Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbagai Mitos Seputar Kehamilan dan Pelihara Kucing

KOMPAS.com - Banyak orang yang percaya bahw ibu hamil tidak boleh memelihara kucing di rumah. Diyakini, kucing yang dipelihara di dalam rumah bisa mendatangkan sakit bagi ibu hamil dan janin.

Biasanya kucing akan dibuang atau diserahkan kepada orang lain saat wanita di suatu keluarga memutuskan untuk memiliki anak.

Kucing memang bisa membawa penyakit yang disebut toksoplasmosis dan penyakit ini dapat berakibat fatal bagi janin. Namun, tidak semua kucing mengidap penyakit ini.

Ketahui apa saja mitos dan fakta seputar kucing seperti dilansir dari laman Myanimals.com.

1. Semua kucing menderita toksoplasmosis

Mitos ini keliru. Faktanya, hewan yang menularkan penyakit biasanya hanya yang mengonsumsi daging mentah.

Sementara itu, kebanyakan kucing yang dipelihara mengonsumsi makanan kucing yang dibeli dari toko hewan dan tidak sering keluar rumah.

Parasit penyebab penyakit toksoplasmosis, yaitu Toxoplasma gondii yang tertelan oleh kucing akan dikeluarkan lewat tinjanya.  Ibu hamil akan terinfeksi penyakit dari kucing jika harus bersentuhan dengan kotoran hewan dan tidak mencuci tangan dengan sabun.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah beberapa wanita sudah memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan virus.

Wanita umumnya memiliki antibodi jika ia pernah terinfeksi di masa lalu, sebelum kehamilan. Kekebalan tubuh ini akan diturunkan ke bayi.

2. Kucing menyebabkan infertil

Tidak ada kejelasan dari mana munculnya teori atau mitos yang menyebutkan kucing membuat wanita susah hamil.

Hidup dengan hewan peliharaan ini tidak memengaruhi kesuburan atau kehamilan wanita, terlepas dari apakah kucing itu sudah tinggal di rumah sejak lahir atau baru saja diadopsi.


3. Rambut dan bulu kucing berbahaya

Reaksi alergi atau asma yang disebabkan oleh bulu kucing dapat muncul pada semua tahap kehidupan, tetapi hanya muncul pada 10 persen populasi di dunia.

Beberapa gejala umum alergi atau asma biasanya bersin atau gatal-gatal.

Jika ibu hamil memiliki alergi rambut atau bulu kucing, bisa menerapkan beberapa langkah pencegahan selama masa kehamilan. Contohnya, angan membiarkan kucing naik ke tempat tidur, memiliki ventilasi di kamar, atau lebih sering membersihkan debu di karpet dan sofa.

Namun, jika ibu hamil tidak menunjukkan gejala alergi apa pun, maka ia tidak perlu mengambil tindakan tertentu.

4. Kucing adalah hewan agresif dan bisa melukai 

Beberapa orang mengatakan kucing adalah hewan "agresif" dan mendatangkan kerugian.

Kucing terkadang sangat ekspresif dan bisa menunjukkan apa yang ia rasakan dengan mencakar atau menggigit. Tetapi tidak ada indikasi bahwa kucing akan agresif di sekitar ibu hamil.

5. Kucing dapat menyakiti bayi

Anggapan lainnya adalah, kucing bisa menyerang bayi yang tidur. Kucing mungkin lebih protektif dan penasaran terhadap bayi, tapi kecil kemungkinannya kucing akan menyerang bayi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/29/133334120/berbagai-mitos-seputar-kehamilan-dan-pelihara-kucing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke