Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Si Kecil Alami Alergi Susu Sapi? Ini yang Harus Dilakukan

KOMPAS.com - Banyak anak di Indonesia yang terlahir dengan alergi terhadap makanan atau minuman, khususnya pada protein yang terdapat di dalam susu sapi.

Dokter spesialis anak dan ahli imunologi, Dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), MKes mengatakan bahwa protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.

"Data dari klinik anak di RS Cipto Manungkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan, sebanyak 31 persen dari pasien anak alergi terhadap putih tekur dan 23,8 persen alergi susu sapi."

Demikian penuturannya saat webinar Festival Soya Generasi Maju melalui aplikasi Zoom, Rabu (31/3/2021).

Menurut dia, alergi susu sapi merupakan respons sistem imun tubuh yang berlebihan (hipersensitivitas) terhadap protein susu sapi, yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.

Di samping itu, alergi susu sapi ini kerap kali terjadi pada anak-anak yang memang sudah memiliki bakat alergi atau atopi yang diturunkan oleh orangtua.

"Apabila ada salah satu orangtua yang memiliki alergi, dia akan menurunkannya sebanyak 40 persen pada anak. Sementara, jika kedua orangtua alergi, 60 persen akan menurun ke anak. Dan jika kedua orangtua memiliki alergi yang sama, akan menurun ke anaknya sebanyak 80 persen," jelasnya.

Dampak alergi terhadap anak-anak

Budi mengungkapkan, bahwa alergi yang dialami oleh anak-anak perlu dikenali dan ditangani sedini mungkin. Karena apabila tidak, alergi dapat mengganggu tumbuh kembang si kecil.

Adapun dia juga menjelaskan beberapa dampak signifikan yang ditimbulkan alergi terhadap anak-anak.

• Kesehatan

Alergi pada anak-anak dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.

Selain itu, apabila anak-anak yang mengalami alergi bisa saja kekurangan nutrisi (malnutrisi) karena kebutuhan dietnya terhadap makanan yang tinggi.

• Gangguan tumbuh kembang

Anak dengan alergi cenderung memiliki gangguan pada tumbuh kembangnya karena mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat kekurangan nutrisi yang cukup.

Jadi tidak heran, jika anak dengan alergi akan mengalami penurunan prestasi di bidang akademik dan tidak seaktif teman-teman sebayanya.

• Masalah ekonomi

Di luar masalah kesehatan, orangtua yang memiliki anak-anak dengan alergi harus mengeluarkan biaya yang ekstra untuk pengobatannya.

Belum lagi, jika alergi membuat orangtua harus kehilangan pekerjaan karena sering tidak masuk kerja untuk mengurus anak akan menambahkan beban ekonomi.

• Psikologi

Masalah alergi tentu saja dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis orangtua dan anak karena dapat menurunkan kualitas hidup anak.

Sehingga, anak-anak menjadi tidak produktif di kehidupan sekolah dan permainannya. Dia juga mendapatkan banyak larangan makanan yang seharusnya bisa dikonsumsi di usianya tersebut.

Mengatasi alergi susu sapi

Meski begitu, orangtua diharapkan untuk tidak khawatir karena ada beberapa hal yang dapat dilakukan apabila mengetahui si kecil mengalami alergi susu sapi.

Pertama-tama, Budi menyarankan agar orangtua mulai mengenali tipe alergi anak, baik itu ringan, sedang, hingga berat.

Gejala alergi susu sapi yang ringan dan sedang biasanya ditandai dengan muntah, diare, konstipasi, anemia, dermatitis atopik, pilek, batuk kronik, dan mengi.

Lalu, anak yang mengalami alergi berat akan mengalami gejala-gejala seperti diare, muntah, nafsu makan menurun, anemia, dermatitis atopik berat, dan kesulitan bernapas.

Setelah mengetahui tipe alergi yang diderita si kecil, orangtua bisa langsung melakukan konsultasi kepada dokter spesialis anak atau ahli imunologi.

Hindari produk susu

Budi merekomendasikan agar anak-anak dengan alergi susu sapi tidak diberikan susu sapi dan semua produk turunannya.

"Kalau ada ibu yang sedang menyusui atau masih memberikan ASI, sebaiknya ibu juga tidak mengonsumsi susu sapi dan produk turunan lainnya," terangnya.

Tetapi, jika anak-anak tidak dapat mengonsumsi ASI karena indikasi medis, kita bisa memberikan susu formula yang terhidrolisis ekstensif, susu formula asam amino, atau susu formula isolat protein soya dari kacang kedelai, tergantung pada jenis alerginya.

"Bagi anak yang mengalami alergi dengan gejala ringan sampai sedang bisa diberikan susu formula isolat protein soya dan susu formula terhidrolisis ekstensif. Kalau yang gejala berat, berikan susu formula asam amino," imbuhnya.

Tingkat kesembuhan alergi terhadap protein susu sapi pada anak-anak ini sangat besar. Jadi, sebisa mungkin, orangtua perlu tanggap dalam mendukung penanganan alergi anak sejak dini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/01/082842820/si-kecil-alami-alergi-susu-sapi-ini-yang-harus-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke