Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak yang Hiperaktif Tidurnya Susah, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Istilah attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) mengacu pada gangguan pada anak, yang ditandai dengan munculnya perilaku hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian.

ADHD adalah gangguan jangka panjang yang terjadi pada masa kanak-kanak, dan gejalanya bisa berlanjut hingga remaja dan dewasa.

Gangguan ini ternyata juga dapat memengaruhi tidur pada anak, seperti dikatakan oleh psikolog klinis Michael Breus.

Menurut Breus, hampir 75 persen anak dengan gangguan ADHD atau hiperaktif mengalami kesulitan tidur di malam hari.

Tidak ada penyebab yang pasti dan spesifik akan hal tersebut, namun banyak ahli meyakini pengaruh ADHD pada ritme sirkadian anak-anak memengaruhi tidur mereka.

Dalam berbagai kasus, anak-anak dengan ADHD mengalami penundaan pelepasan melatonin dalam sistem tubuh, terutama di malam hari.

Ketika pelepasan alami melatonin dibuang, itu dapat menyebabkan masalah tidur pada anak.

Artinya, anak-anak yang menderita ADHD lebih cenderung mengalami kesulitan untuk mulai tidur dan tetap tertidur sepanjang malam.

Masalah ini diperparah ketika anak dengan ADHD menjadi lebih aktif di malam hari.

Hal tersebut bertentangan dengan perkembangan alami tubuh kita, yang dapat semakin menurunkan produksi melatonin dan ritme sirkadian.

Gangguan tidur lainnya dan ADHD

Dalam sebuah studi penelitian yang dimuat ke dalam jurnal Pediatrics, dokter menanyakan kepada para orangtua perihal kebiasaan tidur anak mereka dan gejala ADHD.

Kemudian, para peneliti memilih sampel anak-anak dengan gejala ADHD yang dilaporkan dan membuat kelompok kontrol untuk diteliti dalam studi tidur semalam.

Berdasarkan penelitian itu, hampir 25 persen anak dengan gejala ADHD juga menunjukkan gejala gangguan tidur atau sleep apnea, yang menyebabkan anak kekurangan oksigen saat tidur.

Anak-anak dengan gejala ADHD yang parah juga mengalami gangguan tidur selama siklus rapid eye movement (REM).

Dalam kedua kasus tersebut, gangguan tidur ini tampaknya menyebabkan peningkatan hiperaktif.

Dengan kata lain, gangguan tidur justru berujung pada timbulnya gejala ADHD.

Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menerima pengobatan untuk sleep apnea atau gangguan tidur lainnya melihat gejala ADHD yang dialami anak hampir semuanya menghilang.

Berdasarkan penelitian ini, banyak ahli medis memercayai kita mungkin terlalu cepat mendiagnosis ADHD pada anak-anak.

Sebaliknya, dokter harus terlebih dahulu memeriksa kemungkinan penyebab lain, seperti gangguan tidur.

Hal yang dapat dilakukan orangtua

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu dan ayah untuk membantu anak-anak dengan ADHD.

Pertama, orangtua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah ada masalah bawaan lain pada anak, seperti sleep apnea atau gangguan tidur REM yang dapat menyebabkan gejala hiperaktif muncul.

Karena banyak anak menunjukkan penurunan gejala mirip ADHD setelah menerima perawatan yang tepat, diagnosis yang benar dapat membantu anak tidur lebih nyenyak.

Jika tidak ada kondisi medis lain, orangtua dapat membantu anak dengan menerapkan waktu tidur yang konsisten.

Rutinitas yang ketat ini membantu memberi isyarat pada tubuh anak untuk beristirahat, yang membantu produksi melatonin secara alami.

Dalam menerapkan waktu tidur yang konsisten, anak juga harus dijauhkan dari perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur.

Kita dapat mematikan lampu kamar untuk membantu memberikan isyarat tidur alami bagi tubuh anak.

Konsultasi dengan dokter merupakan hal penting yang bisa dilakukan orangtua, sebelum mencoba pengobatan untuk ADHD atau gangguan tidur secara mandiri.

Para ahli meyakini ada banyak hubungan kuat antara tidur dan hiperaktif pada anak-anak.

Jika kita mengira anak mengalami masalah yang berhubungan dengan kesehatan, tanyakan kepada dokter tentang langkah yang dapat diambil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/09/115241120/anak-yang-hiperaktif-tidurnya-susah-kok-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke