Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Keunikan Jam Tangan G-Shock "Permen", Teman untuk Berolahraga

Sejak pertama kali dirilis pada tahun 1983, jam tangan produksi pabrikan Jepang, Casio Computer Co., Ltd. ini sudah menggunakan bahan dasar resin.

Resin dipakai untuk membuat material strap dan cangkang yang menjadi pelindung terluar bagi modul arloji.

Material resin inilah yang memungkinkan G-Shock diproduksi dalam aneka warna, untuk tiap seri yang diproduksinya.

Dan, adanya berbagai pilihan warna terbukti disambut hangat oleh pasar, hingga saat ini. Banyak arloji G-Shock yang dikoleksi oleh penggemarnya, hanya karena perbedaan colorway.

Bahkan tak jarang, pada beberapa kasus, perbedaan warna semacam itu bisa menciptakan perbedaan harga yang besar di antara produk yang sama, khususnya di pasar reseller.

Nah, tentunya pertimbangan serupa pula yang mendasari Casio mengeluarkan varian anyar GBD-100SM, demi memberi pilihan yang lebih banyak pada penggemarnya. 

Tetapi, jika dulu fitur dan spesifikasi jam tangan G-Shock cenderung sama, tidak demikian dengan GBD-100 kali ini.

Sebab, tak cuma menawarkan perbedaan warna, jam tangan ini dilengkapi tampilan dan juga fitur yang tergolong baru untuk lini produksi G-Shock secara keseluruhan.

Versi pertama arloji yang dirancang sebagai sport watch dan bisa terhubung dengan ponsel lewat aplikasi G-Shock Move ini adalah GBD-100.

Arloji ini sudah diluncurkan sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Kini, Casio membuat GBD-100SM dengan perubahan pada sentuhan warna.

GBD-100 yang berada di bawah "keluarga" G-Squad bisa disebut sebagai salah satu "varian modern" dari G-Shock.

Sebab, ada fitur-fitur dan juga tampilan yang tak dikenal pada seri G-Shock yang sudah ada sebelumnya.

Mari kita lihat satu per satu keunikan yang ada pada jam tangan GBD-100SM ini.

Ada tiga "rasa" yang dibuat dalam seri ini, yang pertama dengan dominasi warna hitam, dengan sedikit aksen kehijauan.

Seri yang diberi nama GBD-100SM-1 ini memiliki warna bezel yang mungkin mengingatkan kita pada warna permen kopi atau moka, dengan nuansa hitam kecoklatan.

Lalu, ada GBD-100SM-4A1 yang mengombinasikan warna hitam pada strap, dengan bezel merah.

Warna merah transparan tersebut mengingatkan kita pada permen kristal rasa stroberi, bukan?

Terakhir, GBD-100SM-1A7 dengan warna strap putih susu, dan bezel berwarna ungu transparan yang dipadukan dengan sedikit aksen hijau menyala, mirip permen grape.

Suguhan ketiga warna baru yang cerah dan lebih "berani" tersebut amat berbeda dengan GBD-100 edisi pendahulunya.

GBD-100 edisi pertama menawarkan tiga warna klasik, yakni hitam, biru, dan merah, khas seperti warna G-Shock yang selama ini ada di pasaran.

Jadi, sangat terasa jika pilihan colorway pada jam tangan GBD-100 SM kali ini memiliki keunikan warna tersendiri.

Bukan bisa jadi gaya ini bakal menjadi ikon dan kekhasan tersendiri.  Sebab, penggemar G-Shock bisa dengan mudah mengenali seri ini, saat sudah dipakai di pergelangan tangan.

Namun jika dibandingkan dengan jam tangan G-Shock lain, dan teknologi yang tersimpan di dalamnya, bisa jadi GBD-100 masuk dalam kategori arloji yang "enteng di kantong dan enteng di tangan".

Arloji ini adalah varian sport watch, yang memungkinkannya terkoneksi dengan smartphone, melalui sambungan Bluetooth.

Dengan ponsel, kita dapat menata rencana dan melacak perjalanan kebugaran, lewat beberapa segmen indikator aktivitas.

Sebutlah, estimasi jumlah langkah, jarak tempuh, kecepatan, notifikasi dengan mode getar, konektivitas dengan GPS pada ponsel, hingga estimasi pembakaran kalori.

Harga resmi jam tangan ini adalah Rp 2.829.00. Namun di pasaran, penggemar G-Shock bisa mendapatkannya mulai dari harga mulai Rp 1,8 juta, juga dengan garansi resmi dari PT. Gilang Agung Persada (GAP).

Artinya, dibandingkan dengan produk G-Shock lain yang ada di rentang harga yang sama, maka GBD-100 SW menawarkan fitur yang lebih unggul dan modern -untuk ukuran G-Shock.

Lalu, soal bobot di pergelangan tangan, karena GBD-100 dibuat untuk membantu aktivitas olahraga -khususnya lari, maka arloji ini terasa ringan di tangan.

Berdasarkan penghitungan Kompas.com, bobot GBD-100 ini adalah 68 gram, -memang tidak lebih ringan dari GBA-800 produk sesama G-Squad yang beratnya cuma 62 gram.

Juga tak lebih ringan dengan G-Shock carbon GA-2000 yang beratnya 64 gram.

Namun, dibandingkan dengan seri laris G-Shock seperti GA100, GA110, atau GA700 yang beratnya sekitar 72 gram, jam tangan ini terasa enteng dan compact di tangan.

Bisa jadi, kesan ini muncul karena pemilihan material strap khas G-Squad yang juga agak berbeda. Kita akan ulas soal strap ini di poin selanjutnya.

Pada tampilan standar, bagian utama menjadi kolom untuk menunjukkan angka, dan tampilan kecil di atasnya dipakai untuk penunjuk tanggal.

Baru pada tahun 1998 -atau 15 tahun sejak pertama kali diluncurkan, G-Shock menggunakan gaya analog -atau penggunaan jarum jam, lewat varian AW-571.

Pada produk selanjutnya, kreasi dan kombinasi atas dua pendekatan itu lalu mulai diproduksi oleh Casio.

Nah, sebagai pemain lama dalam dunia arloji, G-Shock terhitung lambat masuk ke segmen smartwatch.

Ketika banyak merek berbondong-bondong masuk ke pasar jam tangan pintar, G-Shock masih "hanya" bertahan dengan kelebihan mereka sebagai jam tangan "tahan banting" saja.

Baru kemudian, varian Rangeman Master of G yang bisa terkoneksi dengan GPS dan telepon pintar diluncurkan pada sekitar tahun 2018, ketika pasar sudah lama dibanjiri oleh produk sejenis.

Lalu, baru di tahun 2020 lalu, Casio membuat GBDH-1000 sebuah jam tangan pintar premium yang dilengkapi dengan sensor detak jantung, dan konektivitas dengan smartphone untuk beragam aktivitas.

Perhatikan seri di atas, GBDH-1000 dan GBD-100, namanya mirip bukan? Ya, memang secara sekilas kedua jam itu memang serupa, hanya "beda kasta". 

Bila tak teliti, GBD-100 bisa disangka sebagai GBDH-1000 yang jauh lebih mahal, karena tampilan layar yang sekilas mirip di antara keduanya. Diameternya dan -tentu saja, kelengkapan fitur di dalamnya berbeda.

Sebagai entry level sport watch GBD-100 tak dilengkapi sensor detak jantung. Maklum saja, harga resmi kedua jam ini terpaut 4-5 kali lipat.

Namun berbicara soal tampilan, arloji ini bisa disebut sebagai jam tangan G-Shock dengan tampilan paling "modern" -ya, maksudnya relatif baru dalam sejarah evolusi G-Shock.

Dengan panel digital yang memenuhi sebagian besar bidang dial -tanpa partisi seperti pada seri klasik, tampilan utama pada GBD-100 mengambil porsi lebih besar, khas smartwatch.

Font yang muncul kala melakukan setting manual pada arloji ini mirip tampilan hitam putih handphone CDMA di masa lalu.

Meski begitu, tampilan ini terkesan "modern" bila dibanding penampakan layar pada G-Shock yang kita kenal selama ini.

Sebenarnya ini bukan kreasi baru dari Casio. Pada keluarga G-Squad gaya strap semacam ini sudah dipakai sejak seri-seri pertama.

Namun, strap semacam ini tak dipakai pada seri G-Shock klasik lainnya. Strap yang halus ini pun ternyata memberikan kesan dan sensasi yang lebih ringan.

Meski ketika ditimbang, ternyata jam tangan ini tak lebih enteng dibandingkan seri G-Squad yang ada lebih dulu, GBA-800 -misalnya.

Material resin halus pada strap membuat pemakainya lebih nyaman dan tak gerah atau terganggu ketika keringat mulai membasahi tangan.

Kemudian, untuk menyempurnakan kelebihan dari strap tersebut, Casio melengkapinya dengan strap suspender resin yang memiliki satu "gigi" pada bagian dalam. 

Fitur ini sederhana, tapi amat membantu.

Para penggemar tentu paham jika suspender pada jam tangan G-Shock terkadang merosot ke arah buckle, hingga membuat sisa strap menjuntai ke luar, atau sebaliknya.

Nah, gigi kecil di bagian dalam suspender ini "menancap" ke dalam lubang strap, hingga memungkinkan penahan tersebut tak bergeser, bahkan ketika kita sedang berolahraga.

Seperti yang telah disebut di atas, konektivitas Bluetooth menghubungkan GBD-100 ke perangkat ponsel agar pengguna dapat melakukan penyesuaian, dengan bantuan aplikasi G-Shock Move.

Hasilnya, koneksi dengan GPS pada ponsel, kalibrasi penghitung langkah, estimasi kalori yang terbakar, kecepatan lari, kecepatan rata-rata, semua dapat terbaca dan tersimpan sebagai catatan personal.

Kita pun dimungkinkan untuk membuat rencana mingguan dalam aktivitas olahraga kita, dan bakal terekam dalam aplikasi tersebut.

Selain itu, kita dapat menerima notifikasi pesan yang masuk ke ponsel melalui arloji ini.

Jadi -contohnya, kita bisa membaca pesan WhatsApp, meski tak bisa membalasnya lewat jam ini.

Namun, semua fasilitas yang terhitung baru untuk G-Shock ini, sesungguhnya sudah ada dan lazim dimiliki oleh jam tangan sejenis dari merek lainnya.

Yang justru unik dari GBD-100 adalah keberadaan fitur penghitung untuk latihan interval.

Jika tak ada pelatih, para penggila latihan interval selama ini biasa menggunakan aplikasi ponsel untuk memberikan alert pada pergantian babak di tengah latihan.

GBD-100 memungkinkan pengguna membagi interval dalam lima babak, dan dapat diputar hingga 20 kali. 

Durasi latihan dapat kita tentukan melalui aplikasi G-Shock Move. Selanjutnya, arloji akan bergetar untuk memberikan tanda pada setiap akhir babak.

Hanya saja -sebagai catatan, jika kita hendak memutar interval lebih dari satu babak, maka durasi gerakan dan rest, harus selalu sama.

Misalnya, kita merancang 20 detik jumping jack dan 20 detik rest, lalu 20 detik push-up dan 20 detik rest, dan seterusnya. 

Maka, perputaran interval sempurna hingga batas 20 kali tersebut baru terjadi jika besaran durasi semuanya sama, dalam contoh ini adalah 20 detik.

Tidak dimungkinkan untuk mengatur durasi rest yang berbeda, karena akan mengganggu penghitungan seluruh siklus latihan interval tersebut.

Kendati demikian, dengan fitur ini kita dapat melakukan setiap gerakan latihan, tanpa pusing memerhatikan durasi atau pun indikator waktu di ponsel.

Kita juga bisa amat terbantu saat melakukan latihan jalan kaki atau lari dengan sistem interval, berkat keberadaan fitur ini.

Jadi, jika dibandingkan dengan G-Shock pada umumnya -khususnya untuk rentang harga yang sama- GBD-100 jelas memiliki fitur yang lebih kaya.

Khususnya bagi para penikmat olahraga, jam tangan ini bisa menjadi "teman" dan cukup membantu. Apalagi, kita dapat menggunakannya setiap saat, tanpa pusing kehabisan baterai.

Atau, kalau pun hanya untuk bergaya, indikator steps harian dan notifikasi pesan, bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Selanjutnya, soal selera dan pilihan warna. Ya, bagi mereka yang menyukai gaya klasik G-Shock dengan warna resin yang solid, tetap bisa memilih varian  GBD-100 edisi pertama.

Sementara, untuk yang suka tampil menyala dan lebih nge-pop, tentu tiga pilihan warna baru dari G-Shock GBD-100SM ini bisa dijadikan opsi. Bukan begitu?

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/30/064020920/5-keunikan-jam-tangan-g-shock-permen-teman-untuk-berolahraga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke