya Ikut Tren?

Mulai dari sepatu, jaket, hingga tas berbahan kulit, semua produk tersebut biasanya dibanderol dengan harga tinggi.

Sebab, selain terasa nyaman dan indah secara estetika, material kulit juga tahan lama, mudah dibersihkan, dan serbaguna.

Namun, material kulit tidak dapat diterima oleh kaum vegan.

Orang-orang yang menjalani gaya hidup vegan beranggapan, menciptakan produk berbahan kulit adalah bentuk kekejaman terhadap hewan.

Proses membuat barang dengan material kulit merupakan proses yang menimbulkan polusi tinggi.

Para pegiat vegan juga mencemaskan banyaknya bahan alternatif kulit yang umumnya disebut kulit vegan, entah itu kulit poliuretan (PU) atau polivinilkolrida (PVC).

Kedua bahan tersebut dinilai dapat berdampak buruk bagi planet bumi, sama seperti kulit asli yang dibuat dari petrokimia atau minyak dan gas bumi.

Ketika veganisme menjadi semakin populer di seluruh dunia, banyak merek dan rumah mode mewah mulai memerhatikan permintaan pasar.

Beberapa merek bahkan melahirkan solusi yang bisa dibilang cenderung radikal.

Salah satu rumah mode yang berusaha meninggalkan bahan kulit adalah Hermes. Rumah mode Perancis ini mengumumkan produk tas pertama yang dibuat dengan kulit jamur.

Dalam pembuatan tas tersebut, Hermes menggandeng perusahaan Amerika Serikat, MycoWorks untuk mendesain ulang tas Hermes berbahan wol yang populer di kalangan penikmat mode, Victoria.

Keduanya menggunakan material Sylvania untuk tas Victoria yang baru. Material ini terbuat dari miselium atau akar jamur.

Miselium diproduksi di fasilitas MycoWorks di California, kemudian disamak (proses mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak) dan diselesaikan oleh penyamak di Hermes.

Lalu, bahan akar jamur itu disempurnakan agar lebih kuat dan tahan lama, dan dibentuk di workshop Hermes oleh para perajin yang terampil.

Untuk tas Victoria berbahan kulit yang sudah beredar di pasaran, harganya dibanderol sekitar 7.000 dollar Australia atau sekitar Rp 78 juta.

Namun, Hermes belum memberikan keterangan resmi untuk tas Victoria yang menggunakan bahan kulit jamur. Tanggal perilisannya pun belum diumumkan.

Langkah yang dilakukan Hermes terbilang mengejutkan, karena ini pertama kalinya rumah mode itu menggunakan material ramah lingkungan pada produknya.

Jika Hermes dapat menciptakan kondisi di mana kulit jamur menjadi sesuatu yang disukai konsumen, maka hal itu merupakan kabar baik bagi produsen dan penggemar kulit vegan.

Sayangnya, tas Sylvania Victoria ini masih memanfaatkan sedikit kulit anak sapi, sehingga produk ini tidak bisa dikatakan 100 persen vegan.

Selain itu, Hermes sedang membangun peternakan buaya terbesar di Northern Territory Australia, seperti dilaporkan The Guardian.

Peternakan Hermes ini nantinya akan memasok kulit untuk pembuatan tas dan sepatu, dan tindakan rumah mode tersebut mendapat kecaman dari kelompok vegan dan kesejahteraan hewan.

Terlepas dari hal itu, tas Sylvania Victoria buatan Hermes merupakan bukti, kulit vegan tidak kalah dari kulit asli, baik secara fungsi maupun estetika.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/18/174957020/hermes-garap-tas-kulit-jamur-peduli-lingkungan-atau-hanya-ikut-tren

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke