Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siti Nurhaliza Lahirkan Bayi Tabung di Usia 42 Tahun, Apa Risikonya?

KOMPAS.com - Penyanyi Siti Nurhaliza melahirkan anak keduanya melalui program bayi tabung pada usia 42 tahun.

Usia tersebut bagi sebagian besar orang mungkin dirasa sudah terlalu tua untuk bereproduksi. Namun teknologi kesehatan saat ini memungkinnya, salah satunya dengan bayi tabung.

Prosedur fertilisasi in vitro (IVF) alias bayi tabung adalah metode reproduksi yang kerap dijadikan pilihan bagi pasangan dengan masalah kesuburan.

Selain itu, ini juga jadi opsi bagi pasangan usia lanjut untuk mendapatkan buah hati.

Proses ini dilakukan dengan mengambil sel telur matang dan dikumpulkan di ovarium untuk diambil ke laboratorium dan dibuahi sperma. Sel telur yang sukses dibuahi kemudian menjadi embrio dan dipindahkan ke rahim.

Prosesnya memakan waktu lama dan biaya yang cukup besar sehingga melelahkan bagi banyak pasangan. Selain itu, program bayi tabung juga tidak terjamin 100% sukses.

Ada banyak faktor yang menentukan seperti usia, kondisi kesehatan dan kualitas sel telur.

Dikutip dari laman Infertile, wanita berusia di atas 40 tahun memiliki sangat sedikit sel telur.

Karena itu responnya bisa lebih rendah terhadap stimulasi ovarium konvensional sehingga tingkat kesuksesannya juga turun.

Hanya saja, masih memungkinkan bagi mereka untuk menjalani program bayi tabung dengan sel telurnya sendiri.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lembaga kesehatan di Amerika Serikat, menyebutkan usia bisa sangat menentukan kesuksesan program bayi tabung.

Lembaga ini melakukan riset tahun 2017 dengan menggunakan telur non-donor, per pengambilan telur dan bukan per siklus.

Hasilnya, persentase kelahiran hidup per pengambilan telur mencapai 26,7% untuk wanita usia 38 sampai 40 tahun.

Sedangkan wanita berusia 41 sampai 42 tahun hanya berpeluang sebesar 13,8% dan persentase wanita berusia 43 tahun ke atas hanya sebesar 4,2%.

Bisa dilihat jika menggunakan sel telur sendiri, tingkat keberhasilannya menurun dratis setelah usia 40 tahun.

Meski demikian, angka itu berlaku hanya untuk satu siklus IVF saja. Jika ingin meningkatkan peluangnya, kita bisa menjalani beberapa siklus meski memang tidak mudah.

Penelitian yang diterbitkan tahun 2015 menunjukkan angka kelahiran hidup untuk siklus pertama IVF adalah 29,5%. Melalui upaya keempat, tingkat keberhasilan tetap di atas 20%.

Sedangkan dengan siklus ke- enam maka 65,3% wanita akan mencapai kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan adanya peningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung seiring banyaknya siklus yang dijalani. 

Fakta tersebut jelas ada kaitannya dengan kualitas telur yang diproduksi tubuh wanita. Advanced Fertility Center of Chicago, menyatakan sangat sedikit" wanita berusia di atas 44 tahun yang masih subur.

Bahkan jika mereka mencapai usia menopause, maka kehamilan tidak mungkin lagi terjadi.

Selain itu, menjalani program IVF di usia lajut juga tidak disarankan untuk kebanyakan wanita. Meskipun dokter akan memastikannya lewat pemeriksaan kesehatan lebih lanjut, secara umum risikonya lebih tinggi.

American Society of Reproductive Medicine merekomendasikan program IVF dilakukan dalam usia yang masih produktif.

Pasalnya, wanita di atas 40 tahun yang menggunakan IVF memiliki tingkat preeklamsia, diabetes gestasional, prematur, dan persalinan sangat prematur yang lebih tinggi, seperti dikutip dari Business Insider South Africa.

Meski demikian, tak ada salahnya berupaya untuk mendapatkan buah hati meski sudah memasuki usia matang. Namun pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter agar tetap aman bagi kesehatan ibu dan bayi nantinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/20/150457120/siti-nurhaliza-lahirkan-bayi-tabung-di-usia-42-tahun-apa-risikonya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke