Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Hal soal Buku Homo Deus, Buku yang Ramai Dibahas di Twitter

KOMPAS.com - Buku berjudul Homo Deus; A Brief History of Tommorow ramai diperbincangkan di Twitter karena jadi objek flexing. Katanya, membahas buku ini saat kencan pertama bisa meningkatkan daya tarik seseorang.

Dibandingkan obrolan soal makan dan aktivitas harian yang membosankan, bahasan soal isi buku ini jauh lebih berkesan.

Dalam waktu singkat, twit ini mendapatkan beragam respon dari warganet. Banyak yang menilai ini hanya sekedar pamer dan omong kosong belakang.

Opini yang berkembang, ketimbang tema kontroversial seperti yang diulas di buku Harari ini, buku-buku bertema ringan akan jadi pembicaraan yang lebih menyenangkan

Beberapa warganet berpendapat akan langsung ilfeel pada seseorang yang membahas buku 'seberat' karya penulis Yuval Noah Harari ini.

Untuk lebih memahami soal isi buku ini, ketahui lima hal soal salah bacaan yang masuk dalam New York Times Bestselling ini. 

  • Membahas soal penggunaan teknologi

Inti dari buku Homo Deus adalah bagaimana peradaban mulai didominasi dengan teknologi baru yang perlahan menjadikan manusia terasa bagaikan dewa.

Salah satu yang disorot soal penggunaan kecerdasan buatan dan rekayasa genetika. Penulis juga membahas jika kelaparan, perang dan wabah penyakit sudah semakin bisa dikendalikan oleh manusia.

Sebaliknya, masih banyak tantangan lain yang dihadapi oleh peradaban termasuk bagaimana kemajuan yang diciptakan malah merusak manusia.

Salah satu contoh yang diutarakannya ialah kini lebih banyak manusia mati karena obesitas dibandingkan kelaparan, hal yang ironis jika dibandingkan masa lalu.

  • Sekuel dari Homo Sapiens

Buku ini merupakan lanjutan karya sebelumnya yang berjudul Homo Sapiens dari penulis yang sama. Buku yang juga sangat populer ini membahas soal bagaimana manusia bisa menjadi pemuncak dari evolusi berbagai ras yang ada di dunia.

Buku berjudul Homo Sapiens: a Brief History of Humankind ini menjabarkan sejarah manusia dari masa evolusi sampai berbagai inovasi yang terjadi dalam peradaban.

Berdasarkan ilmu biologi, antropologi, palenotologi dan ekonomi, Harari menggambarkan bagaimana sejarah telah membentuk manusia seperti yang ada sekarang.

  • Bagian dari trilogi

Diterbitkan pertama kali tahun 2016, Homo Deus sebenarnya punya lanjutanya yang berjudul 21 Lessons for 21st Century yang terbit dua tahun setelahnya.

Trilogi ini memotret soal perjalanan peradaban manusia sejak awal evolusi, kehidupan masa kini dan prediksinya akan perkembangan teknologi di masa depan.

Karena itulah, buku ketiga membahas soal berbagai masalah yang kita rasakan saat ini. Misalnya soal bagaimana perkembangan hoax yang begitu pesat dan isu kerahasiaan data yang semakin tak terkontrol di era internet ini.

  • Ditulis oleh profesor sejarah

Penulis buku ini, Yuval Noah Harari, merupakan akademisi dari Departemen Sejarah di Universitas Hebrew Yerusalem. Sejak lulus dari Oxford pada 2002 lalu, pria berkebangsaan Israel ini mulai melanjutkan kiprahnya di ilmu ini.

Spesialisasi keilmuannya berkisar pada tema sejarah dunia, sejarah militer dan abad pertengahan. Buku-buku yang ditulisnya merangkum bagaimana ketiga ilmu tersebut berpadu dalam tulisan yang berhasil menyihir jutaan pembacanya.

Ia kini juga fokus pada penelitian makro sejarah termasuk keterkaitannya dengan ilmu biologi, efek psikologis, dan arah sejarah itu sendiri.

  • Salah satu bacaan favorit Bill Gates

Popularitas buku ini bukan hanya karena temanya yang provokatif namun juga karena menjadi favorit miliarder dunia, Bill Gates. Ia kerap menyebutkannya sebagai salah satu bacaan kesukaannya dalam berbagai wawancara.

Meski tak sepenuhnya setuju dengan pemikiran si penulis, Gates menilai buku ini menantang, enak dibaca dan mengajak kita berpikir lebih kritis.

Isi buku ini, menurutnya, mengajak kita berpikir kembali soal perkembangan peradaban manusia dan nilai-nilai yang berhasil diwujudkan selama ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/15/115000120/5-hal-soal-buku-homo-deus-buku-yang-ramai-dibahas-di-twitter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke