Mengapa Wajib Mencuci Seprai Seminggu Sekali, Ini Alasannya

KOMPAS.com - Berada di rumah memang lebih aman dan nyaman, apalagi jika selalu rajin bersih-bersih. Kendati begitu sebenarnya ada beberapa tempat yang jadi favorit kuman. Salah satunya tempat tidur.

Karenanya kita wajib mengganti seprai secara rutin walau masih terlihat nyaman dipakai tidur.

Setiap hari, tak terhitung sel yang kita buang dari kulit bersama dengan keringat, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan jamur, semuanya "menemani" kita di tempat tidur saat kita beristirahat.

Seprai juga menumpuk minyak, keringat, daki, dan bekas makeup.

"Tidak mencuci seprai secara teratur membuat semua ini (kotoran) bersentuhan dengan kulit Anda selama beberapa jam saat Anda tidur," kata Joshua Zeichner, MD, ahli riset dermatologi dan kosmetik di Mount Sinai Hospital, New York, Amerika.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari iritasi kulit hingga jerawat bahkan infeksi dalam skenario terburuk.

Zeichner menyarankan untuk mencuci seprai sekali seminggu, atau lebih sering jika ada kotoran yang terlihat.

Mencuci seprai lebih sering

Ada pengecualian untuk aturan mencuci seprai satu minggu sekali, menurut Raman Madan, MD, direktur dermatologi kosmetik di Northwell Health.

Madan menyebut, orang yang harus lebih sering mencuci seprai adalah mereka yang sedang sakit, tidur tanpa mengenakan pakaian dan tidak mandi setelah berolahraga atau berada di luar rumah dalam waktu lama.

"Anda dapat membawa banyak kuman dan alergen ke seprai yang tidak akan bersih tanpa dicuci," katanya.

Para ahli merekomendasikan untuk mencuci seprai setidaknya seminggu sekali. Sayangnya, orang tetap menunda mencuci mereka mengetahui adanya kotoran di seprai tersebut.

Dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan tekstil rumah Coyuchi, hanya 44 persen orang yang mencuci seprai sekali atau dua kali sebulan.

Survei lain dari Mattress Advisor menemukan, orang membiarkan seprai sekitar 25 hari sebelum dibersihkan atau diganti.

Tips mencuci seprai

Saat mencuci seprai, pemakaian suhu panas dianjurkan. Semakin panas suhu air, semakin besar kemungkinan kuman, tungau debu, dan serbuk sari yang menempel pada kain hilang.

Hal itu sangat penting, terutama jika kita memiliki alergi, menurut penelitian yang dimuat ke dalam Journal of Allergy & Clinical Immunology.

Madan menyarankan untuk menggunakan deterjen hipoalergenik yang aman bagi kulit halus.

Sementara itu, Zeichner juga menganjurkan deterjen bebas pewangi dan hanya menggunakannya sesuai yang disarankan.

"Dosis berlebih atau menggunakan terlalu banyak deterjen membuat molekul deterjen itu dapat terjebak di antara serat kain," kata Zeichner.

"Memaparkan kulit Anda pada molekul deterjen dapat menyebabkan reaksi iritasi."