Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Bisa Memasak Penting Saat Studi di Luar Negeri?

KOMPAS.com - Kemandirian adalah hal yang wajib dimiliki saat berkuliah di luar negeri. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai adalah memasak untuk diri sendiri.

Kita tahu bahwa media sosial sedang membicarakan soal Putri Tanjung, putri konglomerat Chairul Tanjung yang mengaku masak dan mencuci sendiri selama kuliah di Amerika Serikat.

Banyak pro maupun kontra akan ujarannya ini. Sebagian mencemooh, sebagian lagi merasa kagum.

Banyak yang beranggapan jika hal itu tidak istimewa. Sudah sewajarnya seseorang memasak sendiri untuk memenuhi kebutuhannya, kata mereka.

Sebaliknya, adapula yang menganggap jika tindakan staf khusus presiden ini menunjukkan niatannya untuk lebih mandiri. Terlebih lagi ia terbiasa hidup nyaman selama di tanah air.

Memasak memang menjadi salah satu skill yang dibutuhkan jika ingin menjalani studi di luar negeri.

Namun memang kebanyakan anak muda belum bisa memasak ketika baru memulai kuliahnya.

Terlebih lagi jika selama ini terbiasa hidup bersama orangtua sehingga tak perlu memasak sendiri.

Masyarakat Indonesia juga dimudahkan dengan banyaknya penjual makanan di sekitar sehingga bisa membelinya kapan saja.

Kemudahan ini tidak akan begitu saja kita jumpai di negara lain. Khususnya negara seperti Eropa dan Amerika Serikat yang kerap jadi tujuan belajar anak muda Indonesia.

Membeli makan di restoran akan menjadi pengeluaran yang sangat tinggi dan bisa menyedot biaya hidup.

Margaretha Liliana Situmorang, salah satu mahasiswa yang sempat berkuliah di Swedia menjelaskan bahwa membeli makanan di negara tersebut sangat mahal.

Ia yang berangkat kuliah tanpa kemampuan memasak, pernah terpaksa hanya makan roti saja selama satu minggu.

"Waktu itu tidak bisa masak sama sekali, lihat dapur saja sudah langsung gugup," ujarnya seperti dikutip dari laman European Higher Education Fair.

Ia kemudian belajar memasak dari salah satu teman kuliahnya meskipun hanya menu sederhana. Dengan cara ini, menurutnya, ia belajar soal kemandirian untuk kebutuhan paling dasar sekaligus menghemat biaya hidup.

Mengacu pada British Council Foundation, memasak, sama seperti mencuci dan membersihkan rumah, menjadi faktor yang menentukan dalam kehidupan perkuliahan di luar negeri.

Memiliki kemampuan ini bisa sangat berpengaruh pada kehidupan finansial kita nantinya. Apalagi biaya asisten rumah tangga di Inggris sangat tinggi dan jarang didapati, karena itu sangat disarankan agar bisa memasak sendiri.

Faktor lain yang juga penting adalah studi di luar negeri biasanya mengharuskan kita tinggal di apartemen, asrama atau rumah tinggal bersama beberapa rekan sejawat.

Para penghuni biasanya membagi pekerjaan rumahan yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya. Jika salah satu tak bisa melakukannya, bisa diprediksi ini akan mengganggu hubungan penghuni rumah.

Manfaat lain dari memiliki kemampuan memasak adalah untuk menghilangkan perasaan rindu tanah air. Banyak orang yang sulit beradaptsi dengan lingkungan baru sehingga mengganggu studinya.

Hal ini salah satunya karena tidak cocok dengan jenis makanan di negara yang ditinggalinya. Selain itu, kadangkala muncul perasaan rindu teramat sangat dengan makanan lokal.

Jika sudah begitu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memasak sendiri menu yang diinginkan. Harap diingat pula jika tidak semua kota di Eropa atau Amerika memiliki restoran makanan Indonesia.

Jika pun ada, harganya selangit karena bahan bakunya sulit didapatkan di negeri yang jauh itu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/15/062122420/mengapa-bisa-memasak-penting-saat-studi-di-luar-negeri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke