Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Jenis Hama dan Penyakit yang Mengancam Tanaman Hidroponik

Adapun hidroponik adalah teknik bertani yang menggunakan air sebagai media tanamnya atau media suplai nutrisi.

Meski begitu, berkebun sayuran dengan cara hidroponik belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman akan selalu sehat tanpa risiko kematian akibat hama dan penyakit. Apalagi pada jika tanaman tidak ditutupi oleh atap atau naungan.

Menurut buku Hidroponik Sayuran: untuk Hobi dan Bisnis yang ditulis oleh Kunto Heribowo dan NS Budiana (2014), hama dan penyakit dapat menurunkan mutu dan produksi sayuran hidroponik yang kita tanam.

Oleh karena itu, diperlukan monitoring harian untuk mendeteksi kehadirannya. Dengan deteksi dini, maka biaya pestisida dapat ditekan serendah mungkin.

Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan cara manual, menanam tanaman atraktan, atau menggunakan biopestisida.

Beberapa jenis serangan hama dan penyakit pada tanaman hidroponik sayur, antara lain:

Serangan hama

1. Ulat perusak daun (Crocidolomia binotalis)

Ulat ini bisa merusak dan memakan daun muda dari tanaman hidroponik kita.

Gejala yang bisa diamati adalah bekas gigitan yang membuat daun berlubang seperti teranyam.

Kerusakan biasanya dimulai dari permukaan daun sebelah bawah.

Serangan berat biasanya terlihat tulang daun saja.

2. Ulat tritip (Plutella maculipennis)

Daun yang digigit oleh ulat tritip sering kali menyisakan bekas kerancang putih.

Jika dilihat lebih dekat, kerancang tersebut ternyata adalah kulit ari daun yag tersisa setelah dagingnya dimakan ulat.

Selanjutnya, daun akan menjadi berlubang.

3. Siput

Daun yang dimakan siput akan tampak berlubang tetapi tidak rata.

Sering pula dijumpai adanya alur-alur bekas lendir pada sayuran. Namun, serangan hama yang satu ini cukup jarang terjadi.

4. Ulat (Thepa javanica)

Hama ini biasa meninggalkan banyak lubang pada daun dan lubangnya bergerombol.

5. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Bagian pangkal batang yang diserang ulat ini akan terpotong hingga roboh, bahkan mati.

Serangan penyakit

1. Akar bengkak

Gejala penyakit ini adalah pembengkakan pada pangkal batang dari akar yang terinfeksi.

Penyebaranya melalui air, peralatan, dan bibit tanaman.

2. Bercak daun

Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daun-daun tua.

Secara tampilan, akan terdapat bercak-bercak berbentuk bulatan konsentris kecil berwarna abu-abu gelap yang meluas menjadi bercak bulat.

3. Busuk basah

Pada awalnya akan terjadi bercak basah dan lunak. Kemudian bercak membesar dan membusuk.

Jaringan yang membusuk punya bau yang khas.

Serangan ini dapat terjadi di tempat penyimpanan dan pengangkutan, tetapi bisa ditangani dengan pemanenan secara hati-hati.

4. Embun upas

Gejalanya biasa timbul di pembibitan.

Pada penyakit ini, akan terlihat jaringan di tulang-tulang daun yang menguning, mirip dengan kasus kekurangan unsur hara.

Bagian yang menguning lama-kelamaan berubah menjadi kecokelatan.

Jika daunnya dibalik, akan terdapat permukaan kapang abu-abu.

5. Rebah semai

Penyakit ini pada umumnya menyerang bibit.

Serangannya ditandai dengan bibit menjadi busuk sebelum tumbuh, bibit yang sudah tumbuh pangkalnya mendadak busuk sehingga roboh, hingga bibit tumbuh tapi kerdil.

Sementara serangan pad atanaman dewasa akan menyebabkan akarnya busuk.

6. Busuk daun

Jika melihat ada bercak basah tak beraturan pada daun dan batang, bisa jadi itu karena penyakit busuk daun.

Jika dibiarkan, kondisi ini akan membuat seluruh tanaman menjadi buruk.

Untuk menanggulanginya perlu dilakuakan pengaturan jarak tanam agar kelembapan berkurang dan melakukan penrgiliran jenis sayuran lain untuk memutuskan daur hidupnya.

7. Virus mozaik

Akibat penyakit ini, sayuran bisa menjadi kerdil dan daunnya tampak kering tidak beraturan.

Untuk menanggulanginya perlu digunakan bibit bebas virus.

Pengendalian hama dan penyakit

Secara umum, jika mau menyemprotkan pestisida pada tanaman, sebaiknya gunakan pestisida berbahan aktif berbeda secara selang-seling.

Tujuannya agar hama dan penyakit tidak kebal.

Jika intensitas serangan hama dan penyakit rendah, tidak perlu disemprot dengan pestisida melainkan cukup ditanggulangi dengan manual, seperti mengambil hama dengan pinset.

Pengendalian serangan hama dan penyakit bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/09/171600520/waspada-jenis-hama-dan-penyakit-yang-mengancam-tanaman-hidroponik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke