Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Demi Mental Kuat, Ajari Anak 7 Hal Ini

Untuk membentuk mental kuat, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni bagaimana anak berpikir, merasa, dan beraksi.

Tapi, tentu saja itu semua membutuhkan praktik, kesabaran dan penguatan yang konstan agar bisa mencapai titik tersebut secara alami.

Psikoterapis sekaligus editor-in-chief Verywell Mind Amy Morin menyebutkan ada tujuh hal yang dimiliki anak-anak dengan mental kuat. Jika anak Anda belum memilikinya, maka berusalah membantu mereka mencapai tujuh hal ini:

1. Mampu memberdayakan diri

Anak sering kali merasa tidak berdaya ketika anak lainnya lebih baik. Misalnya, ketika nilai ulangannya jeblok sementara anak lainnya mendapatkan nilai lebih baik.

Dalam hal ini, anak seolah memberikan orang lain energi melalui emosinya.

Namun, anak yang terberdayakan tidak bergantung pada orang lain untuk merasa dirinya mampu.

Untuk menciptakan mentalitas ini, orangtua bisa mengajarkan anak frasa-frasa yang bisa mereka ulang untuk menyemangati diri.

Gunakan kata-kata yang bertanggung jawab atas bagaimana mereka berpikir, merasa, dan berperilaku, terlepas dari apa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka.

Kata-kata seperti "aku bisa melakukan yang terbaik", "aku cukup hebat" atau "aku memilih untuk bahagia hari ini" bisa membantu anak mengeliminasi suara-suara negatif di kepala mereka yang akan menghalangi mereka dari kesuksesan di masa depan.

2. Mampu beradaptasi dengan perubahan

Menjalani hidup di masa pandemi juga tidak mudah bagi anak. Anak tidak bisa pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.

Ini adalah masa perubahan yang berat.

Anak mungkin akan kehilangan kebiasaan lamanya dan khawatir ke depannya akan lebih buruk.

Tapi, anak-anak dengan mental kuat paham bahwa perubahan bisa membuat mereka menjadi lebih kuat, meskipun awalnya akan sangat berat.

Untuk membentuk mentalitas ini, cobalah mengajari anak untuk melabeli emosi negatifnya dengan nama yang tidak terlalu terdengar menyedihkan.

Sayangnya, tak semua orang meluangkan cukup waktu untuk mengenali apa yang dirasakannya.

Orang-orang dewasa bahkan menghabiskan waktu untuk menghadapi emosi-emosi tersebut alih-alih mengenalinya.

Jadi, ketika anak menghdapi perubahan, cobalah ajak mereka membicarakan tentang apa yang dirasakannya.

Bantu mereka untuk menggunakan kata yang tepat dalam mendeksripsikan emosi tersebut. Seperti bahagia, sedih, frustrasi, dan lainnya.

3. Tahu kapan mengatakan "tidak"

Banyak orang kesulitan mengatakan "tidak" hingga mereka dewasa.

Padahal, pada beberapa situasi, tidak mengatakan "ya" bisa membuat kita menjadi lebih kuat.

Anak mungkin belum terbiasa melakukannya. Tapi, orangtua bisa menyampaikan pada anak bahwa mereka boleh berkaya "tidak" agar anak bisa membiasakan dirinya.

Menyampaikan pada anak bahwa mereka tidak harus melakukan hal yang tidak mereka inginkan juga bisa membantu mengurangi stres anak.

Latih anak untuk mengetahui konsekuensi pilihannya ketika memilih "ya" atau "tidak".

Namun, meskipun mengatakan "tidak", ajari anak agar menjawabnya dengan cara yang sopan.

4. Mengakui kesalahan

Anak sering kali menutupi kesalahannya karena tidak mau berada dalam masalah.

Padahal, terbiasa mengakui kesalahan sejak kecil akan membuat anak membangun karakternya saat tumbuh besar.

Anak yang cukup berani melakukannya, tahu bahwa mereka melakukan kesalahan. Mereka juga siap secara mental untuk mengakui apa yang dilakukannya.

Selain itu, jika mengakui kesalahan, anak juga akan meminta maaf dan menemukan jalan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

5. Merayakan kesuksesan orang lain

Normal jika anak cemburu dengan temannya, apakah karena temannya punya mainan baru atau memenangkan permainan.

Namun, menyimpan perasaan negatif terhadap orang lain hanya akan menyakiti hati mereka sendiri.

Jadi, ajari anak untuk mampu menyemangati temannya yang mencetak prestasi atau memenangkan sesuatu.

Anak dengan mental kuat memiliki kepribadian yang suportif terhadap lingkungannya dan mereka akan fokus melakukan yang terbaik alih-alih mengkhawatirkan apa yang dilakukan orang lain.

6. Mencoba lagi ketika gagal

Kegagalan adalah hal yang menyakitkan. Bagi anak, kegagalan bisa terasa memalukan, mengecewakan dan membuat frustrasi.

Namun, kebanyakan orang-orang sukses bisa mencapai target mereka karena sudah pernah gagal dalam perjalanannya.

Melatih anak untuk mampu bangkit dan terus mencoba ketika gagal akan membuat mereka mampu memfokuskan perhatiannya pada apa yang salah dan bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut.

Mereka akan memiliki pola pikir berkembang yang membantu mereka mengubah kegagalan menjadi pengalaman belajar yang positif.

Jadi, ketika anak Anda nanti merasa sedih saat gagal, ajari mereka bahwa semua orang melakukan kesalahan atau melalui kegagalan dalam hidupnya.

Sebutkan tokoh-tokoh sukses yang dikenal anak dan sampaikan bahwa tokoh-tokoh tersebut bisa menjadi seperti sekarang karena pernah menghadapi kegagalan.

7. Tekun

Ketika kita tak kunjung berhasil, otak mungkin akan berusaha meyakinkan kita untuk menyerah.

Namun, anak dengan mental yang kuat memiliki ketekunan untuk terus bekerja keras sekalipun mereka tidak menyukainya.

Sering kali, ketika sukses, mereka menyadari bahwa dirinya lebih kuat daripada yang mereka duga.

Untuk membangun mentalitas ini, orangtua bisa mulai dengan mengajari anak menuliskan surat untuk dirinya sendiri.

Minta anak menuliskan kata-kata positif untuk menyemangati dan menguatkan dirinya sendiri.

Surat tersebut boleh panjang maupun pendek. Namun, ajari anak untuk menuliskan kalimat seperti "aku tahu yang kamu hadapi berat, tapi kamu bisa melaluinya karena kamu sudah pernah meraih banyak hal sebelumnya. Dan kamu bisa melakukannya lagi."

Setiap kali anak merasa ingin menyerah, ajak anak untuk membaca surat itu kembali. Ini akan melatih mereka untuk mendorong dirinya agar kembali bersemangat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/24/062700920/demi-mental-kuat-ajari-anak-7-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke