Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Riset untuk Menulis Novel agar Menarik

Riset adalah salah satu tahap penting dalam menulis, salah satunya dalam menulis novel. Cerita dalam novel akan terasa kurang menarik dan berkesan jika risetnya tidak dilakukan dengan baik dan mendalam.

Meskipun sumber ide tulisanmu adalah dari pengalaman sendiri, riset pun dibutuhkan untuk memberikan informasi tambahan yang bisa memperkaya tulisan.

Mungkin kata “riset” terdengar berat, tetapi sebetulnya bisa dilakukan dengan cara sederhana.

Tips riset untuk menulis novel

Bingung cara riset yang baik untuk menulis novel? Ini dia 4 tips praktis untuk kamu yang ingin melakukan riset agar tulisanmu menjadi menarik dan berkesan di hati pembaca:

1. Memperkaya bacaan
Sumber ide dan informasi untuk menulis novel tidak selalu datang dari bacaan fiksi, tetapi juga bacaan nonfiksi, berita, bahkan komik. Kita akan terpapar dengan berbagai gaya tulisan, topik, dan perspektif.

Dengan membaca komik, kita bisa mengeksplorasi cerita yang sederhana dengan karakter yang kuat. Begitu pula dengan membaca berita, kita bisa mengetahui sebab dan akibat dari suatu peristiwa besar. Informasi seperti itu yang bisa membuat tulisan kita semakin kaya.

2. Riset melalui berbagai medium
Melakukan riset untuk menulis novel bukan berarti hanya melakukan riset melalui bacaan. Kita juga bisa melakukan riset melalui media audiovisual seperti film dan video YouTube. Selain itu, bisa juga melalui media audio seperti podcast.

Sekarang ini, banyak content creator yang juga seorang ahli atau profesional sehingga kita bisa mendapatkan insights dari konten-konten yang mereka buat. Kita juga bisa melakukan riset melalui film zaman dulu jika ingin membuat cerita sejarah ataupun melalui film luar negeri jika ingin membuat cerita berlatar luar negeri.

3. Jangan hanya mengandalkan internet
Memang, sekarang zamannya sudah serba mudah. Kalau ingin mencari tahu tentang suatu hal, kita hanya perlu mengetik di mesin pencari di internet. Namun, kita perlu ingat kalau data dan informasi yang kita dapatkan di internet tidak semuanya bisa dipercaya, valid, dan lengkap.

Untuk bisa mendapatkan data dan pengetahuan yang mendalam, dibutuhkan riset langsung, seperti wawancara dan observasi langsung.

Kita tidak akan bisa membuat pembaca seakan-akan berada di Paris jika kita sendiri belum pernah ke Paris. Oleh karena itu, kita butuh untuk mewawancarai orang yang pernah tinggal di Paris agar tulisan kita menjadi nyata.

4. Mengamati lingkungan sekitar
Biasanya, kita akan berpikir jauh-jauh ketika ingin riset. Padahal, sumber informasi bisa kita dapatkan hanya dengan mengamati lingkungan sekitar kita, lho! Selain mudah, kita juga bisa melihat langsung gerak-gerik, emosi, dan respons makhluk hidup ketika dihadapkan dengan suatu peristiwa.

Kita bisa mengamati reaksi dan emosi teman kita ketika sedang jatuh cinta, reaksi adik kita ketika dibelikan mainan baru, hingga reaksi tubuh kita sendiri ketika sedang sakit. Dengan informasi seperti itu, kita bisa menulis narasi dengan kesan yang personal dan mendalam.

5. Tentukan batas cakupan riset
Riset yang mendalam memang diperlukan untuk membuat novel yang melekat di hati pembaca. Namun, kita perlu membatasi cakupannya agar risetnya menjadi efisien. Jika kita melakukan banyak riset tetapi tidak banyak memberikan kontribusi untuk novel kita, tentunya akan membuang waktu saja.

Dengan membatasi cakupan riset, kita bisa membuat strategi terkait objek atau topik yang akan diriset hingga linimasa risetnya. Riset kita pun akan menjadi lebih terarah sehingga lebih mudah untuk dibentuk menjadi sebuah cerita.

Untuk novelnya berjudul “Saha Mansion”, ia menghabiskan waktu 7 tahun untuk riset dan menulisnya.

Inspirasi untuk menulis karya ini juga didapatkan dari banyak hal, mulai dari kebijakan negara yang ia tinggali hingga negara di Federasi Rusia.

Nama “Saha Mansion” sendiri terinspirasi dari Republik Sakha, sebuah negara di Federasi Rusia dengan suhu udara terendah mencapai -70 derajat Celcius.

Meski begitu, negara tersebut konon memiliki setengah persediaan berlian di seluruh dunia.

Novel ini bercerita tentang sebuah kota atau negara bernama Town yang memiliki 3 kelas masyarakat. Pertama, ada kelompok L yang merupakan warga resmi dengan status finansial tertentu. Kedua, ada kelompok L2 yang bukan merupakan penduduk resmi tetapi memiliki izin tinggal sementera.

Yang terakhir, ada kelompok Saha yang terdiri dari para imigran gelap, korban kekerasan, difabel, dan orang-orang dengan status finansial rendah. Mereka tidak diakui dan tinggal di sebuah Saha Mansion.

Latar Saha Mansion sendiri terinspirasi dari pemukiman kumuh di Hong Kong bernama Kowloon Walled City yang diruntuhkan pada tahun 1983. Selain itu, penggambaran Town juga hasil dari risetnya pada kota-kota pusat bisnis yang ada di Korea Selatan, seperti Geoje, Ulsan, dan Changwon.

Karakter dari penduduk Town juga hasil dari risetnya, salah satunya dari kejadian pandemi MERS dan H1N1. Karena risetnya mendalam, karakter yang dihasilkan pun kompleks dan kuat.

Sebelumnya, Cho Nam-Joo menuliskan novel “Kim Ji-Yeong, Born 1982” yang diadaptasi menjadi film. Novel tersebut juga sukses menjadi mega best seller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Penasaran bagaimana hasil novel dengan riset bertahun-tahun. Kamu bisa membeli novel “Saha Mansion” karya Cho Nam-Joo di website Gramedia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/18/111629520/tips-riset-untuk-menulis-novel-agar-menarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke